Latest News

Showing posts with label Hari Raya / Solemnity. Show all posts
Showing posts with label Hari Raya / Solemnity. Show all posts

Friday, June 29, 2012

Homili Hari Raya St. Petrus dan Paulus

Hari Raya St. Petrus dan Paulus, Rasul

Kis 12:1-11
Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9
2Tim 4:6-8.17-18
Mat 16: 13-19

�Engkau adalah Mesias�

Pada hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan Hari Raya St. Petrus dan Paulus. Tentang Hari Raya kedua orang kudus ini, St. Agustinus menulis dalam Sermo 295, alasan mengapa kedua Rasul ini pestanya dirayakan bersama-sama. Agustinus menulis, �Memang mereka berdua adalah rasul yang berbeda tetapi memiliki satu semangat. Mereka menderita pada saat yang berbeda tetapi tetaplah satu semangat. Petrus mendahului, Paulus mengikuti jejaknya. Hari ini menjadi hari kudus karena kedua rasul ini menguduskannya dengan darah mereka. Marilah kita ikut menghayati iman dan kepercayaan mereka, hidup dan karya-karya mereka, penderitaan-penderitaan, pengajaran-pengajaran dan pengakuan iman mereka.�

Petrus, merupakan seorang nelayan kelahiran Bethsaida dan menjadi Uskup pertama di Roma. Yesus mengundangnya untuk mengikutiNya: �Aku akan menjadikanmu penjala manusia.� Ia orang sederhana, pekerja keras, murah hati, jujur dan sangat melekat pada Yesus. Nama aslinya adalah Simon tetapi Yesus mengubahnya menjadi Petrus yang berarti wadas. Yesus berkata kepadanya, �Engkaulah Petrus dan di atas wadas ini kudirikan GerejaKu.� Petrus menjadi pemimpin para Rasul. Ketika Yesus ditangkap,Petrus mengalami ketakutan luar biasa maka ia menyangkal Yesus tiga kali. Tetapi setelah bangkit Yesus menampakan diriNya dan bertanya kepada Petrus tentang kasih. Hal yang dituntut dari Petrus adalah �mengasihi Yesus lebih dari� para Rasul yang lain. Ia wafat di Roma sebagai martir pada tahun 67.

Saul adalah seorang Yahudi, kelahiran Tarsus. Sebagai warga Negara Romawi, ia menggunaakan nama Paulus. Ia memperdalam pengajaran iman Yahudi dengan saksama. Sebelum mengenal Kristus, dia adalah penganiaya jemaat Kristen. Pada saat dia ditobatkan, Yesus berkata, �Saya akan menunjukkan bagaimana ia akan menderita bagiKu�. Ia terkenal sebagai rasul bangsa-bangsa yang belum mengenal Tuhan. Ia meninggal di Roma sebagai martir.

Bacaan-bacaan suci pada Hari Raya ini mengatakan tentang hidup dan pengabdian kedua rasul ini kepada Yesus yang mereka kasihi. Kalau kita membaca Injil Sinoptik, Yesus digambarkan sebagai figur yang melakukan perbuatan-perbuatan besar dari Allah. Ia mengajar, menyembuhkan orang-orang sakit, mengusir roh jahat, dan memperbanyak roti. Setiap kali mengajar, selalu dengan wibawa dan kuasa yang melebih para ahli Taurat. Tentu saja hidup Yesus seperti ini membuat banyak orang bertanya tentang diriNya. Bacaan injil hari ini mengisahkan bagaimana Yesus berkumpul bersama para rasulNya dan Ia bertanya tentang diriNya. Yesus berkata, �Kata orang, siapakah Anak Manusia itu? Pertanyaan tentang kata orang adalah pertanyaan yang mudah. Secara bergantian mereka mengulangi perkataan orang-orang: �Ada yang mengatakan Yohanes Pembabtis, Elia, Yeremia atau salah seorang dari para nabi.� Pertanyaan kedua yang lebih sulit adalah, �Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?� Simon Petrus menjawab, �Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup�. Dengan jawaban ini Petrus disapa Yesus �berbahagialah� karena Bapa di Surga membuka pikirannya untuk mengakui Yesus sebagai Mesias. Konsekuensinya adalah misi baru bagi Petrus: �Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia akan terlepas di Sorga�

Jawaban Petrus ini merupakan ungkapan imannya pada Yesus. Memang orang-orang saat itu sedang menanti dan berharap akan kedatangan Mesias. Mesias itu bertugas untuk menata kembali kehidupan umat Allah seperti dahulu kala yaitu suasana damai, adil dan penuh sukacita. Bagi kebanyakan orang, Mesias adalah keturunan Daud yang akan menjadi pemimpin Israel untuk menjadi lebih dekat dengan Allah. Bagi orang Yahudi, menyebut Mesias selalu dikaitkan dengan pengertian �Anak Manusia� (Dan 7:13). Itu sebabnya Yesus bertanya tentang identitas Anak Manusia dan Petrus menjawab �Mesias�. Yesus menjadi sungguh-sungguh Mesias ketika Ia dengan berani melakukan kehendak Bapa di Surga dengan mengalami banyak penderitaan, ditolak oleh tua-tua dan imam-imam kepala. Ia wafat dan bangkit pada hari ketiga. Pengalaman Paskah ini yang membuat Para Rasul dan Gereja perdana mengakui Yesus sebagai Mesias.

Pengakuan iman Petrus ini membawa dampak bagi panggilan dan perutusannya. Sebelumnya, Yesus sudah mengatakan kepada para muridNya bahwa Ia sendiri yang akan menjadikan mereka Penjala Manusia. Kini secara istimewa Yesus memberi tugas kepada Petrus. Dia sebagai batu wadas (Petra) di mana Gereja didirikan. Sebagai Batu Karang, Petrus bertugas untuk menjadi pemimpin dan pelindung umat di mana tidak ada satu bahaya (syeol) yang dapat menghancurkan mereka. Kunci Kerajaan Allah juga diberikan kepada Petrus bukan untuk membuka dan menutup pintu Surga atau menentukan siapa yang layak masuk. Tugas Petrus dengan kunci tersebut adalah supaya kuasa-kuasa jahat tidak memasuki Kerajaan Surga. Maka apa yang diikat di bumi atau dilepas di bumi akan diikat atau dilepas di Surga.

Apa yang harus kita lakukan sebagai Gereja? Kita mengambil pengalaman apostolic dari Petrus dan Paulus yang berani bersaksi tentang Yesus. Dalam Bacaan Pertama dikisahkan bagaimana Petrus setelah Yakobus dibunuh ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara atas suruhan Herodes. Namun pengalaman yang mengesankan adalah Tuhan menyertai Petrus sehingga ia dilepaskan secara misterius dari Penjara. Paulus dalam bacaan kedua menghimbau Timotius sebagai pemimpin jemaat untuk melanjutkan semua pekerjaan, pengorbanan yang pernah dilakukan bersama Paulus. Kebersamaan perlu tetap di bangun sebagai kesatuan jemaat untuk kemuliaan dan keagungan Tuhan. Hal yang kiranya tetap menarik perhatiann kita adalah kesadaran Paulus bahwa ia memelihara iman kepada Kristus dan Tuhan sendiri mendampingi seluruh hidupnya. Keselamatan pun diberikan Tuhan kepadanya.

Sabda Tuhan membuat kita bertumbuh menjadi baru. Belajar dari kedua rasul ini, kita semua diingatkan bahwa Tuhan tetap menyertai kita bukan hanya pada saat yang membahagiakan saja tetapi dalam saat-saat yang sulit pun Tuhan hadir dan membahagiakan kita. Hanya Dia yang punya kuasa untuk membahagiakan kita. Tuhan juga tidak memperhatikan masa lalul kita. Dia selalu melihat keterbukaan hati kita untuk berubah menjadi baru dan melayaniNya. Ini sungguh-sungguh optimisme kristiani bagi kita. Yesuslah Mesias yang mengubah kita menjadi baru.

Doa: Tuhan, terima kasih atas anugerahMu. Buatlah aku menjadi baru. Amen

Sumber : http://haniesto.blogspot.com/

Sunday, June 10, 2012

Hari Raya Hati Yesus Yang Maha Kudus

Hari Raya Hati Yesus yang Maha Kudus
Tahun B, Jumat, 15 Juni 2012

Tema : Lambung Yesus terbuka dan mengalirlah darah serta air ke luar

Bacaan I : Hatiku berbalik dari segala murka. (Hos 11:1.3.8c-9)
Mazmur Tanggapan : Tuhan, Engkaulah sumber air hidup. (Yes 11)
Bacaan II : Supaya kamu dapat memahami betapa tinggi dan dalamnya kasih Kristus. (Ef 3:8-12.14-19)
Bacaan Injil : Lambung Yesus terbuka dan mengalirlah darah serta air ke luar. (Yoh 19:31-37)

Lagu Pembuka : MB 499 / MB 507 (Flores Ngada) / PS 337
Mazmur Tanggapan : MTA No. 864
Alleluya / A.P.I : MTA No. 957 / MB 649
Persiapan Persembahan : MB 506 / MB 743 / PS 422
Komuni : MB 508 / MB 695 (Flores-Lio) / PS 561
Madah Pujian : MB 505 / MB 786 (Flores Ngada) / PS 563

Doa Renungan Pagi
Ya Allah, Engkau telah mencurahkan sinar mentari dan hawa sejuk segar pagi hari ini. Maka kami mengangkat pujian kepada-Mu seraya memohon agar Engkau mendampingi perjalanan hidup kami selama satu hari ini. Anugerahilah kami semangat pengorbanan seperti Yesus Kristus yang telah merelakan hidup-Nya bagi kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Tuhan tidak pernah berhenti atau patah arang dalam mengasihi umat-Nya. Meskipun seringkali mereka tidak mau insaf dengan kesalahannya, Allah tetap menolong dan menyembuhkan mereka. Hati Allah sungguh berbeda dengan hati kita, sebab Dialah yang Mahakudus.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Nubuat Hosea (11:1.3-4.8c-9)

"Hati-Ku berbalik dari segala murka."
Beginilah firman Tuhan, �Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia dan dari Mesir anak-Ku itu Kupanggil. Akulah yang mengajar Efraim berjalan dan mengangkat mereka di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa Akulah yang menyembuhkan mereka. Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengambil kekang dari rahang mereka, yang membungkuk di hadapan mereka untuk memberi makan. Hati-Ku berbalik dari segala murka. Belaskasihan-Ku bangkit serentak. Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala itu, tidak akan membinasakan Efraim lagi. Sebab Aku ini Allah, dan bukan manusia. Aku ini Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan.�
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 864
Ref. Tuhan Dikaulah sumber air hidup!
Ayat. MT. Yes 11:2-3.4bcd.5-6
1. Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar; sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.
2. Pada waktu itu kami akan berkata, �Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur!�
3. Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!�

Rasul Paulus memahami panggilan utamanya adalah mewartakan harta keselamatan Kristus terutama kepada orang-orang bukan Yahudi. Dengan demikian semua orang akhirnya menyadari betapa lebar, panjang, dan tingginya kasih Kristus. Dengan mengenal kasih itu terbukalah jalan menuju Bapa untuk siapa saja.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Efesus (3:8-12.14-19)

"Supaya kamu dapat memahami betapa tinggi dan dalamnya kasih Kristus."
Saudara-saudara terkasih, aku ini yang paling hina di antara segala orang kudus. Tetapi kepadaku telah dianugerahkan kasih karunia untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus yang tidak terduga itu. Aku diutus menyatakan apa isi rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, pencipta segala sesuatu. Maksudnya supaya sekarang ini pelbagai ragam hikmat Allah diberitahukan oleh jemaat kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di surga, sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan Allah dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan menghadap kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya. Itulah sebabnya, aku bersujud di hadapan Bapa, pokok segala keturunan di surga dan di bumi. Aku berdoa supaya seturut kekayaan kemuliaan-Nya, Ia menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya yang tinggal di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu, Kristus diam di dalam hatimu, dan kamu berakar serta beralas dalam kasih. Aku berdoa supaya kamu bersama dengan semua orang kudus dapat memahami betapa lebar dan panjangnya, dan betapa tinggi dan dalamnya kasih Kristus; juga supaya kamu dapat mengenal kasih Kristus itu, sekalipun melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 961
Ref. Alleluya
Ayat. Allah telah mengasihi kita, dan telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

Ketika lambung Yesus ditikam dengan tombak, mengalirlah darah serta air. Dari tradisi kita mengenal bahwa darah serta air itu melambangkan sakramen-sakramen Gereja. Sakramen-sakramen tersebut disatukan dengan hidup, kematian, dan kebangkitan Kristus. Melalui hati-Nya yang terlukai kita memperoleh keselamatan.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (19:31-37)

"Lambung Yesus terbuka, dan mengalirlah darah serta air keluar."
Hari Yesus wafat adalah hari persiapan Paskah. Supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib, - sebab Sabat itu adalah hari yang besar � maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang yang disalibkan itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit, lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus. Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus, dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya. Tetapi salah seorang dari prajurit itu menikam lambung Yesus dengan tombak, dan segera mengalirlah darah serta air keluar. Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberi kesaksian ini, dan kesaksiannya benar! Dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci, �Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan� dan nas lain yang mengatakan, �Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam.�
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan:
Seorang dari prajurit yang menjaga tempat penyaliban, menikam lambung Yesus dengan tombak secara tiba-tiba. Segera mengalirlah darah serta air. Itu sebagai lambang Gereja. Gereja kita adalah Gereja yang terbuka, yang menyapa semua orang. Sudahkah kita meneladan-Nya?

Doa Renungan Malam
Ya Hati Yesus yang Mahakudus, pada hari ini kami merenungkan saat-saat kematian-Mu di kayu salib. Hati-Mu ditembusi tombak dan pada saat itu keluarlah darah dan air kehidupan bagi kami manusia berdosa. Semoga kami mengarahkan hati kami masing-masing menuju persatuan dengan hati-Mu yang Mahakudus, agar terdapat semangat rela berkorban dalam hidup kami. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami. Amin.

Sumber : http://renunganpagi.blogspot.com/

Friday, June 8, 2012

Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus Tahun B Minggu, 10 Juni 2012

Kel 24:3-8
Ibr 9:11-15;
Mrk 14:16.22-26

Dalam suatu organisasi partai atau kelompok tertentu, biasanya untuk menjadi anggota diminta menanda tangani surat pernyataan dukungan dan kesetiaan. Bahkan untuk membuktikan dan kesetiaan mereka, ramai-ramai membuat jempol darah. Dengan membuat tanda jempol darah, mereka mau melaksanakan semua peraturan serta kebijaksanaan organisasi.

Demikian juga ketika Musa memberitahukan firman kepada bangsa Israel, mereka mau menerima dengan kompak siap mendengarkan dan melakukan firman itu. Sebagai bukti bahwa semua firman dan peraturan yang telah diucapkan Tuhan kepada umat Israel akan dilaksanakan, maka dibuatlah perjanjian dengan tanda darah. Dengan mengambil sebagian darah kurban bakaran dan menuangkannya pada mesbah serta mengoleskannya pada umat Israel, menunjukkan bahwa mereka akan setia melaksanakan firman Tuhan. Pernjanjian yang ditandai dengan darah ini bersifat abadi dan mengikat.

Kalau dalam Perjanjian Lama, perjanjian antara Allah dan manusia ditandai dengan memercikkan darah hewan kurban. Namun dalam Perjanjian Baru, Yesus memberikan Tubuh dan Darah-Nya sebagai kurban yang memperbarui perjanjian antara Allah dan manusia sekaligus pelaksanaan karya pembebasan manusia. Dialah imam yang mempersembahkan kurban sekaligus menjadi Anak Domba Allah yang dikurbankan. Darah yang ditumpahkan-Nya di kayu salib menguduskan hati nurani kita, agar kita semua dapat menerima keselamatan kekal sebagai umat Allah, seperti yang telah dijanjikan-Nya.

Setelah menyucikan umat manusia dengan darah-Nya, Yesus memberikan tubuh-Nya menjadi sumber kekuatan perjuangan kita menuju tanah terjanji, yaitu kehidupan surgawi bersama Allah. Secara menyeluruh, pemberian darah dan tubuh Yesus bagi kita menjadi perwujudan kehendak Allah untuk selalu bersatu dalam hidup kita, menemai, menjaga, memberi kekuatan dan membantu kita untuk setia menapaki jalan keselamatan yang telah ditunjukan-Nya kepada kita.

Pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ini seluruh Gereja bersyukur atas karya keselamatan Allah yang terungkap pada Perayaan Ekaristi yang berakar dari apa yang dilakukan Yesus di depan para murid-Nya dalam perjamuan Paskah Yahudi. Dalam Perjamuan Terakhir itu Ia mengambil roti untuk merepresentasikan Tubuh-Nya dan anggur sebagai Darah-Nya. Yesus mengambil Roti: �Ambillah, inilah Tubuh-Ku ... Inilah Darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang.� Dari peristiwa itu Ia mewahyukan Diri-Nya sebagai Mesias Sang Penyelamat.

Marilah kita merenungkan sejenak misteri Tubuh dan Darah Kristus, yang kita sambut dalam setiap kali ikut Perayaan Ekaristi. Menyambut Tubuh dan Darah Kristus berarti rela untuk berkorban bagi keselamatan sesama sebagaimana dilakukan Yesus sendiri. Perbuatan Yesus, sebagaimana dirayakan dalam Ekaristi, Ia menyerahkan diri-Nya sebagai santapan bagi kehidupan. Ketika kita menerima Ekaristi atau Tubuh dan Darah Kristus, membawa konsekuensi meneruskan cinta kasih Tuhan kepada sesama, yang akhirnya membuat dunia menikmati damai dan kasih-Nya. (FX. Mgn)

Sumber : http://fxmargono.blogspot.com/

Sunday, June 3, 2012

Homili Hari Raya Tritunggal Mahakudus/B

Hari Raya Tritunggal Mahakudus
Ul 4: 32-34.39-40
Mzm 33:4-5.6.9.18-19.20-22;
Rom 8:14-17
Mat 28:16-20

"Baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus"

Seorang Uskup pernah bertanya kepada anak-anak yang sedang menyiapkan diri untuk menerima Sakramen Krisma. �Apa artinya Trinitas?� tanya Bapa Uskup. Seorang anak menjawab dengan suara yang kecil dan tidak bisa didengar oleh Uskup. �Anakku,� kata Uskup, �Saya tidak mengerti apa yang sudah kau katakan.� Anak itu berkata kepada Uskup, �Baik, Bapa Uskup, Trinitas adalah sebuah misteri. Tak seorang pun dapat memahaminya.� Bapa Uskup tersenyum dan mengangguk sambil berkata, �Anak engkau dapat menjadi Uskup masa depan�.

Pada hari ini Gereja merayakan Hari raya Tritunggal Mahakudus. Ini adalah bagian inti dari iman dan kepercayaan kristiani. Kita Percaya pada Satu Allah dengan tiga pribadi yang berbeda Bapa, Putera dan Roh Kudus. Menurut Katekismus Gereja Katolik dikatakan bahwa pengakuan iman ini pertama kali diucapkan pada saat pembaptisan. Jadi pengakuan iman adalah pengakuan pembaptisan karena pembaptisan dilakukan dalam �Nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus� (Mat 28:19), maka kebenaran-kebenaran iman yang diakui waktu pembaptisan disusun sesuai hubungannya dengan Tiga Pribadi Tritunggal Mahakudus. (KGK 189). Dengan dasar ini maka setiap hari kita selalu menyapa Tritunggal dalam doa-doa kita. Kita selalu memulainya dengan Tanda Salib sebagai tanda kemenangan kita: �Dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus�

Bacaan-bacaan liturgi pada hari ini tidak memberikan presentasi yang jelas tentang doktrin Tritunggal Mahakudus. Doktrin Satu Allah dengan Tiga Pribadi yang berbeda tidak secara jelas diungkapkan di dalam Kitab Suci. Istilah Trintas sendiri tidak ditemukan di dalam Kitab Suci terutama Kitab Perjanjian Baru. Yang ada hanya deskripsi tertentu yang diajarkan oleh Yesus. Dalam Injil Matius misalnya, Yesus memerintahkan para muridNya untuk pergi, menjadikan segala bangsa murid-muridNya dan membaptis mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Paulus dalam bacaan kedua mengingatkan umat di Roma untuk hidup damai, dan memohon berkat dari Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Yesus sendiri memanggil Allah sebagai Bapa �Abba� dan mengajar para muridNya untuk menyapa dengan sapaan yang sama, �Abba�. Yesus sendiri mengatakan tentang Roh Kudus, Roh yang keluar dari Bapa. Yesus sebagai Sabda dan Bapa adalah satu maka Roh Kudus yang sama yang dijanjikan sebagai penghibur dan pembela adalah Roh Yesus sendiri. Yesus juga mengatakan bahwa barangsiapa melihat Dia, melihat Bapa. Ini satu model persekutuan yang begitu ilahi dan utuh.

Dalam kategori pemikiran kita, Tiga Pribadi dari Satu Allah ini memiliki peranan sendiri-sendiri. Bapa sebagai pencipta, Putera sebagai Penebus, Roh Kudus yang menyucikan atau menguduskan. Yesus mengajar kita tentang persekutuanNya yang mendalam dengan Bapa dalam ikatan Roh Kudus. Yesus adalah Sabda yang ada sebelum dunia dijadikan. Kita dapat memahami Trinitas dalam peristiwa Inkarnasi. Malaikat Gabriel datang kepada Bunda Maria dan mengatakan bahwa Maria akan mengandung dari Roh Kudus. Malaikat adalah Utusan Allah Bapa, Maria mengandung Yesus (Putera) dan bahwa Roh Kudus turun atas Maria.

Di dalam sejarah keselamatan, Allah telah menaruh belas kasihNya kepada Umat Israel. Untuk itu Musa mengundang Umat Israel untuk bersyukur kepada Tuhan karena membebaskan mereka dari perbudakan Mesir dan mengarahkan mereka ke tanah terjanji. Maka Musa juga menginginkan supaya umat Israel untuk memiliki relasi yang mendalam dengan Tuhan. Mereka menjadi umat pilihan Allah dalam perjanjian yang dibuat oleh Yahwe bersama Musa mewakili Israel. Perjanjian Lama disempurnakan oleh Yesus dalam Perjanjian Baru. Paulus mengingatkan mereka tentang kasih Bapa, rahmat melalui Yesus Kristus dalam persekutuan Roh Kudus. Roh Kudus yang mempersatukan pribadi-pribadi menjadi Anak Allah. Dengan demikian sapaan yang diucapkan Yesus menjadi juga sapaan setiap pribadi �Abba�, Ya Bapa!

Tentu saja warta sukacita Yesus ini harus diteruskan oleh para rasulNya. Ia memiliki rencana istimewa bagi para rasulNya untuk meneruskan pertumbuhan gereja yang dibangunNya di atas wadas. Ia berpesan kepada mereka untuk menjadikan segala bangsa murid Kristus dan membaptis mereka dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus.

Kita kembali ke dialog Uskup dan anak-anak yang akan menerima sakramen Krisma. tepat sekali jawaban anak itu kepada Uskup, �Trinitas adalah sebuah misteri iman dan tidak dapat diselami oleh manusia�. Namun demikian kita dapat merasakanNya dalam pertumbuhan iman kita. Pesta Tritunggal Mahakudus adalah pesta cinta kasih sejati. Tritunggal adalah model cinta kasih yang saling memberi, saling melengkapi, menyempurnakan dan saling menguduskan.

Mari kita menghayati semangat ini di dalam hidup kita. Hal konkret yang dapat kita lakukan adalah bersyukur atas sakramen Pembaptisan karena menjadi saat dimana kita dikuduskan dalam Nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Kita juga diingatkan untuk membuat tanda salib yang benar: Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap akal budi (dahi), dengan sepenuh hatimu (di dada), dan seluruh kekuatanmu (di bahu kiri dan kanan). Atau Kasihilah Tuhan Allahmu (dahi), kasihilah dirimu sendiri (dada), dan kasihilah sesamamu (bahu kiri) dan kasihilah juga musuh-musuhmu (bahu kanan).

Doa: Ya Allah Tritunggal, jadikanlah kami kudus. Amen

Sumber : http://haniesto.blogspot.com/2012/06/homili-hari-raya-tritunggal-mahakudusb.html

Sunday, May 27, 2012

Pentakosta: Turunnya Roh Kudus ke Atas Gereja

oleh: P. Yosef Bukubala, SVD

Hari Raya Pentakosta mengingatkan kita akan turunnya Roh Kudus yang dijanjikan Yesus atas Gereja yang masih muda, yaitu atas para murid bersama Bunda Maria, yang dengan tekun, sehati dalam doa bersama menantikan kedatangan-Nya, sesudah la naik ke surga.

Ketika tiba hari Pentakosta itu, turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah di mana mereka duduk. Lalu tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus.

Apa arti perayaan Pentakosta bagi kehidupan kita yang merayakannya? Bagi kita, turunnya Roh Kudus dan kadar daya kuasa-Nya bagi hidup kita dalam Gereja, bergantung dari persatuan kita dengan Yesus Kristus dalam doa, Ekaristi dan karya nyata. Karena itu kita harus sungguh-sungguh hidup dari kuasa karya Roh Kudus, di mana Kristus dalam RohNya itu meraja di dalam hidup kita dan kita hidup dalam sikap taat dan setia kepada-Nya. Maka, di sanalah akan terjadi perubahan dan pembaharuan dalam hidup bersama sebagai suatu persekutuan umat Allah dalam Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik. Roh Kudus pula memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran, yaitu mengajarkan kita bagaimana seharusnya kita hidup dan melaksanakan kehendak Bapa di surga.

Dalam hubungan dengan peranan Roh Kudus dalam Gereja, perlu dijelaskan beberapa istilah yang dewasa ini sering disalah-artikan:


KHARISMA. Kharisma sebenarnya berarti: karunia / anugerah Roh Kudus. Tetapi tidak semua rahmat Roh Kudus disebut kharisma. Kharisma merupakan suatu rahmat istimewa yang menonjol pada diri seorang yang memilikinya. Kharisma bukan pameran rahmat, melainkan diberikan oleh Tuhan demi pembangunan / pengembangan Gereja, (bdk. 1 Kor 12:7). Singkatnya, kharisma diberikan sebagai anugerah khusus untuk menjalankan suatu tugas dengan baik di dalam Gereja / jemaat.

Dengan demikian kharisma adalah anugerah iman yang bersifat amat pribadi. Karena itu, tidak bisa semua orang beramai-ramai dan berambisi untuk memperolehnya. Suatu pemberian khusus dari Tuhan bersifat bebas tanpa jasa dari pihak manusia. Tuhan tidak dapat dipaksa untuk memberikan anugerah itu. Anugerah diberikan oleh Tuhan kepada seseorang seturut kehendak-Nya yang bebas. Segala kharisma diberikan Tuhan demi pembangunan jemaat / umat, dalam ketaatan penuh pada pimpinan Gereja. Pembangunan jemaat tidak hanya dengan doa dan nyanyian saja, tetapi juga harus dengan karya nyata: cintakasih, amal dan karya pelayanan.

Kalau tidak demikian, maka bukan kharisma yang sungguh-sungguh melainkan bentuk-bentuk egoisme intern. Jadi, kharisma itu diberikan Tuhan untuk menolong orang lain atau sesama, bukan untuk kepentingan dan kehormatan pribadi. Santo Paulus menyebut beberapa kharisma, antara lain: karunia melayani, mengajar, memberi nasehat, membagikan derma, bahasa roh, penyembuhan.


BAHASA ROH. Bahasa Roh berarti berbicara dengan bahasa roh, artinya berbicara langsung di bawah pengaruh roh. Dalam pembicaraan itu seringkali tidak mempergunakan kata-kata yang biasa yang dimengerti orang lain. Orang itu tidak mau mengatakan sesuatu kepada orang lain, tetapi dengan suaranya ia memperlihatkan / memperdengarkan bahwa roh itu ada di dalamnya. Bahasa roh merupakan salah satu kharisma yang diberikan kepada orang-orang tertentu untuk menolong orang lain. Anugerah bahasa Roh pasti akan mendorong orang untuk menyatakan imannya dalam kesatuan dan kerukunan dengan orang beriman lainnya dalam Gereja dan dengan ketaatan penuh pada pimpinan Gereja / hierarki. Kalau tidak demikian, berarti suatu praktek penyimpangan dalam Gereja, atau pun praktek melarikan diri dari realitas kehidupan Gereja / Jemaat.

Santo Paulus pun bersyukur bahwa ia memperoleh anugerah bahasa Roh, tetapi ia tidak suka menggunakannya karena tidak bermanfaat bagi orang lain. Mengapa? Karena orang lain tidak mengerti. �Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua. Tetapi dalam pertemuan jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh� (1 Kor 14:18-19).


PEMBEDAAN ROH. Pembedaan roh berarti menguji karya roh dalam hati sendiri; bukannya suatu bentuk ketaatan kepada roh saja, tetapi hendaknya juga suatu bentuk dalam dalam rangka melibatkan diri dalam pembangunan Gereja. Dewasa ini kita mendengar istilah �prioritas�, karena ada banyak hal yang harus dilakukan. Maka orang harus memilih mana yang lebih penting, mana yang lebih berguna dan terutama mana yang lebih sesuai dengan kehendak Allah. Praktek membedakan roh itu sudah biasa dilaksanakan orang sejak dari dulu, hanya baru sekarang istilah �membedakan roh� semakin populer digunakan.


PENCURAHAN ROH. Pencurahan roh berarti segala doa permohonan disampaikan kepada Allah agar berkat rahmat Sakramen Pembaptisan dan Krisma, hidup kita semakin digairahkan dan dipenuhi dengan kekuasaan Roh Kudus. Hal seperti itu sudah biasa dilaksanakan oleh orang yang sungguh-sungguh beriman. Hanya �Pencurahan Roh� itu sama seperti �membedakan roh� yang dewasa ini lebih populer tapi isinya tetap sama.

Namun harus dibedakan dengan baik antara �Pencurahan Roh� dengan Sakramen Pembaptisan dan Krisma, sebab dalam kedua sakramen itu Roh Kudus dicurahkan ke dalam hati kita. Penggunaan istilah di atas dapat mengaburkan makna / arti Sakramen Pembaptisan dan Krisma.

Konsili Vatikan II mengajak kita agar senantiasa terbuka terhadap Roh Kudus dan segala karunia-Nya. Ciri-ciri orang yang mendapat karunia istimewa adalah orang yang rendah hati dan terbuka terhadap semua orang. Orang yang mempunyai karunia istimewa itu senantiasa mau melayani Gereja / jemaat dengan penuh kasih tanpa pamrih, taat pada hierarki dan memelihara kesatuan dan kerukunan dengan semua umat beriman dalam Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik.

Sumber : http://www.indocell.net/yesaya/pustaka2/id508.htm