Doa Pembuka
Ya Perawan Maria tersuci, Bunda yang penuh belas kasih, anugerahilah aku keinginan dan kebiasaan untuk selalu datang kepadamu dengan kepercayaan, Engkau selalu setia dan datang menolong. Perolehlah bagiku rahmat mulia, rahmat untuk berdoa kepadamu, tanpa henti dengan kepercayaan seorang anak, sehingga aku dapat yakin akan pertolonganmu selalu, dan kesetiaanmu sampai akhir. Ya Maria Bunda selalu menolong, doakanlah aku sekarang dan pada saat ajalku.
Seruan
Ya Maria, Bunda yang selalu menolong, namamu membangkitkan kepercayaanku. Bantulah aku ya bunda yang selalu berbelas kasih.
Supaya aku dapat mengalahkan segala macam cobaan dan tantangan. Bantulah aku, ya bunda yang selalu berbelas kasih.
Supaya aku dapat secepatnya bangkit kembali, kalau kemalangan menimpa aku dan jatuh dalam dosa. Bantulah aku, ya bunda yang selalu berbelas kasih.
Supaya aku dapat hidup sesuai dengan firman Tuhan yang aku dengar. Bantulah aku, ya bunda yang selalu berbelas kasih.
Supaya aku dapat hidup sebagai pengikut Yesus yang setia sepanjang hidupku. Bantulah aku, ya bunda yang selalu berbelas kasih.
Supaya seluruh hidupku menjadi suatu pelayanan penuh kasih terhadap Allah dan sesama. Bantulah aku, ya bunda yang selalu berbelas kasih.
Dalam semua kesulitan dan tantangan hidup. Bantulah aku, ya bunda yang selalu berbelas kasih.
Ya bundaku, jagalah dan dampingilah aku pada saat ajalku, pada saat hembusan nafas terakhirku. Bantulah aku, ya bunda yang selalu berbelas kasih.
Semoga bunda dicintai, dipuji, dan semua orang datang mohon pertolonganmu, ya Maria Bunda yang selalu menolong, engkaulah pengharapan, cintaku, perlindunganku dan Bundaku sepanjang masa. Amin.
1. Buatlah Tanda Salib dengan medali
2. Pada manik tunggal, doakan :
� O Maria, Bunda yang selalu menolong, aku datang untuk berdoa dan memohon bantuanmu untuk keperluanku saat ini. Bantulah aku agar aku dapat menolong diri sendiri dan orang lain� (sebutkan permohonan)
3. Pada 50 manik-manik, doakan :
� Bunda Allah, hiburlah dan Bantulah aku�
4. Doa Penutup
� Terima Kasih, o Maria, Bunda yang selalu menolong, atas semua perhatian dan pemeliharaanmu pada waktu aku memerlukannya. Aku percaya bahwa dengan bantuanmu, doa-doaku akan didengarkan oleh Allah. Bunda yang selalu menolong, teruslah membantu kami demi Kristus juru selamatku. Amin�
Sumber :
http://doanovena.blogspot.com/2013/09/rosario-kepada-bunda-yang-selalu.html
Showing posts with label Doa Rosario. Show all posts
Showing posts with label Doa Rosario. Show all posts
Monday, October 28, 2013
Tuesday, April 9, 2013
Makna Doa Rosario
Doa Rosario adalah doa renungan
Doa Rosario adalah doa renungan. Sambil mendaras doa Salam Maria berulang-ulang (10 kali) para pendoa merenungkan salah satu misteri yang dirangkai dalam rosario. Pemahaman dan praktek ini sangat ditekankan oleh sejumlah dokumen dan pernyataan pimpinan Gereja:
1. Doa rosario adalah salah satu tradisi kontemplasi Kristiani yang terbaik dan paling berharga. Rosario adalah doa renungan yang khas. (Surat Apostolik Rosario Perawan Maria [RPM] no. 5)
2. Doa Rosario adalah sarana yang paling efektif untuk mengembangkan diri di kalangan kaum beriman, suatu komitmen untuk merenungkan misteri Kristiani; ini sudah diusulkan dalam surat Apostolik Novo Millennio Ineunte sebagai "latihan kekudusan" yang sejati. Kita memerlukan kehidupan Kristiani yang menonjol dalam seni berdoa.
3. Doa Rosario adalah doa renungan yang sangat indah. Tanpa unsur renungan, doa Rosario akan kehilangan maknanya. Tanpa renungan, doa Rosario menjadi ibarat tubuh tanpa jiwa, dan ada bahaya bahwa pendarasannya akan menjadi pengulangan kata-kata secara mekanis. Ini bertentangan dengan anjuran Yesus: "dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan." (Mat 6:7). Sedari hakikatnya, pendarasan Rosario membangun irama yang tenang dan tetap. Ini akan membantu orang untuk merenungkan misteri-misteri kehidupan Kristus. (Anjuran Apostolik Marialis Cultus, 2 Pebruari 1974, 156; RPM no. 12)
Doa Rosario adalah ringkasan Injil
Doa Rosario adalah "ringkasan Injil", karena di dalamnya dirangkai dan direnungkan sejarah keselamatan yang dipaparkan dalam Injil; mulai kisah-kisah sekitar inkarnasi sampai dengan kebangkitan dan kenaikan Tuhan. Dengan ditambahkannya satu rangkaian peristiwa baru, yakni peristiwa terang, doa Rosario menjadi ringkasan Injil yang lebih utuh. Kini renungan Rosario mencakup: peristiwa-peristiwa sekitar inkarnasi dan masa kecil Yesus (peristiwa-peristiwa gembira), peristiwa-peristiwa amat penting dalam pelayanan Yesus di hadapan umum (peristiwa-peristiwa terang), peristiwa-peristiwa sekitar sengsara-Nya (peristiwa-peristiwa sedih), dan kenangan akan kebangkitan-Nya (peristiwa-peristiwa mulia).
Doa Rosario adalah doa Kristologis
Doa Rosario adalah salah satu doa Kristiani yang sangat Injili, yang intinya adalah renungan tentang Kristus. Sebagai doa Injil, Rosario dipusatkan pada misteri inkarnasi yang menyelamatkan, dan memiliki orientasi Kristologis yang gamblang. Unsurnya yang paling khas adalah pendarasan doa Salam Maria secara berantai. Tetapi puncak dari Salam Maria sendiri adalah nama Yesus. Nama ini menjadi puncak baik dari kabar/salam malaikat, "Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu," maupun dari salam ibu Yohanes Pembaptis, "Diberkatilah buah rahimmu" (Lukas 1:42). Pendarasan Salam Maria secara berantai itu menjadi bingkai, dimana dirajut renungan atau kontemplasi atas misteri-misteri yang ditampilkan lewat Rosario. (Paus Paulus VI, Anjuran Apostolik Marialis Cultus, 2 Pebruari 1974, 46)
sumber :
http://ave-maria-ave.blogspot.com/
Doa Rosario adalah doa renungan. Sambil mendaras doa Salam Maria berulang-ulang (10 kali) para pendoa merenungkan salah satu misteri yang dirangkai dalam rosario. Pemahaman dan praktek ini sangat ditekankan oleh sejumlah dokumen dan pernyataan pimpinan Gereja:
1. Doa rosario adalah salah satu tradisi kontemplasi Kristiani yang terbaik dan paling berharga. Rosario adalah doa renungan yang khas. (Surat Apostolik Rosario Perawan Maria [RPM] no. 5)
2. Doa Rosario adalah sarana yang paling efektif untuk mengembangkan diri di kalangan kaum beriman, suatu komitmen untuk merenungkan misteri Kristiani; ini sudah diusulkan dalam surat Apostolik Novo Millennio Ineunte sebagai "latihan kekudusan" yang sejati. Kita memerlukan kehidupan Kristiani yang menonjol dalam seni berdoa.
3. Doa Rosario adalah doa renungan yang sangat indah. Tanpa unsur renungan, doa Rosario akan kehilangan maknanya. Tanpa renungan, doa Rosario menjadi ibarat tubuh tanpa jiwa, dan ada bahaya bahwa pendarasannya akan menjadi pengulangan kata-kata secara mekanis. Ini bertentangan dengan anjuran Yesus: "dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan." (Mat 6:7). Sedari hakikatnya, pendarasan Rosario membangun irama yang tenang dan tetap. Ini akan membantu orang untuk merenungkan misteri-misteri kehidupan Kristus. (Anjuran Apostolik Marialis Cultus, 2 Pebruari 1974, 156; RPM no. 12)
Doa Rosario adalah ringkasan Injil
Doa Rosario adalah "ringkasan Injil", karena di dalamnya dirangkai dan direnungkan sejarah keselamatan yang dipaparkan dalam Injil; mulai kisah-kisah sekitar inkarnasi sampai dengan kebangkitan dan kenaikan Tuhan. Dengan ditambahkannya satu rangkaian peristiwa baru, yakni peristiwa terang, doa Rosario menjadi ringkasan Injil yang lebih utuh. Kini renungan Rosario mencakup: peristiwa-peristiwa sekitar inkarnasi dan masa kecil Yesus (peristiwa-peristiwa gembira), peristiwa-peristiwa amat penting dalam pelayanan Yesus di hadapan umum (peristiwa-peristiwa terang), peristiwa-peristiwa sekitar sengsara-Nya (peristiwa-peristiwa sedih), dan kenangan akan kebangkitan-Nya (peristiwa-peristiwa mulia).
Doa Rosario adalah doa Kristologis
Doa Rosario adalah salah satu doa Kristiani yang sangat Injili, yang intinya adalah renungan tentang Kristus. Sebagai doa Injil, Rosario dipusatkan pada misteri inkarnasi yang menyelamatkan, dan memiliki orientasi Kristologis yang gamblang. Unsurnya yang paling khas adalah pendarasan doa Salam Maria secara berantai. Tetapi puncak dari Salam Maria sendiri adalah nama Yesus. Nama ini menjadi puncak baik dari kabar/salam malaikat, "Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu," maupun dari salam ibu Yohanes Pembaptis, "Diberkatilah buah rahimmu" (Lukas 1:42). Pendarasan Salam Maria secara berantai itu menjadi bingkai, dimana dirajut renungan atau kontemplasi atas misteri-misteri yang ditampilkan lewat Rosario. (Paus Paulus VI, Anjuran Apostolik Marialis Cultus, 2 Pebruari 1974, 46)
sumber :
http://ave-maria-ave.blogspot.com/
Friday, May 25, 2012
Sejarah Perkembangan Doa Rosario
I. PENGANTAR
Bulan Oktober adalah bulan yang penuh gairah dalam hidup menggereja. Antusiasme umat berdoa Rosario secara bergiliran dari rumah ke rumah di setiap wilayah atau lingkungan selalu dipadati umat. Devosi yang sehat ini rupanya telah mengakar kuat pada umat. Tak diragukan lagi bahwa ungkapan devosi kepada Bunda Maria yang paling populer dan dicintai dalam Gereja adalah Doa Rosario. Dari generasi ke generasi, Doa Rosario juga telah menjadi ungkapan devosi (hampir) semua paus dan tokoh-tokoh suci Gereja, antara lain: St. Thomas Aquinas, St. Alfonsus Liguori, St. Louis Maria de Monfort, Ibu Teresa Calcuta, dan masih banyak lagi. Namun, tentunya semarak devosi ini perlu mendapatkan penjernihan yang sepatutnya, agar umat tidak terjebak ke dalam spiritualitas yang kerdil, emosional dan dangkal.
Untuk itu, tulisan ini hendak menyajikan tentang Sejarah Doa Rosario. Sebagai pengantar, kami mencoba menulis ulang apa yang pernah dimuat di majalah ini tentang sejarah dari Rosario dari sisi yang sedikit berbeda. Kisah Lepanto yang melegenda kami sajikan, bukan pertama-tama untuk mengusik luka lama dalam hubungan dengan saudara-saudara Muslim, melainkan melihat kenyataan sejarah itu sebagai penekanan akan pertolongan Bunda Maria bagi kita (Maria Auxilium Christianorum). Dan tentunya hal ini sangat mengena bagi sebagian umat yang sangat mengharap pertolongan Sang Bunda, terutama di bulan Rosario ini.Semoga tulisan ini semakin membawa kita semakin mencintai Yesus melalui Maria.
II. SEKILAS SEJARAH PERKEMBANGAN 'DOA ROSARIO'
1. TERBENTUKNYA DOA ROSARIO
Penggunaan �manik-manik� untuk mendaras doa yang diulang-ulang sebagai media meditasi telah dikenal bahkan sebelum masa kekristenan. Di dalam Gereja sendiri hal yang demikian telah dikenal sejak masa-masa awal Gereja. Cara berdoa dengan menggunakan untaian biji-bijian atau simpul-simpul pada tali digunakan untuk membantu orang yang kurang terpelajar di dalam menghitung jumlah Doa Bapa Kami atau Salam Maria yang didaraskan sebagai pengganti 150 Mazmur. Sehingga untaian manik-manik ini kemudian dikenal dengan sebutan �Paternoster,� atau juga dikenal sebagai �brevir (doa mazmur) orang-orang sederhana�.
Doa ini berkembang selama beberapa abad. Perkembangan yang cukup pesat terjadi di sekitar abad 12-15. Hingga akhirnya doa 50 kali Salam Maria (atau lebih) didaraskan dan dihubungkan dengan ayat-ayat Mazmur atau ayat-ayat lain untuk mengenangkan �sukacita Maria� dalam hidup Yesus dan Maria.
Menurut tradisi, St. Dominikus Guzman, pendiri tarekat Dominikan (wafat tahun1221) adalah yang mempopulerkan doa ini dan merangkaikan 50 ayat mengenai hidup Yesus dan Maria dengan 50 kali doa Salam Maria. Karenanya bentuk doa ini dikenal sebagai rosarium (�kebun mawar�), yang arti umumnya berarti �bunga rampai� (suatu kumpulan bahan yang serupa). Doa Salam Maria yang diulang-ulang itu adalah bagaikan bunga mawar yang dirangkaikan kepada Bunda Maria. Pada masa ini pula nuansa biblis doa Rosario semakin berkembang dengan ditambahkannya rangkaian peristiwa �dukacita Maria� dan �sukacita surgawi�, sehingga jumlah doaSalam Maria menjadi 150 kali.
Dikisahkan, bahwa St. Diminikus yang tergerak oleh penampakan Bunda Maria, mewartakan penggunaan Rosario untuk mempertobatkan bidaah Albigenisme (kata Albigensis berasal dari nama kota 'Albi' di Perancis Selatan). Bidaah ini percaya bahwa semua yang jasmaniah adalah jahat dan yang rohaniah adalah baik. Karenanya, inkarnasi Allah Putera tidaklah masuk akal. (Bidaah ini sangat mungkin terengaruh oleh aliran Platonisme, yang mengajarkan bahwa: jiwa terbelenggu dalam tubuh yang jahat). Dan tindakan religius mereka yang paling �luhur� disebut �endura�, bunuh diri untuk membebaskan jiwa dari raga. Mereka juga menentang otoritas manapun yang mewakili suatu kerajaan dunia ini, sebab itu mereka membantai para pejabat kerajaan dan para pejabat Gereja.
Perkembangan selanjutnya, di awal abad ke-15, Henry Kalkar (1408), seorang biarawan Carthusian, mengelompokkan ke-150 kali doa Salam Maria ke dalam beberapa kelompok yang berisi 10 kali doa Salam Maria dengan diawali dengan doa Bapa Kami. Dan hingga pada abad ke-16, struktur lima kelompok misteri dalam doa Rosario telah didasarkan pada tiga rangkaian peristiwa biblis yang sangat erat berkait dengan Bunda Maria dan Yesus, yaitu: Peristiwa Gembira, Peristiwa Sedih dan Peristiwa Mulia.
Dan setelah penampakan Bunda Maria di Fatima (1917), doa yang diajarkan Bunda Maria kepada anak-anak ditambahkan pada akhir setiap misteri, �Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami, selamatkanlah kami dari api neraka. Hantarlah jiwa-jiwa ke surga, teristimewa jiwa-jiwa yang amat membutuhkan kerahiman-Mu.�
Dewasa ini, doa Rosario dijunjung tinggi dan dianjurkan sebagai suatu sarana yang efektif bagi pertumbuhan rohani. Banyak orang kudus mendorong pendarasan doa Rosario, termasuk St. Petrus Kanisius, St. Filipus Neri dan St. Louis de Montfort. Paus Leo XIII, yang kerap disebut �Paus Rosario�, menegaskan bahwa doa Rosario sebagai suatu senjata rohani yang ampuh melawan kejahatan (Supremi Apostolatus Officio, 1884).
Paus Pius XI pada tahun 1938 memberikan indulgensi penuh kepada siapa saja yang mendaraskan Rosario di depan Sakramen Mahakudus.
Paus Yohanes XXIII dan Paus Paulus VI juga dikenal sebagai penganjur doa Rosario yang gigih. Buku Pedoman Indulgensi (1969), yang disetujui Paus Paulus VI, memberikan indulgensi penuh �jika Rosario didaraskan di sebuah gereja atau suatu tempat doa umum, atau dalam suatu kelompok keluarga, suatu komunitas religius atau perkumpulan saleh�.� (No. 48).
Yang paling akhir, menandai diawalinya 25 tahun masa pontifikatnya, Paus Yohanes Paulus II menerbitkan Surat Apostolik Rosarium Virginis Mariae, di mana beliau menetapkan Peristiwa Cahaya dan mendorong umat beriman agar menggunakan Rosario untuk �bersama Maria, merenungkan wajah Kristus.�
2. ROSARIO DALAM PERANG LEPANTO: MARIA AUXILIUM CHRISTIANORUM
Alkisah, di tengah semakin populernya doa Rosario, di era Paus Pius V, kaum Muslim Turki menyerang Eropa Timur. Tahun 1453 Konstantinopel jatuh ke tangan mereka. Selanjutnya di tahun 1521 Belgrade, Hungaria, juga ditaklukkan. Dan di tahun 1526, mereka telah berada di perbatasan Vienna, Austria sehingga penguasaan Kristen atas Mediterania berada di ujung tanduk. Pada bulan Februari 1570, Siprus jatuh.
Tahun 1571, Paus Pius V mengorganisir suatu armada di bawah komando Don Juan dari Austria, sanak Raja Philip II dari Spanyol. Bala tentara dari Spanyol, Venisia, Roma, Savoy, Genoa, Lucca, Tuscany, Manova, Parma, Urbino, dan Ferrara, dan Malta, membentuk suatu aliansi melawan Turki. Sementara persiapan dilakukan, Bapa Suci meminta segenap umat beriman untuk mendaraskan Rosario dan memohon bantuan doa Bunda Maria di bawah gelar �Bunda Kemenangan�. Kekuatan armada Muslim jauh melampaui armada Kristiani, baik dalam jumlah kapal perang maupun pasukan.
Pada hari Minggu, 7 Oktober 1571, Pertempuran di Lepanto dimulai, dan dalam tempo lima jam, kaum Muslim dikalahkan.
Siang itu, Paus Pius V yang tengah berada dalam suatu rapat, sekonyong-konyong berdiri, menuju jendela, menatap ke luar ke arah pertempuran yang bermil-mil jauhnya, ia berkata, �Marilah kita berhenti menyibukkan diri dengan masalah-masalah ini dan marilah kita mengucap syukur kepada Tuhan. Armada Kristen telah meraih kemenangan.�
Tahun berikutnya sebagai ucapan syukur, Paus Pius V menetapkan Pesta Rosario Suci pada tanggal 7 Oktober, di mana umat beriman tidak hanya mengenangkan kemenangan ini, melainkan juga terus menyampaikan syukur kepada Tuhan atas segala rahmat-Nya dan mengenangkan kuasa perantaraan Bunda Maria.
Bapa Suci juga secara resmi menganugerah-kan gelar, �Auxilium Christianorum� (Pertolongan Orang-orang Kristen) pada Bunda Maria. Mejelis Tinggi Venesia juga mencantumkan pada sebilah papan dalam ruang pertemuan mereka, �Non virtus, non arma, non duces, sed Maria Rosari, victores nos fecit,� yang artinya, �Bukan kegagahan, bukan senjata, bukan pemimpin, melainkan Maria dari Rosario yang membuat kita menang.�
(FX. Sutjiharto)
Sumber : http://mawass.blogspot.com/
Bulan Oktober adalah bulan yang penuh gairah dalam hidup menggereja. Antusiasme umat berdoa Rosario secara bergiliran dari rumah ke rumah di setiap wilayah atau lingkungan selalu dipadati umat. Devosi yang sehat ini rupanya telah mengakar kuat pada umat. Tak diragukan lagi bahwa ungkapan devosi kepada Bunda Maria yang paling populer dan dicintai dalam Gereja adalah Doa Rosario. Dari generasi ke generasi, Doa Rosario juga telah menjadi ungkapan devosi (hampir) semua paus dan tokoh-tokoh suci Gereja, antara lain: St. Thomas Aquinas, St. Alfonsus Liguori, St. Louis Maria de Monfort, Ibu Teresa Calcuta, dan masih banyak lagi. Namun, tentunya semarak devosi ini perlu mendapatkan penjernihan yang sepatutnya, agar umat tidak terjebak ke dalam spiritualitas yang kerdil, emosional dan dangkal.
Untuk itu, tulisan ini hendak menyajikan tentang Sejarah Doa Rosario. Sebagai pengantar, kami mencoba menulis ulang apa yang pernah dimuat di majalah ini tentang sejarah dari Rosario dari sisi yang sedikit berbeda. Kisah Lepanto yang melegenda kami sajikan, bukan pertama-tama untuk mengusik luka lama dalam hubungan dengan saudara-saudara Muslim, melainkan melihat kenyataan sejarah itu sebagai penekanan akan pertolongan Bunda Maria bagi kita (Maria Auxilium Christianorum). Dan tentunya hal ini sangat mengena bagi sebagian umat yang sangat mengharap pertolongan Sang Bunda, terutama di bulan Rosario ini.Semoga tulisan ini semakin membawa kita semakin mencintai Yesus melalui Maria.
II. SEKILAS SEJARAH PERKEMBANGAN 'DOA ROSARIO'
1. TERBENTUKNYA DOA ROSARIO
Penggunaan �manik-manik� untuk mendaras doa yang diulang-ulang sebagai media meditasi telah dikenal bahkan sebelum masa kekristenan. Di dalam Gereja sendiri hal yang demikian telah dikenal sejak masa-masa awal Gereja. Cara berdoa dengan menggunakan untaian biji-bijian atau simpul-simpul pada tali digunakan untuk membantu orang yang kurang terpelajar di dalam menghitung jumlah Doa Bapa Kami atau Salam Maria yang didaraskan sebagai pengganti 150 Mazmur. Sehingga untaian manik-manik ini kemudian dikenal dengan sebutan �Paternoster,� atau juga dikenal sebagai �brevir (doa mazmur) orang-orang sederhana�.
Doa ini berkembang selama beberapa abad. Perkembangan yang cukup pesat terjadi di sekitar abad 12-15. Hingga akhirnya doa 50 kali Salam Maria (atau lebih) didaraskan dan dihubungkan dengan ayat-ayat Mazmur atau ayat-ayat lain untuk mengenangkan �sukacita Maria� dalam hidup Yesus dan Maria.
Menurut tradisi, St. Dominikus Guzman, pendiri tarekat Dominikan (wafat tahun1221) adalah yang mempopulerkan doa ini dan merangkaikan 50 ayat mengenai hidup Yesus dan Maria dengan 50 kali doa Salam Maria. Karenanya bentuk doa ini dikenal sebagai rosarium (�kebun mawar�), yang arti umumnya berarti �bunga rampai� (suatu kumpulan bahan yang serupa). Doa Salam Maria yang diulang-ulang itu adalah bagaikan bunga mawar yang dirangkaikan kepada Bunda Maria. Pada masa ini pula nuansa biblis doa Rosario semakin berkembang dengan ditambahkannya rangkaian peristiwa �dukacita Maria� dan �sukacita surgawi�, sehingga jumlah doaSalam Maria menjadi 150 kali.
Dikisahkan, bahwa St. Diminikus yang tergerak oleh penampakan Bunda Maria, mewartakan penggunaan Rosario untuk mempertobatkan bidaah Albigenisme (kata Albigensis berasal dari nama kota 'Albi' di Perancis Selatan). Bidaah ini percaya bahwa semua yang jasmaniah adalah jahat dan yang rohaniah adalah baik. Karenanya, inkarnasi Allah Putera tidaklah masuk akal. (Bidaah ini sangat mungkin terengaruh oleh aliran Platonisme, yang mengajarkan bahwa: jiwa terbelenggu dalam tubuh yang jahat). Dan tindakan religius mereka yang paling �luhur� disebut �endura�, bunuh diri untuk membebaskan jiwa dari raga. Mereka juga menentang otoritas manapun yang mewakili suatu kerajaan dunia ini, sebab itu mereka membantai para pejabat kerajaan dan para pejabat Gereja.
Perkembangan selanjutnya, di awal abad ke-15, Henry Kalkar (1408), seorang biarawan Carthusian, mengelompokkan ke-150 kali doa Salam Maria ke dalam beberapa kelompok yang berisi 10 kali doa Salam Maria dengan diawali dengan doa Bapa Kami. Dan hingga pada abad ke-16, struktur lima kelompok misteri dalam doa Rosario telah didasarkan pada tiga rangkaian peristiwa biblis yang sangat erat berkait dengan Bunda Maria dan Yesus, yaitu: Peristiwa Gembira, Peristiwa Sedih dan Peristiwa Mulia.
Dan setelah penampakan Bunda Maria di Fatima (1917), doa yang diajarkan Bunda Maria kepada anak-anak ditambahkan pada akhir setiap misteri, �Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami, selamatkanlah kami dari api neraka. Hantarlah jiwa-jiwa ke surga, teristimewa jiwa-jiwa yang amat membutuhkan kerahiman-Mu.�
Dewasa ini, doa Rosario dijunjung tinggi dan dianjurkan sebagai suatu sarana yang efektif bagi pertumbuhan rohani. Banyak orang kudus mendorong pendarasan doa Rosario, termasuk St. Petrus Kanisius, St. Filipus Neri dan St. Louis de Montfort. Paus Leo XIII, yang kerap disebut �Paus Rosario�, menegaskan bahwa doa Rosario sebagai suatu senjata rohani yang ampuh melawan kejahatan (Supremi Apostolatus Officio, 1884).
Paus Pius XI pada tahun 1938 memberikan indulgensi penuh kepada siapa saja yang mendaraskan Rosario di depan Sakramen Mahakudus.
Paus Yohanes XXIII dan Paus Paulus VI juga dikenal sebagai penganjur doa Rosario yang gigih. Buku Pedoman Indulgensi (1969), yang disetujui Paus Paulus VI, memberikan indulgensi penuh �jika Rosario didaraskan di sebuah gereja atau suatu tempat doa umum, atau dalam suatu kelompok keluarga, suatu komunitas religius atau perkumpulan saleh�.� (No. 48).
Yang paling akhir, menandai diawalinya 25 tahun masa pontifikatnya, Paus Yohanes Paulus II menerbitkan Surat Apostolik Rosarium Virginis Mariae, di mana beliau menetapkan Peristiwa Cahaya dan mendorong umat beriman agar menggunakan Rosario untuk �bersama Maria, merenungkan wajah Kristus.�
2. ROSARIO DALAM PERANG LEPANTO: MARIA AUXILIUM CHRISTIANORUM
Alkisah, di tengah semakin populernya doa Rosario, di era Paus Pius V, kaum Muslim Turki menyerang Eropa Timur. Tahun 1453 Konstantinopel jatuh ke tangan mereka. Selanjutnya di tahun 1521 Belgrade, Hungaria, juga ditaklukkan. Dan di tahun 1526, mereka telah berada di perbatasan Vienna, Austria sehingga penguasaan Kristen atas Mediterania berada di ujung tanduk. Pada bulan Februari 1570, Siprus jatuh.
Tahun 1571, Paus Pius V mengorganisir suatu armada di bawah komando Don Juan dari Austria, sanak Raja Philip II dari Spanyol. Bala tentara dari Spanyol, Venisia, Roma, Savoy, Genoa, Lucca, Tuscany, Manova, Parma, Urbino, dan Ferrara, dan Malta, membentuk suatu aliansi melawan Turki. Sementara persiapan dilakukan, Bapa Suci meminta segenap umat beriman untuk mendaraskan Rosario dan memohon bantuan doa Bunda Maria di bawah gelar �Bunda Kemenangan�. Kekuatan armada Muslim jauh melampaui armada Kristiani, baik dalam jumlah kapal perang maupun pasukan.
Pada hari Minggu, 7 Oktober 1571, Pertempuran di Lepanto dimulai, dan dalam tempo lima jam, kaum Muslim dikalahkan.
Siang itu, Paus Pius V yang tengah berada dalam suatu rapat, sekonyong-konyong berdiri, menuju jendela, menatap ke luar ke arah pertempuran yang bermil-mil jauhnya, ia berkata, �Marilah kita berhenti menyibukkan diri dengan masalah-masalah ini dan marilah kita mengucap syukur kepada Tuhan. Armada Kristen telah meraih kemenangan.�
Tahun berikutnya sebagai ucapan syukur, Paus Pius V menetapkan Pesta Rosario Suci pada tanggal 7 Oktober, di mana umat beriman tidak hanya mengenangkan kemenangan ini, melainkan juga terus menyampaikan syukur kepada Tuhan atas segala rahmat-Nya dan mengenangkan kuasa perantaraan Bunda Maria.
Bapa Suci juga secara resmi menganugerah-kan gelar, �Auxilium Christianorum� (Pertolongan Orang-orang Kristen) pada Bunda Maria. Mejelis Tinggi Venesia juga mencantumkan pada sebilah papan dalam ruang pertemuan mereka, �Non virtus, non arma, non duces, sed Maria Rosari, victores nos fecit,� yang artinya, �Bukan kegagahan, bukan senjata, bukan pemimpin, melainkan Maria dari Rosario yang membuat kita menang.�
(FX. Sutjiharto)
Sumber : http://mawass.blogspot.com/
Saturday, May 19, 2012
Sejarah Doa Rosario
Devosi non-liturgi yang sangat populer di kalangan umat Katolik ialah �Doa Rosario�. Di dalamnya umat merenungkan karya penebusan Kristus di dalam 15 peristiwa sejarah keselamatan. Pesta Rosari Suci dirayakan oleh seluruh Gereja tanggal 7 Oktober.
Catatan sejarah tentang awal Doa Rosario diambil dari kebiasaan doa di kalangan para rahib di dalam kehidupan monastik zaman dahulu. Pada masa itu para rahib biasanya setiap hari mendaraskan 150 buah Mazmur (Doa Ofisi) sebagaimana terdapat di dalam Kitab Suci. Para rahib yang buta huruf mengganti pendarasan Mazmur itu dengan 150 buah doa yang lain.
Biasanya doa pengganti itu ialah doa Pater Noster (Bapa Kami) yang memang sudah sejak Gereja perdana dianggap sebagai doa Gereja yang paling penting disamping Kredo. Untuk mempermudah mereka mengetahui sudah berapa kali doa Bapa Kami yang didaraskan, mereka menggunakan seutas tali bersimpul atau bermanik-manik. Oleh karena itulah, tali itu disebut juga Pater Noster.
Dari sejarah perkembangan devosi diketahui bahwa pada abad ke 11 berkembang kebiasaan memberi salam kepada Bunda Maria bila seseorang melewati patung Maria. Dahulu doa itu masih singkat, hanya terdiri dari bagian pertama yang berakhir dengan kata-kata : �dan terpujilah buah tubuhmu�. Jumlah doa Salam Maria yang sempat didaraskan dihitung pada tali Pater Noster. Lama kelamaan berkembanglah kebiasaan menggantikan doa Bapa Kami dengan doa Salam Maria. Jumlahnya tetap 150 sesuai jumlah Mazmur yang di daraskan oleh para rahib. Karena pada masa itu 150 buah Mazmur sudah dibagi dalam tiga bagian masing-masing terdiri 50 buah, maka doa Salam Maria yang didaraskan para rahib itu pun dibagi dalam tiga bagian. Rangkaian Salam Maria yang terdiri dari 50 buah itu disebut �Corona� (mahkota). Kata ini mengingatkan kita akan hiasan-hiasan kembang yang menyerupai mahkota yang biasanya dibuat pada arca Bunda Maria. Bagian kedua doa �Salam Maria� yaitu �Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan pada waktu kami mati. Amin�, menjadi doa resmi semenjak Paus Pius V ( 1566-1572) meresmikan terbitan �Breviarium� (doa harian Gereja) pada tahun 1568. Namun bagian dua itu baru diterima umum pada abad XVII.
Ada sekian banyak peristiwa ajaib yang mendorong pimpinan Gereja menghimbau umat untuk berdoa Rosario. Peristiwa terbesar yang melatarbelakangi penetapan tanggal 07 Oktober sebagai tanggal Pesta Santa Maria Ratu Rosario ialah peristiwa kemenangan Pasukan Kristen dalam pertempuran melawan Islam di Turki. Menghadapi pertempuran ini Paus Pius V menyerukan agar semua umat berdoa Rosario untuk memohon perlindungan Maria atas Gereja. Doa umat itu ternyata dikabulkan Tuhan. Pasukan Kristen dibawah pimpinan Don Johanes dari Austria berhasil memukul mundur pasukan Turki di Lepanto pada tanggal 07 Oktober 1571 (Minggu I Bulan Oktober).
Sebagai tanda syukur, Paus Pius V (1566-1572) menetapkan 7 Oktober sebagai hari pesta Santa Maria Ratu Rosario. Kemudian Paus Klemens IX (1667-1669) mengukuhkan pesta ini bagi seluruh Gereja di dunia; dan Paus Leo XIII (1878-1903) lebih meningkatkan nilai pesta ini dengan menetapkan seluruh bulan Oktober sebagai bulan Rosario untuk menghormati Maria.
Source http://www.ekaristi.org/doa/
Catatan sejarah tentang awal Doa Rosario diambil dari kebiasaan doa di kalangan para rahib di dalam kehidupan monastik zaman dahulu. Pada masa itu para rahib biasanya setiap hari mendaraskan 150 buah Mazmur (Doa Ofisi) sebagaimana terdapat di dalam Kitab Suci. Para rahib yang buta huruf mengganti pendarasan Mazmur itu dengan 150 buah doa yang lain.
Biasanya doa pengganti itu ialah doa Pater Noster (Bapa Kami) yang memang sudah sejak Gereja perdana dianggap sebagai doa Gereja yang paling penting disamping Kredo. Untuk mempermudah mereka mengetahui sudah berapa kali doa Bapa Kami yang didaraskan, mereka menggunakan seutas tali bersimpul atau bermanik-manik. Oleh karena itulah, tali itu disebut juga Pater Noster.
Dari sejarah perkembangan devosi diketahui bahwa pada abad ke 11 berkembang kebiasaan memberi salam kepada Bunda Maria bila seseorang melewati patung Maria. Dahulu doa itu masih singkat, hanya terdiri dari bagian pertama yang berakhir dengan kata-kata : �dan terpujilah buah tubuhmu�. Jumlah doa Salam Maria yang sempat didaraskan dihitung pada tali Pater Noster. Lama kelamaan berkembanglah kebiasaan menggantikan doa Bapa Kami dengan doa Salam Maria. Jumlahnya tetap 150 sesuai jumlah Mazmur yang di daraskan oleh para rahib. Karena pada masa itu 150 buah Mazmur sudah dibagi dalam tiga bagian masing-masing terdiri 50 buah, maka doa Salam Maria yang didaraskan para rahib itu pun dibagi dalam tiga bagian. Rangkaian Salam Maria yang terdiri dari 50 buah itu disebut �Corona� (mahkota). Kata ini mengingatkan kita akan hiasan-hiasan kembang yang menyerupai mahkota yang biasanya dibuat pada arca Bunda Maria. Bagian kedua doa �Salam Maria� yaitu �Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan pada waktu kami mati. Amin�, menjadi doa resmi semenjak Paus Pius V ( 1566-1572) meresmikan terbitan �Breviarium� (doa harian Gereja) pada tahun 1568. Namun bagian dua itu baru diterima umum pada abad XVII.
Ada sekian banyak peristiwa ajaib yang mendorong pimpinan Gereja menghimbau umat untuk berdoa Rosario. Peristiwa terbesar yang melatarbelakangi penetapan tanggal 07 Oktober sebagai tanggal Pesta Santa Maria Ratu Rosario ialah peristiwa kemenangan Pasukan Kristen dalam pertempuran melawan Islam di Turki. Menghadapi pertempuran ini Paus Pius V menyerukan agar semua umat berdoa Rosario untuk memohon perlindungan Maria atas Gereja. Doa umat itu ternyata dikabulkan Tuhan. Pasukan Kristen dibawah pimpinan Don Johanes dari Austria berhasil memukul mundur pasukan Turki di Lepanto pada tanggal 07 Oktober 1571 (Minggu I Bulan Oktober).
Sebagai tanda syukur, Paus Pius V (1566-1572) menetapkan 7 Oktober sebagai hari pesta Santa Maria Ratu Rosario. Kemudian Paus Klemens IX (1667-1669) mengukuhkan pesta ini bagi seluruh Gereja di dunia; dan Paus Leo XIII (1878-1903) lebih meningkatkan nilai pesta ini dengan menetapkan seluruh bulan Oktober sebagai bulan Rosario untuk menghormati Maria.
Source http://www.ekaristi.org/doa/