Showing posts with label Malam Paskah. Show all posts
Showing posts with label Malam Paskah. Show all posts
Saturday, March 30, 2013
Malam Paskah : Menantikan Kedatangan Tuhan Kembali
1. Makna :
Malam ini Gereja berjaga dalam doa (Latin: vigili, Jawa: tuguran, tirakat) dengan merayakan suatu liturgi agung untuk mengenangkan saat-saat Tuhan bangkit dari kematian. Gereja sesungguhnya sedang menantikan kedatangan Tuhan kembali. Inilah �bunda dari segala malam tirakat (vigili)�. Suatu malam pembebasan, seperti ketika bangsa Israel tetap berjaga-jaga menantikan Tuhan yang akan lewat dan membebaskan mereka dari penindasan bangsa Mesir. Malam Tuhan lewat (pesach) yang dikenangkan bangsa Israel setiap Tahun itu melambangkan saat kebangkitan Kristus (Paskah), malam pembebasan sejati, saat Kristus bangkit sebagai pemenang atas maut. Gereja juga memperingatinya setiap tahun.
2. Ketentuan liturgis :
a. Perayaan berlangsung pada malam hari. Tidak boleh sebelum matahari terbenam dan harus selesai sebelum fajar Hari Minggu.
b. Warna liturgi: putih atau kuning emas.
c. Tata cara perayaan liturgis Malam Paskah tidak boleh diubah oleh siapa pun atas inisiatif sendiri (lihat no. 3. Susunan liturgi).
d. Nyanyian-nyanyian Mazmur Tanggapan jangan diganti dengan lagu-lagu lain, apalagi lagu yang tidak berkaitan dengan Bacaan sebelumnya.
3. Susunan liturgi :
- Ritus Cahaya (Lucernarium) :
Tanda Salib dan Salam, Kata Pengantar, Pemberkatan Api Baru, Pemberkatan Lilin Paskah, Perarakan Lilin Paskah, Madah Pujian Paskah (Exultet).
- Liturgi Sabda :
(7 bacaan dari PL) Bacaan I, Mazmur Tanggapan, Doa 1 - Bacaan II, Mazmur Tanggapan, Doa 2 - Bacaan III, Mazmur Tanggapan, Doa 3 - Bacaan IV, Mazmur Tanggapan, Doa 4 - Bacaan V, Mazmur Tangggapan, Doa 5 - Bacaan VI, Mazmur Tanggapan, Doa 6 - Bacaan VII, Mazmur Tanggapan, Doa 7
- Madah Kemuliaan, Doa Pembuka
- Bacaan Epistula, Alleluia Agung, Mazmur Tanggapan
- Bacaaan Injil, Alleluia
- Homili.
- Liturgi Baptis :
Litani Orang Kudus, Pemberkatan Air Baptis, Pembaruan Janji Baptis (Penolakan Setan dan Pengakuan Iman), [Percikan : jika tidak ada calon baptis maka jemaat direciki dengan air baptis tadi], Pembaptisan, Pengenaan Pakaian Putih, Penyalaan Lilin Baptis, Perayaan Krisma.
- Liturgi Ekaristi
- Ritus Penutup
4. Bacaan :
a. Kejadian 1:1-2:2: Kisah penciptaan.
b. Kejadian 22:1-18: Iskak dikorbankan.
c. Keluaran 14:15-15:1: Penyeberangan Laut Merah.
d. Yesaya 54:5-14: Yerusalem baru.
e. Yesaya 55:1-11: Perjanjian abadi.
f. Barukh 3:9-15, 32-4:4: Kebijaksanaan telah datang di bumi.
g. Yehezkiel 36:16-17a,18-28: Hati yang baru.
h. Surat Paulus: Roma 6:3-11: Kristus telah bangkit dan akan hidup abadi.
i. Injil: Kristus bangkit.
Tahun A: Matius 28:1-10; B: Markus 16:1-8; C: Lukas 24:1-12
5. Unsur khas :
a. Pemberkatan api baru dan Lilin Paskah dapat dilakukan di luar atau di dalam gedung gereja. Sebaiknya terpisah dari gedung gereja. Sementara, suasana sekitar adalah gelap, demikian juga di dalam gedung gereja tempat perayaaan selanjutnya akan berlangsung. Sebelum dinyalakan Lilin Paskah diberkati oleh Imam Selebran dengan beberapa peneraan simbol padanya: Kristus, Awal dan Akhir (A/Alpha � ?/Omega; Milik-Nyalah segala masa� (Tahun); luka-luka kudus-Nya (lima biji paku dupa). Baru kemudian dinyalakan dari api baru: �Semoga cahaya Kristus yang bangkit mulia menghalaukan kegelapan hati dan budi kita.� Akhirnya, diakon atau imam selebran sendiri membawa Lilin itu dalam perarakan. Ia melagukan �Cahaya Kristus/Kristus cahaya dunia�. Umat menjawab �Syukur kepada Allah. Lalu ia berjalan ke dalam gedung gereja, dan berhenti di tengah, lalu melagukan lagi �Cahaya Kristus�. Lilin-lilin para putera altar dan petugas liturgi lainnya dinyalakan dari api Lilin Paskah. Kemudian ia berjalan lagi ke depan altar dan melagukan lagi �Cahaya Kristus�. Barulah semua lilin umat dinyalakan lewat lilin-lilin para petugas tadi. Lampu-lampu gereja dapat mulai dinyalakan. Setelah itu Lilin Paskah ditempatkan pada tempatnya dan didupai. Lilin Paskah yang memimpin perarakan itu melambangkan tiap api yang memimpin bangsa Israel ketika berjalan di waktu malam di padang gurun, setelah keluar dari tanah Mesir. Kita pun mengikuti Kristus (Lilin Paskah) yang telah bangkit itu.
b. Madah Pujian Paskah dinyanyikan oleh diakon, Imam, atau jika mereka tidak bisa menyanyi boleh diganti oleh seorang awam yang bisa menyanyi dengan baik dan indah. Madah ini mau mengungkapkan seluruh Misteri Paskah dalam konteks sejarah keselamatan.
c. Jumlah semua bacaan yang harus dibacakan adalah 9 (sembilan). Namun jika ada alasan pastoral, tidaklah harus semuanya dibacakan. Minimal 3 (tiga) bacaan dari KS Perjanjian Lama (tak boleh dihilangkan: dari Kitab Taurat, Para Nabi, dan Keluaran 14) dan 2 (dua) bacaan dari KS Perjanjian Baru (Epistula dan Injil). Bacaan-bacaan itu melukiskan sejumlah karya yang mengagumkan dalam sejarah keselamatan. Misteri Paskah Kristus dipaparkan mulai dari Musa, para Nabi, hingga Kristus sendiri dan kesaksian para rasul-Nya. Diharapkan dengan mendengarkan, jemaat dapat merenungkan semua itu dan ikut menanggapinya lewat nyanyian-nyanyian Mazmur Tanggapan, saat-saat hening dan doa-doa Imam.
d. Madah Kemuliaan dan Doa Pembuka diadakan setelah Bacaan-bacaan dari KS Perjanjian Lama. Lonceng-lonceng gereja boleh dinyanyikan selama Madah Kemuliaan, asal tidak mengganggu keindahan nyanyian itu sendiri (tergantung kebiasaan setempat).
e. Alleluia Agung dinyanyikan 3 (tiga) kali oleh Imam. Biasanya setiap Alleluia mendapat nada berbeda dan menaik. Setiap kali umat mengikutinya.
f. Pemberkatan Air Baptis dapat dilakukan Imam Selebran dengan cara mencelupkan Lilin Paskah ke dalam bejana baptis itu, atau hanya dengan menyentuh air dengan tangan kanan, masing-masing diiiring doa.
g. Pada waktu Pembaruan Janji Baptis, jemaat kembali menyalakan lilin-lilin mereka dari api Lilin Paskah. Lilin-lilin itu dimatikan lagi setelah Percikan, atau setelah Pengakuan Iman, jika ada yang akan dibaptis pada malam itu.
h. Pembaptisan dapat dilakukan di depan altar atau di tempat bejana. Para calon baptis didampingi emban baptisnya. Emban baptislah yang akan mengenakan pakaian/kain putih dan lilin baptis kepada baptisan baru (neofit) yang diberikan oleh Imam.
i. Perayaan Sakramen Krisma idealnya langsung diberikan untuk baptisan dewasa. Kalau demikian, maka si baptisan-baru akan mengalami Sakramen Inisiasi yang lengkap, karena setelah ini akan untuk pertama kalinya mengambil bagian secara penuh dalam Liturgi Ekaristi sebagai anggota Gereja yang baru.
j. Berkat meriah dengan �Alleluia� panjang.
Bagi yang berminat untuk mendalami lebih jauh seluk-beluk perayaan liturgis Pekan Suci dan Trihari Paskah kami anjurkan menimba sendiri dari beberapa buku berikut ini, yang juga telah kami acu untuk tulisan ini.
1. CONGREGATIO PRO CULTO DIVINO. Missale Romanum. Vatican: Typis Polyglottis Vaticanis, 1970.
2. ___________. Circular Letter Concerning the Preparation of the Easter Feasts. Roma, 16 Januari 1988.
3. GANTOY, Robert dan SWAELES, Romain (eds). Days of the Lord: The Liturgical Year. Volume 2: Lent. Collegeville, MN: The Liturgical Press, 1993.
4. ___________. Days of the Lord: The Liturgical Year. Volume 3: Easter Triduum-Easter Season. Collegeville, MN: The Liturgical Press, 1993.
5. HUCK, Gabe. The Three Days: Parish Prayer in the Paschal Triduum. Chicago: Liturgy Training Publications, 1992.
6. KOMLIT KWI. Bina Liturgia 2E: Pedoman Tahun Liturgi dan Penanggalan Liturgi. Jakarta: PD Penerbit Obor, 1988.
7. KOMLIT REGIO JAWA-BALI-LAMPUNG. Pedoman Lingkaran Paskah. Keuskupan Malang, 1999.
8. NOCENT, Adrian. The Liturgical Year II: Lent and Holy Week. Collegeville, MN: The Liturgical Press, 1977.
9. ___________. The Liturgical Year III: The Paschal Triduum, The Easter Season. Collegeville, MN: The Liturgical Press, 1977.
10. http://liturgikita.blogspot.com/2010/02/perayaan-perayaan-liturgis-selama-pekan.html
Wednesday, March 20, 2013
Lambang Penuh Makna dalam Malam Paskah
Pada Malam Paskah, Gereja berjaga dalam doa (Latin: vigili, Jawa: tirakat) dengan merayakan suatu liturgi agung untuk mengenangkan saat-saat Tuhan bangkit dari kematian. Inilah suatu malam pembebasan, seperti ketika bangsa Israel berjaga di malam saat Tuhan yang akan lewat dan menghukum bangsa Mesir atau berjaga-jaga di pinggir laut merah untuk menantikan Tuhan membelah Laut Merah agar mereka dapat melewati dasar laut dan memperoleh kebebasan dari perbudakan Mesir. Malam Tuhan lewat (pesach) yang dikenangkan bangsa Israel setiap Tahun itu melambangkan saat kebangkitan Kristus (Paskah), malam pembebasan sejati, saat Kristus bangkit sebagai pemenang atas dosa dan kematian.
Pada Malam Paskah, kita menantikan dan menyongsong Yesus Kristus yang akan beralih dari kematian menuju kepada hidup. KematianNya telah menghancurkan dosa dan maut, dan kebangkitanNya memperbaharui kehidupan.
Malam Paska secara rohani, merupakan malam paling indah dari segala malam selama sepanjang tahun. Pada malam ini seluruh aspek kekristenan kita mendapat makna dan sumbernya. Tidak ada perayaan dalam Gereja yang lebih agung dari perayaan malam Paska. Inilah malam paling terberkati dan karenanya Gereja menetapkan malam ini adalah malam yang paling penuh rahmat bila hendak mengadakan penerimaan Sakramen Pembaptisan suci.
Perayaan malam paskah dipenuhi dengan simbol-simbol/lambang-lambang yang menggambarkan karya keselamatan Allah atas hidup manusia. Perayaan Agung Malam Paska, terdiri dari 4 bagian yang cukup panjang, yang secara keseluruhan hendak menggambarkan �perjalanan� karya keselamatan Allah atas diri manusia, yaitu :
1. Liturgi Cahaya (Lucernarium) :
menggambarkan kegelapan kematian dan keputusasaan atas hidup manusia yang selalu berakhir pada kegelapan kematian, hingga datanglah Kristus yang dengan terang kebangkitanNya, telah menghancurkan kuasa kegelapan maut itu dan memperbaharui kehidupan manusia. Liturgi cahaya hendak mengingatkan, bahwa kebangkitan dicapai melalui sengsara dan wafat. Artinya, kesuksesan setiap murid Kristus semestinya dicapai melalui perjuangan dan penderitaan.
2. Liturgi Sabda :
terdiri dari 9 bacaan, 9 kidung serta 9 doa, hendak menggambarkan rencana karya keselamatan Allah dari sejak manusia pertama diciptakan, hingga terpenuhi secara paripurna dalam Pengorbanan dan Kebangkitan Yesus Kristus.
3. Liturgi Pembaptisan :
melambangkan pembaharuan atas hidup manusia yang percaya kepada Yesus, Sang Juru Selamat, ialah bahwa setiap orang yang percaya kepadaNya, telah turut disalibkan dan mati dan dikuburkan bersama Dia dan kini turut dibaharui hidupnya dalam Pembaptisan.
4. Liturgi Ekaristi :
menggambarkan persatuan erat dan mesra Allah dan manusia. Manusia yang berdosa karena jasa Yesus Kristus, telah boleh turut serta dalam perjamuan anak domba sejati yang mulia bersama Allah.
Keempat liturgi dalam Perayaan Malam Paskah itu dijabarkan lambang-lambang sebagai berikut :
Kegelapan dan Keheningan :
Perayaan malam Paskah haruslah dimulai setelah matahari terbenam. Perayaan dimulai dengan menghadirkan kegelapan (mematikan seluruh lampu dalam gereja) dan keheningan (tanpa nyanyian atau iringan musik tertentu). Ini hendak melambangkan suasana kubur Yesus yang gelap, juga hendak menggambarkan kuasa maut yang mencengkeram semua manusia seakan-akan tiada lagi harapan. Pun pula hendak menggambarkan kegelapan batin kita dahulu sebelum kita mengenal Yesus, Sang Terang, yang telah membimbing kita pada seluruh kebenaran menuju terang sejati.
Api baru dan Lilin Paskah :
Api baru melambangkan adanya harapan baru (dalam kegelapan dan keputusasaan hidup manusia itu) dalam Yesus Kristus, dan Lilin Paskah melambangkan Kristus yang tidak dapat dikuasai kegelapan maut dan bahkan mengalahkan maut itu dengan kebangkitannNya. Ini mengingatkan pada tiang api yang memimpin bangsa Israel ketika berjalan di kegelapan malam di padang gurun, setelah keluar dari tanah Mesir. Kita pun mengikuti Kristus (Lilin Paskah) yang telah bangkit itu. Lilin Paskah lambang Kristus yang bangkit dengan jaya mengalahkan maut.
3 kali Nyanyian �Cahaya Kristus/Kristus cahaya dunia� dan jawaban umat �Syukur kepada Allah�
merupakan pernyataan kita bahwa kebangkitan Kristus telah menjadi cahaya terang yang membawa harapan pada kehidupan setiap orang; dan kita menanggapinya dengan menyerukan syukur kita kepada Allah yang telah mengirimkan Sang Penyelamat yang demikian mengagumkan.
Penyalaan lilin kita dari api Lilin Paskah:
melambangkan hidup kita yang ikut diperbaharui oleh kebangkitan Yesus. Kegelapan dan keputusasaan hidup kita telah diterangi oleh Cahaya Kebangkitan Kristus yang telah mengalahkan kuasa kematian. Demikian dalam hidup kita yang kadang-kadang menjadi gelap temaram oleh berbagai masalah, kita tidak akan pernah putus asa, melainkan selalu dapat berharap bahwa oleh kasih Tuhan dalam terang Kebangkitan Kristus, segala sesuatu menjadi indah pada waktunya.
Madah Pujian Paskah (Exultate):
merupakan ungkapan kegembiraan, bahwa keselamatan yang dinantikan dan dirintis sejak perjanjian lama mendapat pemenuhannya dalam Yesus Kristus yang bangkit, yang menyinari hidup kita, laksana Bintang Timur yang tak pernah padam dan terbenam.
9 Bacaan Kitab Suci :
melukiskan sejumlah karya yang mengagumkan dalam sejarah keselamatan mulai dari Kisah Penciptaan, Penyeberangan Laut Merah, Kisah para Nabi utusan Allah, hingga memuncak dalam diri Kristus sendiri serta kesaksian para rasul-Nya. Panjangnya sejarah keselamatan juga hendak menggambarkan panjangnya jalan panggilan dan perjuangan kita untuk mencari dan menemukan keselamatan. Sembilan bacaan selengkapnya adalah:
1. Kejadian 1:1-2:2: Kisah penciptaan.
2. Kejadian 22:1-18: Ishak dikorbankan.
3. Keluaran 14:15-15:1: Penyeberangan Laut Merah.
4. Yesaya 54:5-14: Yerusalem baru.
5. Yesaya 55:1-11: Perjanjian abadi.
6. Barukh 3:9-15, 32-4:4: Kebijaksanaan telah datang di bumi.
7. Yehezkiel 36:16-17a,18-28: Hati yang baru.
8. Roma 6:3-11: Mati dan Bangkit bersama Kristus
9. Injil: Kristus bangkit. Tahun A: Matius 28:1-10; Tahun B: Markus 16:1-8; Tahun C: Lukas 24:1-12
Litani Orang Kudus :
Seraya hendak memperbaharui hidup umat beriman (terutama mereka yang mau dibaptis pada malam Paskah), Gereja menyerukan nama dan memohon doa para kudus yang telah mulia abadi bersama Allah, sehingga dengan doa-doa para kudus itu, hidup sekalian umat beriman (terutama baptisan baru) benar-benar diubah dan menjadi serupa dengan Kristus sendiri.
Pemberkatan Air Baptis :
Pemberkatan Air Baptis dilakukan dengan mencelupkan Lilin Paskah ke dalam bejana baptis itu. Demikian hendak menggambarkan bahwa kuasa kebangkitan Kristus yang telah mengalahkan dosa dan maut itu telah turun ke dalam air baptis sehingga setiap orang yang dilahirkan dari air baptis akan memperoleh hidup yang baru: mati terhadap dosa dan hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
Pembaruan Janji Baptis dan Percikan Air Baptis :
melambangkan kita yang telah dipersatukan dalam wafat dan kebangkitan Kristus. Pada malam ini setiap murid Yesus akan memperbaharuhi komitmen kekristenannya dengan mengulangi janji baptis kita (ialah menyangkal diri dan mengakui iman). Dengan pemercikan air, kita disadarkan kembali akan tugas dan panggilan perutusan kita: menjadi terang di tengah masyarakat.
Liturgi Ekaristi.
Dalam bagian keempat upacara malam ini, setiap orang diundang dalam kegembiraan Paska, dalam perjamuan Tuhan. Ekaristi merupakan kekuatan, sekaligus tanda persatuan kita dengan Tuhan, sekaligus kesatuan kita satu dengan lainnya. Semoga dengan santapan pada malam Paska kita mendapatkan kekuatan untuk menjadi lilin-lilin paska di tengah kehidupan dan kegelapan dosa di tengah masyarakat.
Berkat meriah dengan Alleluia panjang��.
Saatnya menyanyikan Haec Dies dengan gembira�..
SELAMAT PASKAH
Semoga Kebangkitan Kristus membangkitkan semangat kita pula
Untuk mulai berbagi kepada yang miskin dan menderita
Serta menjadi garam terang bagi sesama di sekitar kita.
BERKAH DALEM
Disarikan dari: http://programkatekese.blogspot.com/2011/04/lambang-lambang-penuh-makna-dalam_23.html
Pada Malam Paskah, kita menantikan dan menyongsong Yesus Kristus yang akan beralih dari kematian menuju kepada hidup. KematianNya telah menghancurkan dosa dan maut, dan kebangkitanNya memperbaharui kehidupan.
Malam Paska secara rohani, merupakan malam paling indah dari segala malam selama sepanjang tahun. Pada malam ini seluruh aspek kekristenan kita mendapat makna dan sumbernya. Tidak ada perayaan dalam Gereja yang lebih agung dari perayaan malam Paska. Inilah malam paling terberkati dan karenanya Gereja menetapkan malam ini adalah malam yang paling penuh rahmat bila hendak mengadakan penerimaan Sakramen Pembaptisan suci.
Perayaan malam paskah dipenuhi dengan simbol-simbol/lambang-lambang yang menggambarkan karya keselamatan Allah atas hidup manusia. Perayaan Agung Malam Paska, terdiri dari 4 bagian yang cukup panjang, yang secara keseluruhan hendak menggambarkan �perjalanan� karya keselamatan Allah atas diri manusia, yaitu :
1. Liturgi Cahaya (Lucernarium) :
menggambarkan kegelapan kematian dan keputusasaan atas hidup manusia yang selalu berakhir pada kegelapan kematian, hingga datanglah Kristus yang dengan terang kebangkitanNya, telah menghancurkan kuasa kegelapan maut itu dan memperbaharui kehidupan manusia. Liturgi cahaya hendak mengingatkan, bahwa kebangkitan dicapai melalui sengsara dan wafat. Artinya, kesuksesan setiap murid Kristus semestinya dicapai melalui perjuangan dan penderitaan.
2. Liturgi Sabda :
terdiri dari 9 bacaan, 9 kidung serta 9 doa, hendak menggambarkan rencana karya keselamatan Allah dari sejak manusia pertama diciptakan, hingga terpenuhi secara paripurna dalam Pengorbanan dan Kebangkitan Yesus Kristus.
3. Liturgi Pembaptisan :
melambangkan pembaharuan atas hidup manusia yang percaya kepada Yesus, Sang Juru Selamat, ialah bahwa setiap orang yang percaya kepadaNya, telah turut disalibkan dan mati dan dikuburkan bersama Dia dan kini turut dibaharui hidupnya dalam Pembaptisan.
4. Liturgi Ekaristi :
menggambarkan persatuan erat dan mesra Allah dan manusia. Manusia yang berdosa karena jasa Yesus Kristus, telah boleh turut serta dalam perjamuan anak domba sejati yang mulia bersama Allah.
Keempat liturgi dalam Perayaan Malam Paskah itu dijabarkan lambang-lambang sebagai berikut :
Kegelapan dan Keheningan :
Perayaan malam Paskah haruslah dimulai setelah matahari terbenam. Perayaan dimulai dengan menghadirkan kegelapan (mematikan seluruh lampu dalam gereja) dan keheningan (tanpa nyanyian atau iringan musik tertentu). Ini hendak melambangkan suasana kubur Yesus yang gelap, juga hendak menggambarkan kuasa maut yang mencengkeram semua manusia seakan-akan tiada lagi harapan. Pun pula hendak menggambarkan kegelapan batin kita dahulu sebelum kita mengenal Yesus, Sang Terang, yang telah membimbing kita pada seluruh kebenaran menuju terang sejati.
Api baru dan Lilin Paskah :
Api baru melambangkan adanya harapan baru (dalam kegelapan dan keputusasaan hidup manusia itu) dalam Yesus Kristus, dan Lilin Paskah melambangkan Kristus yang tidak dapat dikuasai kegelapan maut dan bahkan mengalahkan maut itu dengan kebangkitannNya. Ini mengingatkan pada tiang api yang memimpin bangsa Israel ketika berjalan di kegelapan malam di padang gurun, setelah keluar dari tanah Mesir. Kita pun mengikuti Kristus (Lilin Paskah) yang telah bangkit itu. Lilin Paskah lambang Kristus yang bangkit dengan jaya mengalahkan maut.
3 kali Nyanyian �Cahaya Kristus/Kristus cahaya dunia� dan jawaban umat �Syukur kepada Allah�
merupakan pernyataan kita bahwa kebangkitan Kristus telah menjadi cahaya terang yang membawa harapan pada kehidupan setiap orang; dan kita menanggapinya dengan menyerukan syukur kita kepada Allah yang telah mengirimkan Sang Penyelamat yang demikian mengagumkan.
Penyalaan lilin kita dari api Lilin Paskah:
melambangkan hidup kita yang ikut diperbaharui oleh kebangkitan Yesus. Kegelapan dan keputusasaan hidup kita telah diterangi oleh Cahaya Kebangkitan Kristus yang telah mengalahkan kuasa kematian. Demikian dalam hidup kita yang kadang-kadang menjadi gelap temaram oleh berbagai masalah, kita tidak akan pernah putus asa, melainkan selalu dapat berharap bahwa oleh kasih Tuhan dalam terang Kebangkitan Kristus, segala sesuatu menjadi indah pada waktunya.
Madah Pujian Paskah (Exultate):
merupakan ungkapan kegembiraan, bahwa keselamatan yang dinantikan dan dirintis sejak perjanjian lama mendapat pemenuhannya dalam Yesus Kristus yang bangkit, yang menyinari hidup kita, laksana Bintang Timur yang tak pernah padam dan terbenam.
9 Bacaan Kitab Suci :
melukiskan sejumlah karya yang mengagumkan dalam sejarah keselamatan mulai dari Kisah Penciptaan, Penyeberangan Laut Merah, Kisah para Nabi utusan Allah, hingga memuncak dalam diri Kristus sendiri serta kesaksian para rasul-Nya. Panjangnya sejarah keselamatan juga hendak menggambarkan panjangnya jalan panggilan dan perjuangan kita untuk mencari dan menemukan keselamatan. Sembilan bacaan selengkapnya adalah:
1. Kejadian 1:1-2:2: Kisah penciptaan.
2. Kejadian 22:1-18: Ishak dikorbankan.
3. Keluaran 14:15-15:1: Penyeberangan Laut Merah.
4. Yesaya 54:5-14: Yerusalem baru.
5. Yesaya 55:1-11: Perjanjian abadi.
6. Barukh 3:9-15, 32-4:4: Kebijaksanaan telah datang di bumi.
7. Yehezkiel 36:16-17a,18-28: Hati yang baru.
8. Roma 6:3-11: Mati dan Bangkit bersama Kristus
9. Injil: Kristus bangkit. Tahun A: Matius 28:1-10; Tahun B: Markus 16:1-8; Tahun C: Lukas 24:1-12
Litani Orang Kudus :
Seraya hendak memperbaharui hidup umat beriman (terutama mereka yang mau dibaptis pada malam Paskah), Gereja menyerukan nama dan memohon doa para kudus yang telah mulia abadi bersama Allah, sehingga dengan doa-doa para kudus itu, hidup sekalian umat beriman (terutama baptisan baru) benar-benar diubah dan menjadi serupa dengan Kristus sendiri.
Pemberkatan Air Baptis :
Pemberkatan Air Baptis dilakukan dengan mencelupkan Lilin Paskah ke dalam bejana baptis itu. Demikian hendak menggambarkan bahwa kuasa kebangkitan Kristus yang telah mengalahkan dosa dan maut itu telah turun ke dalam air baptis sehingga setiap orang yang dilahirkan dari air baptis akan memperoleh hidup yang baru: mati terhadap dosa dan hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
Pembaruan Janji Baptis dan Percikan Air Baptis :
melambangkan kita yang telah dipersatukan dalam wafat dan kebangkitan Kristus. Pada malam ini setiap murid Yesus akan memperbaharuhi komitmen kekristenannya dengan mengulangi janji baptis kita (ialah menyangkal diri dan mengakui iman). Dengan pemercikan air, kita disadarkan kembali akan tugas dan panggilan perutusan kita: menjadi terang di tengah masyarakat.
Liturgi Ekaristi.
Dalam bagian keempat upacara malam ini, setiap orang diundang dalam kegembiraan Paska, dalam perjamuan Tuhan. Ekaristi merupakan kekuatan, sekaligus tanda persatuan kita dengan Tuhan, sekaligus kesatuan kita satu dengan lainnya. Semoga dengan santapan pada malam Paska kita mendapatkan kekuatan untuk menjadi lilin-lilin paska di tengah kehidupan dan kegelapan dosa di tengah masyarakat.
Berkat meriah dengan Alleluia panjang��.
SELAMAT PASKAH
Semoga Kebangkitan Kristus membangkitkan semangat kita pula
Untuk mulai berbagi kepada yang miskin dan menderita
Serta menjadi garam terang bagi sesama di sekitar kita.
BERKAH DALEM
Disarikan dari: http://programkatekese.blogspot.com/2011/04/lambang-lambang-penuh-makna-dalam_23.html
Sunday, March 17, 2013
MALAM PASKAH: Simbolisme Cahaya dan Lilin Paskah
awal dan akhir, alpha dan omega.
MilikNyalah segala masa dan segala abad,
kepadaNyalah kemuliaan dan kekuasaan
untuk selama-lamanya.
Pada Malam Paskah ini ada suatu kebutuhan dari setiap kita yang merayakan Malam Vigili Paskah adalah lilin. Mungkin setiap kita sibuk mencari lilin. Toko-toko penjual lilin laris manis. Kelompok Mudika atau Legio Maria, Putra Altar dan Putri Sakristi pada sibuk menyiapkan lilin bagi umat beriman yang datang merayakan Hari raya Kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus. Memang dalam tradisi Liturgi Gereja Katolik perayaan Malam Paskah diawali dengan upacara cahaya. Tuhan Yesus yang bangkit dari kuburNya merupakan cahaya yang menerangi kegelapan dan kekelaman dunia ; maut dan dosa dikalahkan, dunia dilimpahi kasih dan keselamatan Allah. Dunia bergema dengan sorak sorai : � Kristus Cahaya Dunia �, � Syukur Kepada Allah �.
Simbol Kebangkitan Kristus
Gereja dalam tradisi liturginya telah menggunakan Lilin sejak abad IV, terutama lilin putih besar yang dihiasi dengan goresan salib berwarna merah.
Lilin Paskah merupakan symbol cahaya Kristus yang bangkit. Hal ini terutama dalam kata-kata imam ketika menyalakan lilin Paskah dengan mengucapkan : � Semoga Cahaya Kristus yang bangkit mulia menghalau kegelapan hati dan budi kita �. Ketika Lilin Paskah diarak masuk ke dalam gereja, Gereja dalam keadaan gelap, dan cahaya lilin Paskah ini mulai memberi terang dalam kegelapan. Memang, sesungguhnya terang kebangkitan Kristus memberi cahaya untuk menerangi kegelapan hidup kita, bahkan mencerahkan dan mengubah hidup yang suram.
Cahaya Lilin Paskah ini kemudian diedarkan ke tengah umat beriman dengan saling menyalakan lilin-lilinnya di tangan, sebagai simbol saling berbagi terang kebangkitan Kristus dan cinta kasih Allah yang menyelamatkan.
Tulisan atau goresan pada Lilin Paskah
Ketika upacara pemberkatan Lilin Paskah, imam mengoreskan tanda-tanda pada Lilin Paskah :
* Imam mengoreskan (menulis) tanda salib, dari atas ke bawah � kiri ke kanan; kemudian dia mengoreskan abjad yunani Alpha di bagian atas dan abjad Omega di bagian bawah, seraya mengucapkan : �Kristus dahulu dan sekarang; Awal dan Akhir � Alpha dan Omega�. Jadi ada tindakan yang disertai kata-kata ini menunjukkan bahwa Kristus adalah awal dan akhir dari segala sesuatu. Kita ingat dalam prolog Injil Yohanes, di situ dikatakan: �Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah� (Yoh 1, 1). Dan sungguh, Firman Allah itu adalah Yesus Kristus. Dan masih tetap menurut St. Yohanes dalam Kitab Wahyu, di situ dikatakan : � Ya, Aku datang segera!� Amin, datanglah, Tuhan Yesus! � (Why 22, 20), yang merupakan kalimat terakhir dari Alkitab, dan yang menunjukkan bahwa Yesus Kristus kita nantikan kedatanganNya pada akhir jaman, sebagaimana kita ucapkan dalam credo atau pengakuan iman kita.
* Di ke empat sudut dari salib itu digoreskan angka tahun yang menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan atas waktu dan sejarah. � MilikNyalah segala masa dan segala abad. KepadaNyalah kemuliaan dan kekuasaan sepanjang segala masa. �
* Pada bagian tengah dan keempat ujung dari tanda salib itu, imam menancapkan biji-biji dupa sebagai tanda dari 5 luka-luka Yesus, seraya berkata : � Demi luka-lukaNya yang kudus dan mulia, semoga kitapun dilindungi dan dipelihara oleh Kristus Tuhan. Amin. �
Exultet
Setelah uapacara pemberkatan api baru, pemberkatan dan penyalaan Lilin Paskah, menyusul perarakan masuk ke dalam gereja dengan tiga kali aklamasi � Kristus Cahaya Dunia � � � Syukur kepada Allah �. Pada aklamasi kedua, lilin-lilin misdinar dinyalakan dari nyala Lilin Paskah ; dan pada aklamasi ketiga nyala Lilin Paskah diteruskan ke umat oleh misdinar dan umatpun saling berbagi nayala api Lilin Paskah Kristus. Kemudian menyusul Exultet atau Pujian Paskah, yang merupakan pemakluman Paskah Kristus secara meriah, sekaligus menyimpulkan bagian pertama perayaan Malam Paskah, perayaan cahaya Kristus yang bangkit jaya.
Cahaya Sejati adalah Tuhan
Istilah � terang � atau � cahaya � banyak terdapat dalam ayat-ayat Kitab Suci, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru, seperti dalam kisah penciptaan, pada saat dimana Allah menuntun umat pilihanNya dari perbudakan Mesir dalam terang tiang awan, juga ada dalam kitab mazmur, dsb.
Perjanjian Baru menjelaskan makna cahaya menunjuk kepada Yesus sebagai Terang Dunia.
* Pada kelahiran Yesus : � Bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang � (Mat 4, 16).
* Pada saat Yesus dipersembahkan di Bait Allah : Simeon berseru bahwa Yesus adalah terang bagi bangsa-bangsa : � Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel. � (Luk 2, 29 � 32).
* Pada peristiwa transfigurasi di Gunung Tabor : � Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. � (Mat 17, 2).
* Yesus disebut sebagai terang sejati: �Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.� (Yoh 1, 4-9).
* Yesus berkata bahwa Dia adalah terang yang sesungguhnya : �Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.� (Yoh 8, 12).
* Dan kita yang telah mengikuti Yesus menjadi terang dunia : �Kamu adalah terang dunia. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang.� (Mat 5, 14. 16).
Terang dalam Liturgi
Konon pada jaman Romawi kuno, para kaisar dikelilingi oleh orang yang membawa obor untuk menunjukkan kehadirannya di tengah rakyat. Kekristenan awal mengadopsi ide ini bukan untuk menunjukkan dan menghormati kaisar tetapi menunjukkan Raja segala raja, Raja alam semesta adalah Tuhan Yesus Kristus.
Dalam kumpulan catatan liturgi kuno ditemukan sebuah ungkapan ini : � Kita tidak perna merayakan Misa tanpa cahaya (lilin) ; hal ini bukan bukan untuk mengusir kegelapan tetapi untuk memuliakan Sang Cahaya sejati, yakni Kristus Yesus, Sakramen keselamatan yang hadir di altar, tanpa Dia, kita berada dalam kegelapan malam � (Bernold Konstanz dalam Micrologue, tahun 1085).
Fungsi Cahaya dalam Liturgi
Secara historis: untuk menunjukkan benda atau obyek yang bersangkutan :
* Altar dalam katakombe dan dalam Basilika pada awal kekristenan.
* Salib perarakan (dalam prosesi salib diapiti lilin bernyala)
Secara simbolik: menghormati tanda-tanda kehadiran Yesus Kristus, Terang Dunia, yang hadir dan tinggal di tengah-tengah umat beriman. Dengan demikian, cahaya lilin atau lampu menjadi tanda kehadiran Kristus dalam GerejaNya, yakni :
* Yesus hadir dalam roti dan anggur yang telah dikonsekrir.
* Altar yang menghadirkan pengorbanan diri Yesus Kristus di altar salib.
* Salib perarakan.
* Perarakan Evangeliarium (menjelang pembacaan Injil) dan saat bacaan Injil, karena Yesus adalah Sabda Allah.
Mengapa Menyalakan Lilin?
Lilin adalah simbol terang / cahaya. Dalam ritual keagamaan, lilin banyak digunakan untuk mengingatkan setiap orang akan cahaya ; dan cahaya itu merupakan sesuatu yang berguna untuk menerangi kegelapan dan sekaligus cahaya itu bisa menjadi hal yang riskan dan rapuh, maka perlu diberi perhatian terus menerus.
Selama nyala dari suatu lilin dapat diedarkan dan diperbanyak, ia dapat digunakan sebagai simbol memberi semangat, maka dari itu juga dalam iman cahaya itu adalah simbol iman.
Di tabernakel, lampu (lilin) merupakan simbol kehadiran Allah. Selain itu, ketika kita menyalakan lilin di gereja, atau di depan patung, atau di tempat-tempat ziarah ataupun di kuburan dari keluarga yang telah meninggal, cahaya lilin merupakan simbol doa.
Lilin Babtis dan Pembaharuan Janji Babtis
�Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.� (Efesus 5, 14) Selain air, lilin merupakan simbol terpenting dalam pembabtisan (inisiasi Kristen). Hal ini mengungkapkan bahwa Kristus adalah terang dunia, kini diterima oleh orang yang dibabtis dan hidup dalam cahaya Kristus. Bukan hanya itu, ia juga menjadi terang bagi sesama di sekitarnya, yang mungkin saja terkadang redup tertiup angin dan gelombang kehidupan, namun nyalanya tetap membara dan tak terpadamkan, karena sumbernya dari Kristus, Sang Terang sejati. Maka dengan nyala lilin di tangan yang diambil dari Lilin Paskah Kristus, kita membaharui janji-janji babtis untuk tetap hidup dalam Terang Kristus dan menjadi cahaya yang tak terpadamkan bagi sesama di sekitar kita.
Semoga,
Selamat Paskah, Tuhan memberkati !!
(sumber: http://www.liturgiekaristi.wordpress.com)