PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI)
KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI)
TAHUN 2010
"Terang yang sesungguhnya sedang datang ke dalam dunia"
(bdk. Yoh. 1:9)
Saudara-saudari yang terkasih,
segenap umat Kristiani Indonesia di mana pun berada,
Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.
1. Pada saat ini kita semua sedang berada di dalam suasana merayakan kedatangan Dia, yang mengatakan: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup"1. Dalam merenungkan peristiwa ini, rasul Yohanes dengan tepat mengungkapkan: "Terang yang sesungguhnya itu sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya"2. Suasana yang sama juga meliputi perayaan Natal kita yang terjalin dan dikemas untuk merenungkan harapan itu dengan tema: "Terang yang sesungguhnya sedang datang ke dunia".
2. Saudara-saudari terkasih,
Kita bersyukur boleh hidup dalam suatu negara yang secara konstitusional menjamin kebebasan beragama. Namun akhir-akhir ini gejala-gejala kekerasan atas nama agama semakin tampak dan mengancam kerukunan hidup beragama dalam masyarakat. Hal ini mencemaskan pihak-pihak yang mengalami perlakuan yang tidak wajar dalam masyarakat kita. Kita semakin merasa risau akan perkembangan "peradaban" yang mengarus-utamakan jumlah penganut agama; "peradaban" yang memenangkan mereka yang bersuara keras berhadapan dengan mereka tidak memiliki kesempatan bersuara; "peradaban" yang memenangkan mereka yang hidup mapan atas mereka yang terpinggirkan. Peradaban yang sedemikian itu pada gilirannya akan menimbulkan perselisihan, kebencian dan balas dendam: suatu peradaban yang membuahkan budaya kematian dari pada budaya cinta yang menghidupkan.
Keadaan yang juga mencemaskan kita adalah kehadiran para penanggungjawab publik yang tidak sepenuhnya memperjuangkan kepentingan rakyat kebanyakan. Para penanggungjawab publik memperlihatkan kinerja dan moralitas yang cenderung merugikan kesejahteraan bersama. Sorotan media massa terhadap kinerja penanggungjawab publik yang kurang peka terhadap kepentingan masyarakat, khususnya yang terungkap dengan praktek korupsi dan mafia hukum hampir di segala segi kehidupan berbangsa, sungguh-sungguh memilukan dan sangat memprihatinkan, karena itu adalah kejahatan sosial.
Kenyataan ini yang berlawanan dengan keadaan masyarakat yang semakin jauh dari sejahtera, termasuk sulitnya lapangan kerja, semakin memperparah kemiskinan di daerah pedesaan dan perkotaan. Keadaan ini diperberat lagi oleh musibah dan bencana yang sering terjadi, baik karena faktor murni alami maupun karena dampak campurtangan kesalahan manusiawi, terutama dalam penanganan dan penanggulangannya. Sisi-sisi gelap dalam peradaban masyarakat kita dewasa ini membuat kita semakin membutuhkan Terang yang sesungguhnya itu.
Terang yang sesungguhnya, yaitu Yesus Kristus menjelma menjadi manusia, sudah datang ke dalam dunia. Walaupun banyak orang menolak Terang itu, namun Terang yang sesungguhnya ini membawa pengharapan sejati bagi umat manusia. Di tengah kegelapan, Terang itu menumbuhkan pengharapan bagi mereka yang menjadi korban ketidakadilan. Bahkan di tengah bencana pun muncul kepedulian yang justru melampaui batas-batas suku, agama, status sosial dan kelompok apa pun. Terang itu membawa Roh yang memerdekakan kita dari pelbagai kegelapan, sebagaimana dikatakan oleh Penginjil Lukas: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang"3.
Natal adalah tindakan nyata Allah untuk mempersatukan kembali di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu yang telah diciptakan-Nya4. Semua yang dilihat-Nya baik adanya itu5, yang telah dirusakkan dan diceraiberaikan oleh kejahatan manusia, menemukan dirinya di dalam Terang itu. Oleh karena itu, dengan menyambut dan merayakan Natal sebaik-baiknya, kita menerima kembali, dan demikian juga menyatukan diri kita dengan karya penyelamatan Allah yang baik bagi semua orang.
Di dalam merayakan Natal sekarang ini, kita semua kembali diingatkan, bahwa Terang sejati itu sedang datang dan sungguh-sungguh ada di dalam kehidupan kita. Terang itu, Yesus Kristus, berkarya dan membuka wawasan baru bagi kesejahteraan umat manusia serta keutuhan ciptaan. Inilah semangat yang selayaknya menjiwai kita sendiri serta suasana di mana kita sekarang sedang menjalani pergumulan hidup ini.
3. Saudara-saudari terkasih,
Peristiwa Natal membangkitkan harapan dalam hidup dan sekaligus memanggil kita untuk tetap mengupayakan kesejahteraan semua orang. Kita juga dipanggil dan diutus untuk menjadi terang yang membawa pengharapan, dan terus bersama-sama mencari serta menemukan cara-cara yang efektif dan manusiawi untuk memperjuangkan kesejahteraan bersama.
� Bersama Rasul Paulus, kami mengajak seluruh umat kristiani di tanah air tercinta ini: "Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan"6, karena dengan membalas kejahatan dengan kejahatan, kita sendirilah yang dikalahkannya.
� Selanjutnya kita wajib ikut serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur, bahkan melalui usaha-usaha kecil tetapi konkrit seperti menjalin hubungan baik dengan sesama warga masyarakat demi kesejahteraan bersama. Kita turut menjaga dan memelihara serta melestarikan lingkungan alam ciptaan, antara lain dengan menanam pohon dan mengelola pertanian selaras alam, dengan tidak membuang sampah secara sembarangan; mempergunakan air dan listrik seperlunya, mempergunakan alat-alat rumahtangga yang ramah lingkungan.
� Dalam situasi bencana seperti sekarang ini kita melibatkan diri secara proaktif dalam pelbagai gerakan solidaritas dan kepedulian sosial bagi para korban, baik yang diprakarsai gereja, masyarakat maupun pemerintah.
� Marilah kita memantapkan penghayatan keberimanan kristiani kita, terutama secara batiniah, sambil menghindarkan praktik-praktik ibadat keagamaan kita secara lahiriah, semu dan dangkal. Hidup beragama yang sejati bukan hanya praktik-praktik lahiriah yang ditetapkan oleh lembaga keagamaan, melainkan berpangkal pada hubungan yang erat dan mesra dengan Allah secara pribadi.
Akhirnya, marilah kita menyambut dan merayakan kedatangan-Nya dalam kesederhanaan dan kesahajaan penyembah-penyembahNya yang pertama, yakni para gembala di padang Efrata, tanpa jatuh ke dalam perayaan gegap gempita yang lahiriah saja. Marilah kita percaya kepada Terang itu yang sudah bermukim di antara kita, supaya kita menjadi anak-anak Terang7.Dengan demikian perayaan Natal menjadi kesempatan mulia bagi kita untuk membangkitkan dan menggerakkan peradaban kasih sebagai tanda penerimaan akan Terang itu dalam lingkungan kita masing-masing. Dengan pemikiran serta ungkapan hati itu, kami mengucapkan:
SELAMAT NATAL 2010 DAN TAHUN BARU 2011
Jakarta, 12 November 2010
Atas nama
PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI)
Pdt. Dr. A.A. Yewangoe
Ketua Umum
Pdt. Gomar Gultom, M.Th.
Sekretaris Umum
KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI),
Mgr. M.D. Situmorang OFMCap.
Ketua
Mgr. J.M. Pujasumarta
Sekretaris Jenderal
Catatan Kaki :
[1]Yoh.8:12; [2]Lih.Yoh.1:9-11; [3]Luk.4:18-19; [4]Lih.Ef.1:10; [5]Lih.Kej.1:10; [6]Rom.12:21; [7]Lih.Yoh.12:36.
oleh: Romo Francis J. Peffley
Bejana-bejana Suci adalah perangkat dan wadah yang dipergunakan dalam perayaan-perayaan liturgis. Dalam Ritus Latin bejana-bejana suci itu ialah piala, patena, sibori, piksis, monstrans - lunulla (jepitan untuk SMK) - custodia (rumah kaca SMK), yang bersentuhan langsung dengan Sakramen Mahakudus. Bejana-bejana lain yang dipergunakan dalam liturgi adalah ampul, lavabo, turibulum, navikula dan aspergil. Segala perangkat liturgis ini wajib diperlakukan dengan hormat.
PIALA, dalam bahasa Latin disebut �calix� yang berarti �cawan�, adalah yang tersuci di antara segala bejana. Piala adalah cawan yang menjadi wadah anggur untuk dikonsekrasikan, dan sesudah konsekrasi menjadi wadah Darah Mahasuci Kristus. Piala harus dibuat dari logam mulia. Piala melambangkan cawan yang dipergunakan Tuhan kita pada Perjamuan Malam Terakhir di mana Ia untuk pertama kalinya mempersembahkan Darah-Nya; piala melambangkan cawan Sengsara Kristus (�Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku,� Mrk 14:36); dan yang terakhir, piala melambangkan Hati Yesus, dari mana mengalirlah Darah-Nya demi penebusan kita.
PURIFIKATORIUM, berasal dari bahasa Latin �purificatorium�, adalah sehelai kain lenan putih berbentuk segi empat untuk membersihkan piala, sibori dan patena. Sesudah dipergunakan, purifikatorium dilipat tiga memanjang dan diletakkan di atas piala.
PATENA, berasal dari bahasa Latin �patena� yang berarti �piring�, adalah piring di mana hosti diletakkan. Patena, yang sekarang berbentuk bundar, datar, dan dirancang untuk roti pemimpin Perayaan Ekaristi, aslinya sungguh sebuah piring. Dengan munculnya roti-roti kecil yang dibuat khusus untuk umat yang biasanya disimpan dalam sibori, fungsi dari patena sebagai piring menghilang; maka bentuknya menjadi lebih kecil dan sejak abad kesebelas sudah dalam ukuran seperti sekarang. Menurut Pedoman Umum Misale Romawi (2000), untuk konsekrasi hosti, sebaiknya digunakan patena yang besar, di mana ditampung hosti, baik untuk imam dan diakon, maupun untuk para pelayan dan umat (No. 331). Patena, yang biasa diletakkan di atas piala, hendaknya dibuat serasi dengan pialanya, dari bahan yang sama dengan piala, yaitu dari emas atau setidak-tidaknya disepuh emas.
PALLA, berasal dari bahasa Latin �palla corporalis� yang berarti �kain untuk Tubuh Tuhan�, adalah kain lenan putih yang diperkeras, sehingga menjadi kaku seperti papan, bentuknya bujursangkar, dipergunakan untuk menutupi piala. Palla melambangkan batu makam yang digulingkan para prajurit Romawi untuk menutup pintu masuk ke makam Yesus.
KORPORALE, berasal dari bahasa Latin �corporale�, adalah sehelai kain lenan putih berbentuk bujursangkar dengan gambar salib kecil di tengahnya; seringkali pinggiran korporale dihiasi dengan renda. Korporale adalah yang terpenting dari antara kain-kain suci. Dalam perayaan Ekaristi, imam membentangkan korporale di atas altar sebagai alas untuk bejana-bejana suci roti dan anggur. Setelah selesai dipergunakan, korporale dilipat menjadi tiga memanjang, lalu dilipat menjadi tiga lagi dari samping dan ditempatkan di atas piala.
SIBORI, berasal dari bahasa Latin �cyborium� yang berarti �piala dari logam�, adalah bejana serupa piala, tetapi dengan tutup di atasnya. Sibori adalah wadah untuk roti-roti kecil yang akan dibagikan dalam Komuni kepada umat beriman. Sibori dibuat dari logam mulia, bagian dalamnya biasa dibuat dari emas atau disepuh emas.
PIKSIS, berasal dari bahasa Latin �pyx� yang berarti �kotak�, adalah sebuah wadah kecil berbentuk bundar dengan engsel penutup, serupa wadah jam kuno. Piksis biasanya dibuat dari emas. Piksis dipergunakan untuk menyimpan Sakramen Mahakudus, yang akan dihantarkan kepada mereka yang sakit, atau yang akan ditahtakan dalam kebaktian kepada Sakramen Mahakudus.
MONSTRANS, berasal dari bahasa Latin �monstrans, monstrare� yang berarti �mempertontonkan�, adalah bejana suci tempat Sakramen Mahakudus ditahtakan atau dibawa dalam prosesi.
AMPUL adalah dua bejana yang dibuat dari kaca atau logam, bentuknya seperti buyung kecil dengan tutup di atasnya. Ampul adalah bejana-bejana dari mana imam atau diakon menuangkan air dan anggur ke dalam piala. Selalu ada dua ampul di atas meja kredens dalam setiap Misa.
LAVABO, berasal dari bahasa Latin �lavare� yang berarti �membasuh�, adalah bejana berbentuk seperti buyung kecil, atau dapat juga berupa mangkuk, tempat menampung air bersih yang dipergunakan imam untuk membasuh tangan sesudah persiapan persembahan. Sebuah lap biasanya menyertai lavabo untuk dipergunakan mengeringkan tangan imam.
TURIBULUM (disebut juga Pedupaan), berasal dari bahasa Latin �thuris� yang berarti �dupa�, adalah bejana di mana dupa dibakar untuk pendupaan liturgis. Turibulum terdiri dari suatu badan dari logam dengan tutup terpisah yang menudungi suatu wadah untuk arang dan dupa; turibulum dibawa dan diayun-ayunkan dengan tiga rantai yang dipasang pada badannya, sementara rantai keempat digunakan untuk menggerak-gerakkan tutupnya. Pada turibulum dipasang bara api, lalu di atasnya ditaburkan serbuk dupa sehingga asap dupa membubung dan menyebarkan bau harum. Dupa adalah harum-haruman yang dibakar pada kesempatan-kesempatan istimewa, seperti pada Misa yang meriah dan Pujian kepada Sakramen Mahakudus.
NAVIKULA (disebut juga Wadah Dupa) adalah bejana tempat menyimpan serbuk dupa. Dupa adalah getah yang harum dan rempah-rempah yang diambil dari tanam-tanaman, biasanya dibakar dengan campuran tambahan guna menjadikan asapnya lebih tebal dan aromanya lebih harum. Asap dupa yang dibakar naik ke atas melambangkan naiknya doa-doa umat beriman kepada Tuhan. Ada pada kita catatan mengenai penggunaan dupa bahkan sejak awal kisah Perjanjian Lama. Secara simbolis dupa melambangkan semangat umat Kristiani yang berkobar-kobar, harum mewangi keutamaan-keutamaan dan naiknya doa-doa dan perbuatan-perbuatan baik kepada Tuhan.
ASPERGILUM, berasal dari bahasa Latin �aspergere� yang berarti �mereciki�, adalah sebatang tongkat pendek, di ujungnya terdapat sebuah bola logam yang berlubang-lubang, dipergunakan untuk merecikkan air suci pada orang atau benda dalam Asperges dan pemberkatan. Bejana Air Suci adalah wadah yang dipergunakan untuk menampung air suci; ke dalamnya aspergilum dicelupkan.
SACRAMENTARIUM atau Buku Misa adalah buku pegangan imam pada waktu memimpin perayaan Ekaristi, berisi doa-doa dan tata perayaan Ekaristi. LECTIONARIUM atau Buku Bacaan Misa adalah buku berisi bacaan-bacaan Misa dari Kitab Suci. EVANGELIARIUM adalah Buku Injil.
WADAH RELIKUI adalah bejana di mana relikui disegel dan disimpan. Sebagian besar relikui-relikui kecil disimpan dalam suatu wadah bundar dengan gagang dan kaki, serupa montrans kecil. Relikui tidak boleh dipertontonkan untuk penghormatan umat beriman terkecuali jika ditempatkan dalam wadah reliqui.
sumber : �Sacred Vessels� by Father Peffley; Father Peffley's Web Site; www.transporter.com/fatherpeffley
tambahan : �Kamus Liturgi Sederhana� oleh Ernest Maryanto; Penerbit Kanisius 2004
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: �diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Francis J. Peffley.�
Sebagai calon anggota misdinar, khususnya misdinar paroki Santo Herkulanus, senantiasa diberikan pembekalan pengetahuan tentang liturgi dan segala sesuatu yang terkait dengan liturgi dan ekaristi. Tulisan ini menjadi bahan dasar pada pertemuan pertama pembekalan calon misdinar. Dalam tulisan ini memuat tentang pengetahuan dasar tentang seputar gereja.
1. Menara & Lonceng Gereja
Menara adalah tempat untuk menggantungkan lonceng gereja. Lonceng gereja digunakan untuk mengundang umat beribadat. Kebanyakan gereja di Indonesia sekarang hanya menempatkan lonceng gereja di dalam bangunan gereja. Lonceng gereja tidak dibunyikan pada hari Kamis Putih dan Jumat Agung sebagai tanda berkabung atas sengsara dan wafat Kristus.
2. Tabernakel
Tabernakel adalah Rumah Allah tempat menyimpan Sakramen Mahakudus. Tabernakel menjadi model �kemah� teragung di mana kelak kita akan tinggal bersama Allah untuk selamanya. Di gereja, Tabernakel adalah tempat menyimpan Tubuh Kristus. Kata Tabernakel berasal dari bahasa latin �tabernakulum� yang berarti �kemah� atau �tenda�. Tabernakulum Dei = Kemah Tuhan.
3. Lampu Tuhan / Lampu Suci
Lampu suci adalah lampu merah yang terus menyala di dekat tabernakel sebagai tanda bahwa dalam tabernakel disimpan Sakramen Mahakudus.
4. Panti Imam
Panti imam adalah tempat imam memimpin perayaan liturgi.
5. Sedilia
Sedilia adalah tempat duduk imam dan para pembantunya saat misa. Ada sedilia untuk imam dan ada sedilia untuk misdinar.
6. Kredens
Kredens adalah meja kecil di panti imam yang digunakan untuk menyimpan atau menaruh calix, piala, sibori, ampula, lavabo, dll.
7. Sakristi
Sakristi adalah ruangan tempat menyimpan alat-alat misa dan tempat persiapan misa bagi iman dan para pembantunya. Terletak di samping atau dibelakang panti imam.
8. Altar
Altar adalah meja kurban, yaitu tempat mempersembahkan Kurban Kristus. Asal katanya adalah antara �alta ara� = �altar yang tinggi� atau �alta ras� = �hal yang tinggi�.
9. Ambo (mimbar)
Ambo berasal dari bahasa Yunani �anabainein� yang berarti �naik, bergerak dari bawah ke atas�. Ambo digunakan sebagai tempat pembacaan Kitab Suci, homili, pendarasan mazmur dan doa umat.
10. Katedra
Katedra berasal dari bahasa latin dan yunani �cathedra� artinya �tahta�. Katedra merupakan tahta uskup yang hanya ada di gereja Katedral, katedra adalah tempat duduk uskup saat memimpin misa.
11. Confiteorium atau kamar pengakuan
Confiteorium adalah kamar atau ruang untuk menerima Sakramen Pengakuan Dosa. Kamar Pengakuan dibagi menjadi dua: ruangan untuk imam dan ruangan untuk orang yang hendak mengaku dosa.
12. Panti Umat
Panti umat adalah tempat bangku atau kursi untuk umat.
13. Pieta.
Pieta adalah ruang doa dimana terdapat patung pieta. Pieta berarti �Bunda Maria menggendong jenasah Yesus�.
14. Prie-Dieu / Tempat Berlutut
Kata "prie-dieu" berasal dari bahasa Perancis yang artinya "berdoa" dan "Tuhan". Prie-dieu adalah tempat berlutut di hadapan Tuhan, kita mengandalkan Dia untuk mengendalikan dan menguasai kita sepenuhnya. Berlutut adalah ungkapan rasa cinta dan hormat.
15. Apsis
Sayap gereja.
16. Pintu Bassilika.
Pintu besar gereja Katedral.
17. Baptisterium.
Tempat untuk dipakai sakramen pembaptisan.
Pada hari Minggu tanggal 7 November 2010 telah dilakukan pelantikan anggota misdinar Paroki Santo Herkulanus yang baru. Pelantikan diselenggarkan dalam upacara Misa Minggu pagi oleh Pastor Y. Dwi Karyanto, Pr.
Kepada anggota misdinar yang baru diucapkan selamat bertugas. Kepada para pendamping misdinar diucapkan terimakasih atas kerjasama yang baik. Berikut profile singkat sebagian pendamping misdinar Paroki Santo Herkulanus, sebagian yang lain akan dimuat berikutnya.
Syahril Parlindungan Marbun, SH.
Salah satu pendamping Misdinar Paroki Santo Herkulanus ini adalah alumni dari Fakultas Hukum Universitas Atmajaya Jakarta. Sekarang bekerja sebagai "lawyer".
Syahril P. Marbun juga mantan Ketua Misdinar Paroki Santo Herkulnanus.
Dia juga salah satu penggagas kegiatan bersama Misdinar se dekenat utara, antara lain: kegiatan bersama pada pesta nama Santo Tarsisius pelindung Misdinar.
Motivator bagi anak-anak Misdinar.
Yohanes Doddy Kristianto, S.Sos.
Dia adalah Koordinator Pendamping Misdinar Paroki Santo Herkulanus. Doddy, demikian panggilan akrabnya, adalah alumni dari Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Hubungan Internasional. Doddy sekarang bekerja di Bank BCA.
Dia juga mantan Ketua Misdinar Paroki Santo Herkulanus.
Sekarang aktif di berbagai kegiatan paroki.
Julius Bernhard Schl�ter, ST., M.MSI.
Menjadi pendamping Misdinar Paroki Santo Herkulanus setelah menjadi Mantan Pengurus Misdinar Paroki Santo Herkulanus. Bern, demikian panggilan akrabnya, adalah alumni dari Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jakarta. Di tempat yang sama, dia juga telah menyelesaikan Pasca Sarjananya.
Aktif di berbagai kegiatan paroki, PMK dan lain-lain.
Bonaventura Pinandito, ST.
Menjadi Pendamping Misdinar Paroki Santo Herkulanus setelah menjadi Mantan Pengurus Misdinar Paroki Santo Herkulanus, artinya tugasnya sebagai pengurus sudah selesai dan diganti oleh pengurus yang lain. Dito, panggilan akrabnya, adalah alumni dari Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jurusan Teknik Informatika. Dito sekarang bekerja di "X-Y Base IT Consultant". Dito juga Aktif di berbagai kegiatan paroki.
Bernadeta Intan, S.Psi.
Deta adalah alumni dari Universitas Atmajaya Jakarta. Deta menjadi Pendamping Misdinar Paroki Santo Herkulanus setelah menjadi Mantan Ketua Misdinar Paroki Santo Herkulnanus. Ia kini menjadi guru di SMP St. Theresia Jakarta.
Aktif di berbagai kegiatan paroki.
Anggota kelompok Lektor Paroki Santo Herkulanus.
Redemptus Johanes Anugrahadi, ST.
Pendamping Misdinar Paroki Santo Herkulanus ini juga Mantan Pengurus Misdinar Paroki Santo Herkulanus. Anug, demikian panggilan akrabnya, adalah alumni dari Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma jurusan Teknik Industri.
Sebagai pendamping misdinar, Anug juga tetap Aktif di berbagai kegiatan paroki.
Agustinus Purwoko, SE., M.M.
Pendamping Misdinar Paroki Santo Herkulanus ini juga Mantan Ketua Misdinar Paroki Santo Herkulnanus. Woko, demikian panggilan akrabnya, adalah alumni dari Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma jurusan Akuntansi. Woko juga telah menyelesaikan program Pasca Sarjananya (MM) di Universitas yang sama.
Woko juga Aktif di berbagai kegiatan paroki.
Putra altar atau misdinar (yang berarti 'asisten misa' dari Bahasa Belanda misdienaar) adalah mereka yang membantu Imam saat mengadakan Perayaan Ekaristi. Pada awal mulanya seorang Putra Altar adalah sebuah tingkatan pastoral sebelum menjadi imam. Umumnya, misdinar itu laki-laki. Akan tetapi Putra Altar akan disebut "Misdinar" bila keputusan gereja untuk memperbolehkan perempuan sebagai Putera Altar. Bila tidak boleh maka dalam gereja tersebut akan dipanggil "Putri Altar" yang bertugas dalam bacaan-bacaan. Bila diperbolehkan, maka kaum hawa dapat bertugas di altar layaknya Putra Altar Sehingga Mereka Disebut Misdinar. Tugas misdinar antara lain membantu Imam, mengantar persembahan, dan menjadi panutan umat. Setiap Misdinar baru akan datang Pertahunnya tentu saja melalui seleksi dan latihan / Training dari senior angkatan sebelumnya. Misdinar juga bertujuan selain membantu dalam perayaan ekaristi juga untuk memperkuat iman pribadi dalam kegiatan-kegiatan pengembangan pribadi seperti LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan), Retret, Out Bond, dan tidak Lupa Wisata Rohani. Tentu saja organisasi Misdinar tidak kalah maju dan pentingnya bagi anak anda dalam pengembangan iman katholik.
Prasyarat untuk menjadi misdinar:
* Beragama Katolik
* Sudah menerima Komuni Pertama
* Maximum usia 21 tahun
* Tidak ada unsur paksaan
* Rajin dan Setia dalam bertugas
* Mengetahui prosedur Perayaan Ekaristi
* Mengetahui peralatan Ekaristi (antara lain lilin, sibori, kaliks/piala, turibulum/pendupaan, vandel,ampul dan lain-lain)
Beberapa foto-foto kegiatan misdinar Santo Herkulanus dapat dilihat di bawah ini.