Latest News

Friday, June 29, 2012

Homili Hari Raya St. Petrus dan Paulus

Hari Raya St. Petrus dan Paulus, Rasul

Kis 12:1-11
Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9
2Tim 4:6-8.17-18
Mat 16: 13-19

�Engkau adalah Mesias�

Pada hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan Hari Raya St. Petrus dan Paulus. Tentang Hari Raya kedua orang kudus ini, St. Agustinus menulis dalam Sermo 295, alasan mengapa kedua Rasul ini pestanya dirayakan bersama-sama. Agustinus menulis, �Memang mereka berdua adalah rasul yang berbeda tetapi memiliki satu semangat. Mereka menderita pada saat yang berbeda tetapi tetaplah satu semangat. Petrus mendahului, Paulus mengikuti jejaknya. Hari ini menjadi hari kudus karena kedua rasul ini menguduskannya dengan darah mereka. Marilah kita ikut menghayati iman dan kepercayaan mereka, hidup dan karya-karya mereka, penderitaan-penderitaan, pengajaran-pengajaran dan pengakuan iman mereka.�

Petrus, merupakan seorang nelayan kelahiran Bethsaida dan menjadi Uskup pertama di Roma. Yesus mengundangnya untuk mengikutiNya: �Aku akan menjadikanmu penjala manusia.� Ia orang sederhana, pekerja keras, murah hati, jujur dan sangat melekat pada Yesus. Nama aslinya adalah Simon tetapi Yesus mengubahnya menjadi Petrus yang berarti wadas. Yesus berkata kepadanya, �Engkaulah Petrus dan di atas wadas ini kudirikan GerejaKu.� Petrus menjadi pemimpin para Rasul. Ketika Yesus ditangkap,Petrus mengalami ketakutan luar biasa maka ia menyangkal Yesus tiga kali. Tetapi setelah bangkit Yesus menampakan diriNya dan bertanya kepada Petrus tentang kasih. Hal yang dituntut dari Petrus adalah �mengasihi Yesus lebih dari� para Rasul yang lain. Ia wafat di Roma sebagai martir pada tahun 67.

Saul adalah seorang Yahudi, kelahiran Tarsus. Sebagai warga Negara Romawi, ia menggunaakan nama Paulus. Ia memperdalam pengajaran iman Yahudi dengan saksama. Sebelum mengenal Kristus, dia adalah penganiaya jemaat Kristen. Pada saat dia ditobatkan, Yesus berkata, �Saya akan menunjukkan bagaimana ia akan menderita bagiKu�. Ia terkenal sebagai rasul bangsa-bangsa yang belum mengenal Tuhan. Ia meninggal di Roma sebagai martir.

Bacaan-bacaan suci pada Hari Raya ini mengatakan tentang hidup dan pengabdian kedua rasul ini kepada Yesus yang mereka kasihi. Kalau kita membaca Injil Sinoptik, Yesus digambarkan sebagai figur yang melakukan perbuatan-perbuatan besar dari Allah. Ia mengajar, menyembuhkan orang-orang sakit, mengusir roh jahat, dan memperbanyak roti. Setiap kali mengajar, selalu dengan wibawa dan kuasa yang melebih para ahli Taurat. Tentu saja hidup Yesus seperti ini membuat banyak orang bertanya tentang diriNya. Bacaan injil hari ini mengisahkan bagaimana Yesus berkumpul bersama para rasulNya dan Ia bertanya tentang diriNya. Yesus berkata, �Kata orang, siapakah Anak Manusia itu? Pertanyaan tentang kata orang adalah pertanyaan yang mudah. Secara bergantian mereka mengulangi perkataan orang-orang: �Ada yang mengatakan Yohanes Pembabtis, Elia, Yeremia atau salah seorang dari para nabi.� Pertanyaan kedua yang lebih sulit adalah, �Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?� Simon Petrus menjawab, �Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup�. Dengan jawaban ini Petrus disapa Yesus �berbahagialah� karena Bapa di Surga membuka pikirannya untuk mengakui Yesus sebagai Mesias. Konsekuensinya adalah misi baru bagi Petrus: �Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia akan terlepas di Sorga�

Jawaban Petrus ini merupakan ungkapan imannya pada Yesus. Memang orang-orang saat itu sedang menanti dan berharap akan kedatangan Mesias. Mesias itu bertugas untuk menata kembali kehidupan umat Allah seperti dahulu kala yaitu suasana damai, adil dan penuh sukacita. Bagi kebanyakan orang, Mesias adalah keturunan Daud yang akan menjadi pemimpin Israel untuk menjadi lebih dekat dengan Allah. Bagi orang Yahudi, menyebut Mesias selalu dikaitkan dengan pengertian �Anak Manusia� (Dan 7:13). Itu sebabnya Yesus bertanya tentang identitas Anak Manusia dan Petrus menjawab �Mesias�. Yesus menjadi sungguh-sungguh Mesias ketika Ia dengan berani melakukan kehendak Bapa di Surga dengan mengalami banyak penderitaan, ditolak oleh tua-tua dan imam-imam kepala. Ia wafat dan bangkit pada hari ketiga. Pengalaman Paskah ini yang membuat Para Rasul dan Gereja perdana mengakui Yesus sebagai Mesias.

Pengakuan iman Petrus ini membawa dampak bagi panggilan dan perutusannya. Sebelumnya, Yesus sudah mengatakan kepada para muridNya bahwa Ia sendiri yang akan menjadikan mereka Penjala Manusia. Kini secara istimewa Yesus memberi tugas kepada Petrus. Dia sebagai batu wadas (Petra) di mana Gereja didirikan. Sebagai Batu Karang, Petrus bertugas untuk menjadi pemimpin dan pelindung umat di mana tidak ada satu bahaya (syeol) yang dapat menghancurkan mereka. Kunci Kerajaan Allah juga diberikan kepada Petrus bukan untuk membuka dan menutup pintu Surga atau menentukan siapa yang layak masuk. Tugas Petrus dengan kunci tersebut adalah supaya kuasa-kuasa jahat tidak memasuki Kerajaan Surga. Maka apa yang diikat di bumi atau dilepas di bumi akan diikat atau dilepas di Surga.

Apa yang harus kita lakukan sebagai Gereja? Kita mengambil pengalaman apostolic dari Petrus dan Paulus yang berani bersaksi tentang Yesus. Dalam Bacaan Pertama dikisahkan bagaimana Petrus setelah Yakobus dibunuh ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara atas suruhan Herodes. Namun pengalaman yang mengesankan adalah Tuhan menyertai Petrus sehingga ia dilepaskan secara misterius dari Penjara. Paulus dalam bacaan kedua menghimbau Timotius sebagai pemimpin jemaat untuk melanjutkan semua pekerjaan, pengorbanan yang pernah dilakukan bersama Paulus. Kebersamaan perlu tetap di bangun sebagai kesatuan jemaat untuk kemuliaan dan keagungan Tuhan. Hal yang kiranya tetap menarik perhatiann kita adalah kesadaran Paulus bahwa ia memelihara iman kepada Kristus dan Tuhan sendiri mendampingi seluruh hidupnya. Keselamatan pun diberikan Tuhan kepadanya.

Sabda Tuhan membuat kita bertumbuh menjadi baru. Belajar dari kedua rasul ini, kita semua diingatkan bahwa Tuhan tetap menyertai kita bukan hanya pada saat yang membahagiakan saja tetapi dalam saat-saat yang sulit pun Tuhan hadir dan membahagiakan kita. Hanya Dia yang punya kuasa untuk membahagiakan kita. Tuhan juga tidak memperhatikan masa lalul kita. Dia selalu melihat keterbukaan hati kita untuk berubah menjadi baru dan melayaniNya. Ini sungguh-sungguh optimisme kristiani bagi kita. Yesuslah Mesias yang mengubah kita menjadi baru.

Doa: Tuhan, terima kasih atas anugerahMu. Buatlah aku menjadi baru. Amen

Sumber : http://haniesto.blogspot.com/

Sunday, June 24, 2012

Adorasi Sakramen Mahakudus

Adorasi Sakramen MahaKudus adalah tindakan penyembahan Tuhan yang hadir dalam rupa Ekaristi yang telah dikonsekrir, dimana hosti telah diubah menjadi Tubuh Kristus & anggur menjadi Darah Yesus.

Berdasarkan sejarahnya, Adorasi tanpa henti dilakukan pada abad 6 di katedral Lugo, Spanyol. Lalu pada abad ke-12, St. Thomas Becket berdoa bagi Raja Henry II di hadapan Sakramen MahaKudus sampai akhirnya di abad ke-16 mulailah dikenal devosi 40 jam di hadapan Sakramen Maha Kudus. Pada ke-19 di Perancis, adorasi tanpa henti dilakukan di dalam komunitas para biarawati kontemplatif, sampai akhirnya devosi ini tersebar ke seluruh dunia hingga kini.

Urutan upacara dalam Adorasi Sakramen MahaKudus secara garis besar diawali dengan Imam atau diakon memindahkan hosti yang telah dikonsekrir ke dalam mostrans dan mentahtakannya di atas altar. Saat Tubuh Kristus diletakkan di dalam mostrans itulah dikatakan sebagai PENTAHTAAN SAKRAMEN MAHA KUDUS.

Beato Paus Yohanes Paulus II dalam surat ensikliknya, "The Church and the Eucharist", mengajarkan kepada kita :

�� pandangan Gereja selalu terus terarah kepada Tuhannya, yang hadir dalam Sakramen di Altar, yang di dalamnya Gereja menemukan pernyataan sempurna akan kasih Tuhan yang tak terbatas.� (The Church and the Eucharist, 1)

Adorasi Sakramen Maha Kudus adalah praktek sehari-hari yang penting dan menjadi sumber kekudusan yang tidak pernah habis. Adalah menyenangkan untuk menghabiskan waktu dengan Kristus, untuk bersandar pada-Nya seperti yang dilakukan oleh murid yang dikasihi-Nya, dan untuk merasakan kasih yang tak terbatas yang ada di dalam hati-Nya.� (The Church and the Eucharist)"

YANG HARUS KITA LAKUKAN SAAT ADORASI

Beberapa hal penting yang bisa kita jadikan pedoman tentang apa yang sebaiknya kita lakukan saat adorasi
* Berdolah secara pribadi sebelum Adorasi
* Berdoa dari kitab Mazmur atau membaca doa Ibadat Harian. Kita bisa pilih Mazmur yang berisi pujian, ucapan syukur, pertobatan atau permohonan agar didengarkan Tuhan. Selain itu juga kita dapat pula berdoa Ibadat Harian.
* Mengulangi doa, �Tuhan Yesus, kasihanilah aku, yang berdosa ini.� Ulangilah terus, sampai hati dan pikiran anda tenang dan masuk dalam doa kontemplasi.
* Lectio Divina (pernah kita bahas di sini).
* Berdoalah bersama dengan santo/santa, terutama mereka yang mempunyai devosi kepada Ekaristi, seperti St. Teresa dari Lisieux (kanak- kanak Yesus), Karatina dari Siena, Fransiskus Asisi, Thomas Aquinas, dan Ibu Teresa dari Kalkuta dll.
* Curahkanlah isi hati kita kepada-Nya, menyadari bahwa kita berada di dalam hadirat-Nya. (berdoa seperti St. Fransiskus Asisi, �Aku meyembah-Mu, O Kristus, yang hadir di sini dan di semua gereja di seluruh dunia, sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.�)
* Berdoalah pula untuk mereka yang pernah menyakiti hati kita dan memohon rahmat Tuhan bagi mereka, serta mohon agar Tuhan mengampuni kita yang juga telah menyakiti sesama/ kurang memperhatikan mereka.
* Berdoalah rosario, seperti ajakan Beato Paus Johanes Paulus II dan memohon agar bersama Bunda Maria kita dapat memandang Kristus di dalam Ekaristi.
* Duduk Tenang sambil merasakan hadirat Tuhan, seperti halnya kita sedang mengunjungi seorang sahabat.
* Tutup/akhiri Adorasi dengan doa pribadi.

ADORASI BERBEDA DENGAN DEVOSI

Adorasi artinya penyembahan. Ini jelas berbeda sekali dengan devosi. Perbedaan mendasar antara keduanya yaitu : Adorasi hanya diberikan kepada Kristus, sedangkan devosi merupakan praktek religius berupa penyembahan bukan saja kepada Kristus sambil memberi penghormatan kepada para malaikat atau figur dalam Gereja Katolik lainnya, yang sudah disahkan menjadi orang2 Kudus oleh Gereja Katolik. Meditasi (perenungan tentang Kristus, mulai dari sabda-Nya hingga segala peristiwa yg terjadi dalam hidup-Nya) dapat menjadi bagian dari Adorasi, meskipun pada dasarnya Adorasi bisa dilakukan dgn beberapa cara lain dan tidak selamanya harus meditasi.

Adorasi menghasilkan pertumbuhan rohani bagi mereka yang melaksanakannya, di mana semua itu diperoleh atas rahmat dari Kristus sendiri.

Semoga Bermanfaat

Sumber : http://belajarliturgi.blogspot.com/

Saturday, June 23, 2012

Sosok Prodiakon Sebagai Pemuka Umat

�Kepada Titus, anakku yang sah menurut iman kita bersama: kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Juruselamat kita, menyertai engkau. Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu, yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu isteri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib. Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya �(Tit1:4-9)

Ketika kami menyebut kata �prodiakon� kepada para tamu dari Karya Misioner Jerman, maka mereka menanyakan apa itu �prodiakon�. Maklum di dalam hukum Gereja tidak ada istilah tersebut, maka kami menjawab dengan singkat :�Prodiakon artinya pendukung diakon, bertugas melaksanakan pekerjaan-pekerjaan diakon kecuali dalam memberi berkat�. Pendukung diakon berarti bukan diakon, namun diharapkan mendukung cara hidup dan cara bertindak para klerus (imam dan diakon) untuk �mengejar kesucian dengan alasan khusus, yakni karena mereka telah dibaktikan kepada Allah dengan dasar baru dalam penerimaan tahbisan menjadi pembagi misteri-misteri Allah dalam mengabdi umatNya� (KHK kan 276).

�Agar mereka mampu mengejar kesempurnaan ini:
* hendaknya pertama-tama mereka menjalankan tugas-tugas pelayanan pastoral dengan setia dan tanpa kenal lelah.
* hendaknya mereka memupuk hidup rohani�..
* hendaknya meluangkan waktu untuk latihan rohani�
* dihimbau untuk melakukan doa batin secara teratur, sering menerima sakramen tobat, berbakti kepada Perawan Bunda Allah dengan penghormatan khusus, dan memanfaatkan sarana-sarana pengudusan yang umum dan khusus lain� (lihat KHK kan 276 $ 2)

Dalam praksis saat ini tugas-tugas yang dikerjakan oleh prodiakon antara lain: memimpin ibadat-ibadat, menerimakan komuni di gereja maupun kepada mereka yang sakit. Hemat saya agar tugas-tugas ini tidak hanya dikerjakan secara yuridis atau formalitas belaka alias tanpa penghayatan, maka cara hidup prodiakon rasanya diharapkan sebagaimana dikatakan oleh Paulus dalam suratnya kepada Titus maupun Kitab Hukum Kanonik seperti kami kutipkan di atas. Maka baiklah di bawah ini saya mencoba secara sederhana menguraikan harapan-harapan di atas.

�Orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu isteri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib�

Kutipan di atas ini kiranya merupakan ajakan atau peringatan untuk membina hidup berkeluarga yang baik, sesuai dengan janji perkawinan yang pernah diikhrarkan bersama, yaitu: �saling setia dalam suka dan duka, dalam untung dan malang, di waktu sehat maupun sakit tetap mau mencintai, melindungi dan menghormati sepanjang hidup, serta menjadi bapak-ibu yang baik bagi anak-anak yang akan dipercayakan/dianugerahkan Tuhan�. Tanda bahwa suami-isteri sungguh menjadi pasangan berbahagia serta bapak-ibu yang baik antara lain anak-anak yang dianugerahkan kepada mereka sungguh hidup beriman dan tertib atau cerdas beriman. �Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal.� (Mat12:33). Dengan kata lain masalah pendidikan anak penting kita perhatikan.Dalam rangka mendidik anak, di bawah ini saya kutipkan 12 Hukum Rimm, kiranya dapat menjadi bahan acuan untuk mawas diri:

Hukum Rimm tentang Prestasi
* Anak-anak lebih cenderung berprestasi jika para orangtua mereka bekerja sama dalam memberi pesan yang jelas dan positif yang seragam tentang bagaimana seharusnya mereka belajar dan apa harapan-harapan orangtuanya terhadap mereka.
* Anak-anak dapat mempelajari perilaku yang baik dan pantas dengan lebih mudah jika mereka memiliki teladan-teladan efektif untuk ditiru
* Pendapat yang dikatakan oleh orang-orang dewasa kepada satu sama lain tentang seorang anak yang didengar oleh anak itu, sangat berdampak pada perilaku dan cara anak itu memandang dirinya.
* Jika orangtua memberi reaksi berlebihan terhadap keberhasilan dan kegagalan anak-anaknya, anak-anak itu akan cenderung mengalami tekanan batian yang kuat karena mereka berusaha mati-matian untuk berhasil. Mereka juga akan mengalami keputusasaan dan kekecewaan jika mengalami kegagalan.
* Anak-anak merasakan lebih banyak ketegangan sewaktu mereka mengkhawatirkan pekerjaan daripada saat mereka melakukan pekerjaan itu.
* Anak-anak mengembangkan rasa percaya diri melalui suatu proses
* Kekurangan dan kelebihan sering menunjukkan gejala-gejala yang sama
* Anak-anak mengembangkan rasa percaya diri dan rasa penguasaan diri internal jika mereka diberi wewenang, dalam porsi yang lambat laun semakin besar, selama mereka menunjukkan kedewasaan dan tanggungjawab.
* Anak-anak akan menjadi pemberontak jika satu orang dewasa bergabung dengan mereka melawan seorang orang tua atau guru, karena hal itu membuat mereka merasa lebih berkuasa dari orang dewasa.
* Orang-orang dewasa seharusnya menghindari konfrontasi dengan anak-anak kecuali jika mereka cukup yakin dapat menguasai akibatnya.
* Anak-anak akan berprestasi hanya jika mereka mau ikut serta dalam kompetisi.
* Biasanya anak-anak akan terus berprestasi jika mereka melihat hubungan antara proses belajar dan hasil-hasilnya� (Dr.Sylvia Rimm, Mengapa Anak Pintar Memperoleh Nilai Buruk, PT Grasindo Jakarta 1997, hal xxi-xxii).

Menurut hemat saya anak-anak harus lebih berhasil, suskses, pandai/cerdas, suci/beriman dst.. daripada orangtua atau bapak-ibunya, sebagai tanda bahwa suami-isteri sungguh saling mengasihi dan mendidik anak-anak dengan baik. Jika yang terjadi anak-anak tumbuh berkembang menjadi tidak baik atau kurang ajar, hemat saya yang lebih dahulu tidak baik dan kurang ajar adalah orangtua atau bapak-ibunya. Ingat sabda Yesus di atas �dari buahnya pohon itu dikenal� atau pepatah bahasa Jawa ini :�kacang mongso tinggalo lanjaran� (=batang kacang panjang tidak akan lepas dari pohon/kayu �pegangan�nya). Maka baiklah apakah kita sebagai orangtua/bapak-ibu atau �pohon� sungguh baik sebagaimana dikatakan oleh Paulus kepada Titus di bawah ini.

�Tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya�

Dari nasihat atau peringatan di atas ini kiranya ada dua bagian,yaitu: (1) penghayatan hidup yang baik dan (2) menasihati orang berdasarkan ajaran-ajaran yang baik.

(1) Penghayatan hidup yang baik dengan jelas dikatakan oleh Paulus sebagai yang �tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar�. Ada ajakan yang bersifat negatif dan positif. Ajakan yang bersifat negatif ini rasanya yang pertama-tama baik kita hayati atau laksanakan, sehingga dapat dengan mudah melaksanakan ajakan positif, atau mungkin juga dapat dilaksanakan secara serentak sesuai dengan kondisi dan situasi atau kesempatan dan kemungkinan yang ada. Mungkin ajakan yang bersifat negatif yang mendesak saat ini adalah bukan pemarah dan tidak serakah, mengingat dan mempertimbangkan banyak orang mudah marah dan serakah. Marah berarti menghendaki yang lain tidak ada atau melecehkan dan merendahkan yang lain, dan dengan demikian melanggar hak azasi manusia atau menindas harkat martabat manusia. Hal yang senada adalah tindakan serakah, karena dengan serakah berarti berupaya segala sesuatu diperuntukkan bagi dirinya dan yang lain tidak memperoleh bagian, dan dengan demikian berarti merampas hak orang lain. Marilah kita jauhkan dan berantas aneka bentuk kemarahan dan keserakahan.

Kita diharapkan menjadi pribadi atau orang yang �suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar�.

* Suka memberi tumpangan berarti senantiasa membuka diri atas kedatangan siapapun yang membutuhkan tumpangan alias hidup sosial. Sosial berasal dari kata bahasa Latin socius yang kurang lebih berarti sahabat atau teman. Dengan kata lain dengan hidup dan bertindak sosial kita akan memperoleh banyak sahabat atau teman, dan dengan demikian kita disukai oleh semua orang dan Tuhan. Maka marilah kita buka diri kita dan memberi perhatian pada mereka yang miskin, menderita dan berkekurangan, yang sungguh membutuhkan �tumpangan� dan bantuan.

* Suka akan yang baik, bijaksana, adil dan saleh. Pertama-tama tentu saja kita sendiri harus baik, bijaksana, adil dan saleh. Apa yang disebut baik senantiasa berlaku umum, kapan saja dan dimana saja.. Memang orang baik pada umumnya otomatis juga akan bijaksana, adil dan saleh. Apa yang baik berasal dari Allah, yang terutama dan pertama-tama adalah Roh Kudus, maka jika kita sungguh baik dan suka akan yang baik berarti hidup dari Roh dan suka akan buah-buah Roh yaitu : �kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri� (Gal5:22-23) .

* Dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar. Menguasai diri rasanya tidak mudah dan orang merasa mudah menguasai orang lain. Tetapi jika orang tidak dapat menguasai diri dengan baik maka menguasai orang lain berarti menindas dan memeras, sebaliknya ketika kita dapat menguasai diri dengan baik maka menguasai orang lain berarti melayani. Kita semua dipanggil untuk melayani �sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."(Mat20:28). Pelayan yang baik pada umumnya �dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar�. Marilah kita belajar, memperdalam dan meningkatkan keutamaan �menguasai diri� ini dalam hidup sehari-hari. Pelatihan untuk itu antara lain dengan �menguasai tubuh, kamar tidur/rumah kita sendiri�. Menguasai tubuh berarti dapat mengendalikan dan mengarahkan kata-kata atau tindakan/gerak tubuh ke arah yang baik dan benar, sedangkan menguasai kamar tidur/rumah berarti merawat atau mengurus kamar tidur/ rumah dengan baik: bersih, teratur dst..

(2). Menasihati orang berdasarkan ajaran-ajaran yang baik . Sebagai prodiakon atau pemuka umat kita sering didatangi orang lain yang minta nasihat atau secara proaktif menasihati orang lain. Agar kita dapat menasihati dengan tepat atau memadai kiranya dari pihak kita harus sungguh mendengarkan apa yang disampaikan oleh mereka yang datang kepada untuk minta nasihat. Mendengarkan kiranya merupakan keutamaan yang mulia dan berat, serta membutuhkan kerendahan hati. Dengan rendah hati kita harus siap-sedia untuk menjadi �kotak sampah�, dan sering hanya didengarkan dengan rendah hati orang yang bersangkutan sudah merasa puas dan tersembuhkan. Dalam hal mendengarkan kiranya kita dapat meneladan Bunda Maria yang �menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya�(Luk2:19), sambil mendengarkan kita berdoa dalam hati.

Ketika orang datang kepada kita untuk minta nasihat sebenarnya terjadi apa yang disebut �bimbingan rohani�, dimana terjadi perjumpaan yang terbimbing dan yang membimbing dalam Roh. Dalam hal ini pembimbing atau penasihat sebenarnya berperan sebagai fasilitator atau pelancar dalam mendengarkan suara dan bimbingan Roh, dengan kata lain Roh Kudus sendirilah yang membimbing dan menasihati. Memang pembimbing lebih sedikit berpengalaman daripada yang terbimbing atau yang minta nasihat. Apa yang dibisikkan atau disuarakan oleh Roh Kudus itulah �ajaran-ajaran yang baik�. Dari kita, pembimbing atau penasihat kiranya juga diharapkan mengenakan senjata Allah yaitu �Berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus� (Ef6:14-18)

Pemuka umat diharapkan menjadi teladan hidup beriman dan menggereja maupun memasyarakat.

Sedikit banyak prodiakon sebagai pemuka umat juga ambil bagian dalam kepemimpinan atau penggembalaan umat Allah. Kepemimpinan dalam Gereja bersifat partisipatif, artinya melibatkan partisipasi aktif seluruh umat. Maka peran pemimpin kurang lebih menggembalakan dengan meneladan Gembala Baik, Yesus, yang �datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.�(Yoh10:10). Kita juga dapat menghayati motto Bapak Ki Hajar Dewantoro, bapak pendidikan Indonesia: �ing arso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayani� (keteladanan, pemberdayaan dan dukungan/dorongan). Yang mendesak dan up to date untuk kita hayati dan sebarluaskan kiranya keteladanan. Kita semua diharapkan menjadi teladan yang baik dalam hal hidup berkeluarga, sebagai suami-isteri atau bapak ibu dan tentu saja juga sebagai murid atau pengikut Yesus Kristus. Keteladanan atau kesaksian merupakan cara merasul atau mendidik yang utama dan pertama serta tak dapat digantikan dengan atau oleh bentuk lain apapun. Ingat pepatah �Guru kencing berdiri, murid kencing berlari�. Maka baiklah kita dapat menjadi teladan baik dalam kata maupun tindakan atau perilaku. Apa yang dilihat dan didengarkan akan membentuk atau membina kepribadian orang yang bersangkutan. Maka marilah kita perdengarkan dan perlihatkan apa yang baik, benar, suci, mulia dan indah.

Jakarta, 30 Juni 2007

Ign.Sumarya SJ

Sumber : http://www.ekaristi.org/

Monday, June 18, 2012

Risalah Pertemuan Prodiakon Tgl 17 Juni 2012

Risalah Pertemuan:
1. Ibadat Sabda berjalan lancar, bacaan Kitab Suci sesuai kalender liturgi hari ini.
Bacaan pertama : Yeh 17:22-24
Bacaan Injil : Mrk 4:26-34

2. Informasi dari Romo Dwi
� Akan diselenggarakan pertemuan Prodiakon se dekenat utara pada tanggal 7-9 September 2012. Dari paroki St.Herkulanus untuk sementara mendapat kuota 4 prodiakon untuk ikut dalam pertemuan tersebut. Mohon teman-teman prodiakon yang berminat segera memberitahukan kepada Romo melalui koordinator/sekretaris prodiakon untuk dimintakan tambahan kuota.
� Prodiakon dekenat utara telah mendapat Pembina/pendamping yaitu Romo Anton dan Romo Tarno.

3. Beberapa catatan/koreksi dari teman-teman prodiakon terkait dengan pelaksanaan tugas kita semua:
� Sikap hormat saat menerimakan komuni, agar Hosti (komuni) diangkat dengan mengucapkan �Tubuh Kristus�.
� Ketika membawa �Hosti� yang akan diterimakan kepada umat yang sakit, agar tetap pada sikap hormat dan tidak banyak mengobrol selama di jalan.
� Hendaknya prodiakon mengedepankan sikap pelayanan kepada semua umat Paroki tanpa membedakan.
� Perlu adanya pelatihan membawakan homili bagi para Prodiakon.
� Beberapa sharing tugas tambahan prodiakon;

? Ada prodiakon yang diminta Pastor untuk membuka Tabernakel,
? Diminta untuk membantu Pastor memberkati anak-anak, dll.
Sesuai dengan pencerahan Romo, terkait dengan tugas-tugas tambahan tersebut, hendaknya Prodiakon tetap melaksanakannya dengan baik. Tugas-tugas tambahan tersebut bersifat khusus, darurat dan situasional.
� Kepada teman-teman Prodiakon yang bertugas, hendaknya berkenan hadir paling lambat 10 menit sebelum Misa dimulai.
� Seorang Prodiakon menyoroti tentang pelaksanaan pekan suci yang lalu, khususnya pada saat Perayaan Jumat Agung. Pada saat itu ada sebagian umat tidak terlayani untuk penerimaan Komuni. Perlu adanya koordinasi Pantia (petugas tatib) dengan prodiakon. Terkait hal ini, perlu sosialisasi atau penataran juga bagi para petugas tatib dan petugas kolektan agar mereka benar-benar mengerti tugasnya.
� Perlu ketersediaan jumlah piksis yang cukup bagi para Prodiakon untuk melayani pengiriman komuni bagi umat yang sakit. Sekretaris Prodiakon telah mengajukan pengadaan piksis sejak awal tahun 2012 ketika seksi liturgi meminta usulan anggaran.

4. Ada pertanyaan tentang kapan sebaiknya Prodiakon naik ke panti Imam pada saat tugas Misa, menjelang doa Bapa Kami atau menjelang doa Anak Domba Allah?
Terkait dengan pertanyaan ini Romo Dwi menyarankan agar menunggu setelah pertemuan Prodiakon se dekenat utara. Hal ini dimaksudkan agar ada keseragaman dengan Prodiakon-prodiakon Paroki lain se dekenat utara.

5. Pencerahan dari Seksi Liturgi (Pak Thomas)
Seksi Liturgi Paroki akan mengundang para Ketua Lingkungan untuk menjelaskan tugas dan fungsi para petugas tatib dan para petugas kolektan.
Pak Thomas juga menjelaskan sedikit tentang perubahan susunan bangku/kursi. Terkait dengan perubahan susunan bangku, seluruh Prodiakon memberikan respon positip dan bagus. Sedikit harapan untuk jalur tengah supaya diperlebar, hal ini dimaksudkan agar pada saat ada perarakan tidak menyebabkan saling senggol karena jalur sempit.

6. Pencerahan dari Romo Dwi
Romo Dwi mengingatkan kembali atas tugas dan fungsi Prodiakon Paroki sebagai pembantu Pastor untuk
� menerimakan Komuni baik pada saat Misa maupun pengiriman Komuni untuk orang sakit.
� memimpin Ibadat Sabda di lingkungan
� dan tugas-tugas lain yang sifatnya khusus atau darurat misalnya sebagai lektor apabila tidak ada lektor, sebagai misdinar bila tidak ada misdinar, memberkati anak-anak dan lain-lain.
Terkait dengan kebutuhan piksis untuk para Prodiakon, Romo Dwi menyarankan agar Koordinator/Sekretaris Prodiakon segera mengajukan surat permohonan pembelian piksis kepada Pastor Paroki yang diketahui oleh Seksi Liturgi. Romo akan segera menanda-tangani untuk ditindak-lanjuti/dibelikan.

7. Masa tugas Prodiakon akan segera berakhir pada akhir tahun ini, karena itu perlu pembaruan kesediaan bagi para Prodiakon yang lama dan penjaringan calon Prodiakon yang baru.

Romo, seksi liturgi dan pengurus Prodiakon segera bertemu untuk menyusun kriteria, mekanisme dan jadwal penerimaan calon prodiakon serta pembinaan calon prodiakon. Bagi Prodiakon yang lama akan dibuatkan form surat kesediaan untuk tetap melayani dalam wadah Prodiakon. Bagi calon Prodiakon yang baru akan dibuatkan kriteria dan mekanismenya. Ada beberapa usulan antara lain:
� Agar usulan calon prodiakon tetap berasal dari Ketua Lingkungan
� Ada juga yang usul agar Prodiakon yang menjaring para calon Prodiakon
� Ada juga usulan agar keikut-sertaan KEP juga menjadi persyaratan untuk para calon Prodiakon yang baru. Beberapa alumni KEP pertama sudah menyatakan kesediaannya menjadi calon Prodiakon.

Semua usulan akan dipertimbangkan dan dirumuskan bersama Romo, seksi liturgi dan pengurus prodiakon. Diharapkan seluruh lingkungan ada warganya yang siap menjadi Prodiakon. Jumlah Prodiakon paroki setidaknya berjumlah 30 orang (jumlah yang sekarang adalah 20 orang). Akan ada pembinaan bersama Prodiakon-prodiakon Paroki se dekenat utara agar ada keseragaman.

8. KEP Angkatan kedua di Paroki St.Herkulanus akan dimulai pada tanggal 30 September 2012. Diharapkan teman-teman Prodiakon yang belum ikut pada KEP angkatan pertama dapat ikut pada angkatan kedua.

9. Tanggal 24 Juni 2012 akan ada seminar Kerasulan Awam, bagi teman-teman Prodiakon yang berminat dapat segera mendaftar ke Bp. Leopold Daeli.

10. Pertemuan Prodiakon ditutup dengan doa oleh Bp. J.B. Djoko Suhono.

11. Seluruh rangkaian acara ditutup dengan makan bersama.

Penulis Risalah
Ign. Djoko Irianto

Sunday, June 10, 2012

Hari Raya Hati Yesus Yang Maha Kudus

Hari Raya Hati Yesus yang Maha Kudus
Tahun B, Jumat, 15 Juni 2012

Tema : Lambung Yesus terbuka dan mengalirlah darah serta air ke luar

Bacaan I : Hatiku berbalik dari segala murka. (Hos 11:1.3.8c-9)
Mazmur Tanggapan : Tuhan, Engkaulah sumber air hidup. (Yes 11)
Bacaan II : Supaya kamu dapat memahami betapa tinggi dan dalamnya kasih Kristus. (Ef 3:8-12.14-19)
Bacaan Injil : Lambung Yesus terbuka dan mengalirlah darah serta air ke luar. (Yoh 19:31-37)

Lagu Pembuka : MB 499 / MB 507 (Flores Ngada) / PS 337
Mazmur Tanggapan : MTA No. 864
Alleluya / A.P.I : MTA No. 957 / MB 649
Persiapan Persembahan : MB 506 / MB 743 / PS 422
Komuni : MB 508 / MB 695 (Flores-Lio) / PS 561
Madah Pujian : MB 505 / MB 786 (Flores Ngada) / PS 563

Doa Renungan Pagi
Ya Allah, Engkau telah mencurahkan sinar mentari dan hawa sejuk segar pagi hari ini. Maka kami mengangkat pujian kepada-Mu seraya memohon agar Engkau mendampingi perjalanan hidup kami selama satu hari ini. Anugerahilah kami semangat pengorbanan seperti Yesus Kristus yang telah merelakan hidup-Nya bagi kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Tuhan tidak pernah berhenti atau patah arang dalam mengasihi umat-Nya. Meskipun seringkali mereka tidak mau insaf dengan kesalahannya, Allah tetap menolong dan menyembuhkan mereka. Hati Allah sungguh berbeda dengan hati kita, sebab Dialah yang Mahakudus.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Nubuat Hosea (11:1.3-4.8c-9)

"Hati-Ku berbalik dari segala murka."
Beginilah firman Tuhan, �Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia dan dari Mesir anak-Ku itu Kupanggil. Akulah yang mengajar Efraim berjalan dan mengangkat mereka di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa Akulah yang menyembuhkan mereka. Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengambil kekang dari rahang mereka, yang membungkuk di hadapan mereka untuk memberi makan. Hati-Ku berbalik dari segala murka. Belaskasihan-Ku bangkit serentak. Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala itu, tidak akan membinasakan Efraim lagi. Sebab Aku ini Allah, dan bukan manusia. Aku ini Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan.�
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 864
Ref. Tuhan Dikaulah sumber air hidup!
Ayat. MT. Yes 11:2-3.4bcd.5-6
1. Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar; sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.
2. Pada waktu itu kami akan berkata, �Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur!�
3. Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!�

Rasul Paulus memahami panggilan utamanya adalah mewartakan harta keselamatan Kristus terutama kepada orang-orang bukan Yahudi. Dengan demikian semua orang akhirnya menyadari betapa lebar, panjang, dan tingginya kasih Kristus. Dengan mengenal kasih itu terbukalah jalan menuju Bapa untuk siapa saja.

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Efesus (3:8-12.14-19)

"Supaya kamu dapat memahami betapa tinggi dan dalamnya kasih Kristus."
Saudara-saudara terkasih, aku ini yang paling hina di antara segala orang kudus. Tetapi kepadaku telah dianugerahkan kasih karunia untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus yang tidak terduga itu. Aku diutus menyatakan apa isi rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, pencipta segala sesuatu. Maksudnya supaya sekarang ini pelbagai ragam hikmat Allah diberitahukan oleh jemaat kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di surga, sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan Allah dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan menghadap kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya. Itulah sebabnya, aku bersujud di hadapan Bapa, pokok segala keturunan di surga dan di bumi. Aku berdoa supaya seturut kekayaan kemuliaan-Nya, Ia menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya yang tinggal di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu, Kristus diam di dalam hatimu, dan kamu berakar serta beralas dalam kasih. Aku berdoa supaya kamu bersama dengan semua orang kudus dapat memahami betapa lebar dan panjangnya, dan betapa tinggi dan dalamnya kasih Kristus; juga supaya kamu dapat mengenal kasih Kristus itu, sekalipun melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 961
Ref. Alleluya
Ayat. Allah telah mengasihi kita, dan telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

Ketika lambung Yesus ditikam dengan tombak, mengalirlah darah serta air. Dari tradisi kita mengenal bahwa darah serta air itu melambangkan sakramen-sakramen Gereja. Sakramen-sakramen tersebut disatukan dengan hidup, kematian, dan kebangkitan Kristus. Melalui hati-Nya yang terlukai kita memperoleh keselamatan.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (19:31-37)

"Lambung Yesus terbuka, dan mengalirlah darah serta air keluar."
Hari Yesus wafat adalah hari persiapan Paskah. Supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib, - sebab Sabat itu adalah hari yang besar � maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang yang disalibkan itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit, lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus. Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus, dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya. Tetapi salah seorang dari prajurit itu menikam lambung Yesus dengan tombak, dan segera mengalirlah darah serta air keluar. Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberi kesaksian ini, dan kesaksiannya benar! Dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci, �Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan� dan nas lain yang mengatakan, �Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam.�
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan:
Seorang dari prajurit yang menjaga tempat penyaliban, menikam lambung Yesus dengan tombak secara tiba-tiba. Segera mengalirlah darah serta air. Itu sebagai lambang Gereja. Gereja kita adalah Gereja yang terbuka, yang menyapa semua orang. Sudahkah kita meneladan-Nya?

Doa Renungan Malam
Ya Hati Yesus yang Mahakudus, pada hari ini kami merenungkan saat-saat kematian-Mu di kayu salib. Hati-Mu ditembusi tombak dan pada saat itu keluarlah darah dan air kehidupan bagi kami manusia berdosa. Semoga kami mengarahkan hati kami masing-masing menuju persatuan dengan hati-Mu yang Mahakudus, agar terdapat semangat rela berkorban dalam hidup kami. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami. Amin.

Sumber : http://renunganpagi.blogspot.com/

Friday, June 8, 2012

Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus Tahun B Minggu, 10 Juni 2012

Kel 24:3-8
Ibr 9:11-15;
Mrk 14:16.22-26

Dalam suatu organisasi partai atau kelompok tertentu, biasanya untuk menjadi anggota diminta menanda tangani surat pernyataan dukungan dan kesetiaan. Bahkan untuk membuktikan dan kesetiaan mereka, ramai-ramai membuat jempol darah. Dengan membuat tanda jempol darah, mereka mau melaksanakan semua peraturan serta kebijaksanaan organisasi.

Demikian juga ketika Musa memberitahukan firman kepada bangsa Israel, mereka mau menerima dengan kompak siap mendengarkan dan melakukan firman itu. Sebagai bukti bahwa semua firman dan peraturan yang telah diucapkan Tuhan kepada umat Israel akan dilaksanakan, maka dibuatlah perjanjian dengan tanda darah. Dengan mengambil sebagian darah kurban bakaran dan menuangkannya pada mesbah serta mengoleskannya pada umat Israel, menunjukkan bahwa mereka akan setia melaksanakan firman Tuhan. Pernjanjian yang ditandai dengan darah ini bersifat abadi dan mengikat.

Kalau dalam Perjanjian Lama, perjanjian antara Allah dan manusia ditandai dengan memercikkan darah hewan kurban. Namun dalam Perjanjian Baru, Yesus memberikan Tubuh dan Darah-Nya sebagai kurban yang memperbarui perjanjian antara Allah dan manusia sekaligus pelaksanaan karya pembebasan manusia. Dialah imam yang mempersembahkan kurban sekaligus menjadi Anak Domba Allah yang dikurbankan. Darah yang ditumpahkan-Nya di kayu salib menguduskan hati nurani kita, agar kita semua dapat menerima keselamatan kekal sebagai umat Allah, seperti yang telah dijanjikan-Nya.

Setelah menyucikan umat manusia dengan darah-Nya, Yesus memberikan tubuh-Nya menjadi sumber kekuatan perjuangan kita menuju tanah terjanji, yaitu kehidupan surgawi bersama Allah. Secara menyeluruh, pemberian darah dan tubuh Yesus bagi kita menjadi perwujudan kehendak Allah untuk selalu bersatu dalam hidup kita, menemai, menjaga, memberi kekuatan dan membantu kita untuk setia menapaki jalan keselamatan yang telah ditunjukan-Nya kepada kita.

Pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ini seluruh Gereja bersyukur atas karya keselamatan Allah yang terungkap pada Perayaan Ekaristi yang berakar dari apa yang dilakukan Yesus di depan para murid-Nya dalam perjamuan Paskah Yahudi. Dalam Perjamuan Terakhir itu Ia mengambil roti untuk merepresentasikan Tubuh-Nya dan anggur sebagai Darah-Nya. Yesus mengambil Roti: �Ambillah, inilah Tubuh-Ku ... Inilah Darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang.� Dari peristiwa itu Ia mewahyukan Diri-Nya sebagai Mesias Sang Penyelamat.

Marilah kita merenungkan sejenak misteri Tubuh dan Darah Kristus, yang kita sambut dalam setiap kali ikut Perayaan Ekaristi. Menyambut Tubuh dan Darah Kristus berarti rela untuk berkorban bagi keselamatan sesama sebagaimana dilakukan Yesus sendiri. Perbuatan Yesus, sebagaimana dirayakan dalam Ekaristi, Ia menyerahkan diri-Nya sebagai santapan bagi kehidupan. Ketika kita menerima Ekaristi atau Tubuh dan Darah Kristus, membawa konsekuensi meneruskan cinta kasih Tuhan kepada sesama, yang akhirnya membuat dunia menikmati damai dan kasih-Nya. (FX. Mgn)

Sumber : http://fxmargono.blogspot.com/

Sunday, June 3, 2012

Homili Hari Raya Tritunggal Mahakudus/B

Hari Raya Tritunggal Mahakudus
Ul 4: 32-34.39-40
Mzm 33:4-5.6.9.18-19.20-22;
Rom 8:14-17
Mat 28:16-20

"Baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus"

Seorang Uskup pernah bertanya kepada anak-anak yang sedang menyiapkan diri untuk menerima Sakramen Krisma. �Apa artinya Trinitas?� tanya Bapa Uskup. Seorang anak menjawab dengan suara yang kecil dan tidak bisa didengar oleh Uskup. �Anakku,� kata Uskup, �Saya tidak mengerti apa yang sudah kau katakan.� Anak itu berkata kepada Uskup, �Baik, Bapa Uskup, Trinitas adalah sebuah misteri. Tak seorang pun dapat memahaminya.� Bapa Uskup tersenyum dan mengangguk sambil berkata, �Anak engkau dapat menjadi Uskup masa depan�.

Pada hari ini Gereja merayakan Hari raya Tritunggal Mahakudus. Ini adalah bagian inti dari iman dan kepercayaan kristiani. Kita Percaya pada Satu Allah dengan tiga pribadi yang berbeda Bapa, Putera dan Roh Kudus. Menurut Katekismus Gereja Katolik dikatakan bahwa pengakuan iman ini pertama kali diucapkan pada saat pembaptisan. Jadi pengakuan iman adalah pengakuan pembaptisan karena pembaptisan dilakukan dalam �Nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus� (Mat 28:19), maka kebenaran-kebenaran iman yang diakui waktu pembaptisan disusun sesuai hubungannya dengan Tiga Pribadi Tritunggal Mahakudus. (KGK 189). Dengan dasar ini maka setiap hari kita selalu menyapa Tritunggal dalam doa-doa kita. Kita selalu memulainya dengan Tanda Salib sebagai tanda kemenangan kita: �Dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus�

Bacaan-bacaan liturgi pada hari ini tidak memberikan presentasi yang jelas tentang doktrin Tritunggal Mahakudus. Doktrin Satu Allah dengan Tiga Pribadi yang berbeda tidak secara jelas diungkapkan di dalam Kitab Suci. Istilah Trintas sendiri tidak ditemukan di dalam Kitab Suci terutama Kitab Perjanjian Baru. Yang ada hanya deskripsi tertentu yang diajarkan oleh Yesus. Dalam Injil Matius misalnya, Yesus memerintahkan para muridNya untuk pergi, menjadikan segala bangsa murid-muridNya dan membaptis mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Paulus dalam bacaan kedua mengingatkan umat di Roma untuk hidup damai, dan memohon berkat dari Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Yesus sendiri memanggil Allah sebagai Bapa �Abba� dan mengajar para muridNya untuk menyapa dengan sapaan yang sama, �Abba�. Yesus sendiri mengatakan tentang Roh Kudus, Roh yang keluar dari Bapa. Yesus sebagai Sabda dan Bapa adalah satu maka Roh Kudus yang sama yang dijanjikan sebagai penghibur dan pembela adalah Roh Yesus sendiri. Yesus juga mengatakan bahwa barangsiapa melihat Dia, melihat Bapa. Ini satu model persekutuan yang begitu ilahi dan utuh.

Dalam kategori pemikiran kita, Tiga Pribadi dari Satu Allah ini memiliki peranan sendiri-sendiri. Bapa sebagai pencipta, Putera sebagai Penebus, Roh Kudus yang menyucikan atau menguduskan. Yesus mengajar kita tentang persekutuanNya yang mendalam dengan Bapa dalam ikatan Roh Kudus. Yesus adalah Sabda yang ada sebelum dunia dijadikan. Kita dapat memahami Trinitas dalam peristiwa Inkarnasi. Malaikat Gabriel datang kepada Bunda Maria dan mengatakan bahwa Maria akan mengandung dari Roh Kudus. Malaikat adalah Utusan Allah Bapa, Maria mengandung Yesus (Putera) dan bahwa Roh Kudus turun atas Maria.

Di dalam sejarah keselamatan, Allah telah menaruh belas kasihNya kepada Umat Israel. Untuk itu Musa mengundang Umat Israel untuk bersyukur kepada Tuhan karena membebaskan mereka dari perbudakan Mesir dan mengarahkan mereka ke tanah terjanji. Maka Musa juga menginginkan supaya umat Israel untuk memiliki relasi yang mendalam dengan Tuhan. Mereka menjadi umat pilihan Allah dalam perjanjian yang dibuat oleh Yahwe bersama Musa mewakili Israel. Perjanjian Lama disempurnakan oleh Yesus dalam Perjanjian Baru. Paulus mengingatkan mereka tentang kasih Bapa, rahmat melalui Yesus Kristus dalam persekutuan Roh Kudus. Roh Kudus yang mempersatukan pribadi-pribadi menjadi Anak Allah. Dengan demikian sapaan yang diucapkan Yesus menjadi juga sapaan setiap pribadi �Abba�, Ya Bapa!

Tentu saja warta sukacita Yesus ini harus diteruskan oleh para rasulNya. Ia memiliki rencana istimewa bagi para rasulNya untuk meneruskan pertumbuhan gereja yang dibangunNya di atas wadas. Ia berpesan kepada mereka untuk menjadikan segala bangsa murid Kristus dan membaptis mereka dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus.

Kita kembali ke dialog Uskup dan anak-anak yang akan menerima sakramen Krisma. tepat sekali jawaban anak itu kepada Uskup, �Trinitas adalah sebuah misteri iman dan tidak dapat diselami oleh manusia�. Namun demikian kita dapat merasakanNya dalam pertumbuhan iman kita. Pesta Tritunggal Mahakudus adalah pesta cinta kasih sejati. Tritunggal adalah model cinta kasih yang saling memberi, saling melengkapi, menyempurnakan dan saling menguduskan.

Mari kita menghayati semangat ini di dalam hidup kita. Hal konkret yang dapat kita lakukan adalah bersyukur atas sakramen Pembaptisan karena menjadi saat dimana kita dikuduskan dalam Nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Kita juga diingatkan untuk membuat tanda salib yang benar: Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap akal budi (dahi), dengan sepenuh hatimu (di dada), dan seluruh kekuatanmu (di bahu kiri dan kanan). Atau Kasihilah Tuhan Allahmu (dahi), kasihilah dirimu sendiri (dada), dan kasihilah sesamamu (bahu kiri) dan kasihilah juga musuh-musuhmu (bahu kanan).

Doa: Ya Allah Tritunggal, jadikanlah kami kudus. Amen

Sumber : http://haniesto.blogspot.com/2012/06/homili-hari-raya-tritunggal-mahakudusb.html