Pembuka
P : Saudara-saudari yang terkasih, dengan seluruh hati dan budi marilah kita pada peringatan 7 hari almarhum NN di panggil Bapa di surga, kita bersama- sama berdoa memohon keselamatan bagi arwah saudara kita ini. Marilah kita awali doa kita dengan menyanyikan lagu pembuka �.
Lagu Pembukaan PS. No. 539 (atau lagu lain yang sesuai)
Tanda Salib
P : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Semoga Allah yang telah membangkitkan Kristus dari alam maut, melimpahkan penghiburan iman kepada kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
Tobat
P : Saudara-saudari terkasih, karena kita menyadari kedosaan yang ada dalam diri kita maka marilah kita memohon pengampunan kepada Bapa yang Maharahim sehingga dengan belas kasihanNya kita dibebaskan dari kedosaan dan kesalahan kita. Marilah kita memohon belas kasihanNya dan bersama-sama mengakukan kesalahan dan dosa kita kepadaNya dan juga kepada sesama kita��
P : Allah yang maharahim��
U : Aku menyesal atas dosa-dosaku, sebab patut aku Engkau hukum, terutama sebab aku telah menghina Engkau, yang mahamurah dan mahabaik bagiku. Aku benci akan segala dosaku dan berjanji dengan pertolongan rahmat-Mu hendak memperbaiki hidupku dan tidak akan berbuat dosa lagi. Allah, ampunilah aku orang berdosa.
P : Semoga Allah yang mahapengasih dan penyayang, mengasihani kita dan menghancurkan sumber dosa di dalam hati kita, agar kita layak menerima hidup yang kekal.
U : Amin
Doa Pembuka
P : Marilah berdoa
Allah yang mahakuasa dan kekal, kami percaya bahwa Saudara/i kami NN yang telah Engkau panggil pada 7 hari yang lalu kini telah berdiam dalam rumahMu. Kami percaya kesempurnaannya kini telah terwujud dengan dipersatukannya saudara/saudari kami NN di dalam kemuliaan surgawiMu. Kami mohon semoga karena persatuan kami dengan Kristus dalam GerejaNya, kelak berlanjut dalam persatuan dengan semua saudara seiman di surga. Demi Yesus Kristus PutraMu, Tuhan dan pengantara kami, yang bersatu dengan Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
U : Amin
Bacaan Kitab Suci
P : Marilah kita mendengarkan Sabda Tuhan
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nabi Yehezkiel 37:12-14
L : Demikianlah Sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah
Lagu Antar Bacaan PS. No. 713 (atau lagu lain yang sesuai)
Bacaan Injil
P : Semoga Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya
P : Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:1-7)
U : Dimuliakanlah Tuhan
P : Demikianlah Injil Tuhan
U : Terpujilah Kristus
Renungan Singkat
Doa Umat
P : Saudara-saudari terkasih, Allah yang Mahakuasa berkuasa untuk membangkitkan orang dari kematian dan mengangkatnya menuju kemuliaan abadi di surga. Maka marilah kita menyampaikan doa-doa kita kepada-Nya.
P : Bagi saudara kita NN yang pada 7 hari yang lalu dipanggil Bapa, ya Bapa yang mahabaik berikanlah kepada saudara kami ini hidup yang kekal bersama PutraMu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus.
Hening sejenak �� marilah kita mohon �
U : Kabulkanlah doa kamu ya Tuhan
P : Allah Bapa Maharahim, satukanlah saudara kami tercinta ini bersama para kudusMu di surga, ampunilah segala dosa-dosanya ya Bapa, semoga dengan rahmat cinta kasihMu saudara kami ini kini berbahagia dalam kesatuan dengan para kudusMu di surga.
Hening sejenak �� marilah kita mohon �
U : Kabulkanlah doa kamu ya Tuhan
P : Bagi keluarga dan kerabat yang ditinggalkan, semoga kekuatanMu senantiasa menguatkan mereka untuk senantiasa berserah dan percaya sepenuhnya kepada kehendakMu ya Bapa.
Hening sejenak �� marilah kita mohon �.
U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan
P : Bagi Gereja ; Semoga Gereja yang dipercayakan untuk memberikan kesaksian akan hidup sesudah kematian, tetap setia melaksanakan misinya, sekalipun menghadapi banyak tantangan.
Hening sejenak �. marilah kita mohon ��
U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan
P : Bagi semua orang yang belum mengenal harapan akan Allah. Semoga Allah yang mahabaik melimpahkan belas kasihNya bagi saudara-saudari kita yang sudah meninggal tetapi belum mengenal Allah. Semoga mereka semua juga diperbolehkan untuk memandang wajah Allah yang penuh kasih kepada siapa saja.
Hening sejenak �� marilah kita mohon ���.
U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan
Bapa Kami
P : Saudara-saudara terkasih, Marilah kita menggabungkan seluruh doa-doa permohonan kita tadi dengan bersama-sama memuji dan memohon Allah dengan Doa Bapa Kami �
Doa Penutup
P : Marilah kita berdoa (bersama)
Ya Bapa yang Mahabaik, Maha Pengampun, kesabaran dan kuasaMu telah menyelamatkan kami semua, terlebih bagi saudara kami NN. Bapa betapa kami sering jatuh dalam dosa dan menyangkalMu tetapi Engkau tetap setia menanti kami untuk bertobat. Kami percaya Bapa, Engkau senantiasa menghendaki kami bahagia, oleh karena itu kami percaya bahwa saudara kami NN kini bahagia bersama Engkau sendiri. Bagi kami yang masih terus berjuang di dunia ini ya Bapa, semoga karena kekuatan dan rahmatMu kami senantiasa hidup seturut jalanMu supaya pada akhirnya nanti kami dapat berbahagia bersama para kudusMu di surga. Semua ini kami serahkan dengan perantaraan Kristus Tuhan kami.
U : Amin
Berkat Pengutusan
P : Semoga Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya.
P : Allah selalu menopang, menyelamatkan dan menempatkan kita dirumah tinggal yang baru yakni Firdaus yang abadi. Marilah kita memohon berkat kepada-Nya.
.........�Hening Sejenak ���.
P : Semoga berkat Allah Yang Mahakuasa senantiasa memberi ketabahan dan keteguhan iman kepada kita yang berkumpul disini. Saudara sekalian ibadat peringatan arwah hari ke 7 saudara kita NN sudah selesai. Semoga rahmat Tuhan Yesus Kristus senantiasa menyertai kita sekalian. Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U : Amin
Lagu Penutup PS. No. 654 (atau lagu lain yang sesuai)
Wednesday, November 28, 2012
Monday, November 26, 2012
Meditasi untuk Setiap Minggu Masa Adven
oleh: P. Victor Hoagland, C.P.
Masa Adven. Empat minggu sebelum Natal merupakan masa persiapan, penantian serta pengharapan. Liturgi Adven menggemakan kembali dengan seruan kerinduan para nabi Yahudi: Sabda Yesus dan pewartaan Yohanes Pembaptis bahwa Tuhan sudah dekat. Dengarkanlah seruan mereka. Meditasi singkat atas Bacaan Injil selama Minggu Adven berikut ini semoga membantu kalian dalam mendengarkan suara mereka.
MINGGU ADVEN I
Yesus mengatakan kepada para muridnya: �Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! � Kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu datang.� Markus 13:33
O Yesus, suara-Mu lantang menembus ruang-ruang hidupku: "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah!"
Namun demikian, hampir-hampir tak pernah aku mendengarkan-Mu. Aku sibuk dengan berbagai macam hal, sibuk ini dan itu, seperti seorang hamba terperangkap dalam rutinitas sehari-hari, hampir tak pernah aku memikirkan apa makna hidupku. Rohku sudah lelah, dan Engkau ya Tuhan-ku, terasa amat jauh. Bagaimana aku dapat mendengarkan suara-Mu hari ini?
Berbicaralah kepada jiwaku selama masa rahmat ini, seperti Engkau berbicara kepada para nabi-Mu dan para kudus-Mu. Ingatkan aku kembali akan panggilan hidupku dan akan pekerjaan yang Engkau kehendaki aku lakukan. Aku ini hambamu, ya Tuhan. Berbicaralah kepadaku pada masa yang kudus ini dan arahkan mataku untuk menantikan kedatangan-Mu.
O Imanuel, Yesus Kristus, kerinduan setiap bangsa, Juruselamat segenap umat manusia, datang dan tinggallah di antara kami.
MINGGU ADVEN II
Ketika Yohanes Pembaptis menampilkan diri sebagai seorang pengkhotbah di tanah Yudea, inilah yang diserukannya: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" Matius 3:2
O Yesus, di padang gurun yang sepi, nabi-Mu Yohanes mewartakan : Tuhan di sini, Tuhan ada bersamamu. Tuhan telah datang untuk mewujudkan suatu kerajaan dimana tak ada lagi ketidakadilan serta penderitaan, di mana air mata akan dihapuskan dan mereka yang berpaling kepada Tuhan akan menikmati perjamuan.
�Berpalinglah sekarang. Tuhan-mu berdiri di sampingmu. Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" Di gurun yang sepi Yohanes menyerukan kata-kata itu.
Berilah aku iman seperti Yohanes, ya Yesus, teguh percaya bahkan dalam kekeringan sekalipun bahwa Engkau dan kerajaan-Mu tidaklah jauh dariku. Buatlah hatiku teguh seperti hatinya, tak tergoyahkan oleh pencobaan-pencobaan atau pun terjerat oleh kesenangan-kesenangan palsu. Berilah aku keberanian untuk tetap setia hingga janji-janji-Mu digenapi.
O Raja segala bangsa, Yesus Kristus, satu-satunya sukacita bagi setiap jiwa, datang dan selamatkanlah umat-Mu.
MINGGU ADVEN III
Murid-murid Yohanes bertanya kepada Yesus, �Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?� Yesus menjawab mereka: �Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir ... dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.� Lukas 7:19,22
O Yesus, aku bersukacita atas tanda-tanda bahwa Engkau dekat dengan kami. Kuasa-Mu ada di mana-mana, andai saja aku mampu melihatnya.
Namun demikian, mataku lebih sering melihat hanya kegelapan dan ketidakpastian. Aku percaya kepada-Mu, tetapi jika aku memandang sekeliling, kejahatan tampak begitu kuat sementara kebaikan begitu lemah. Jika Engkau telah datang, mengapa masih saja ada begitu banyak penderitaan dan mengapa kaum miskin masih saja putus pengharapan? Di manakah mukjizat-Mu kini?
Rahmat-Mu, ya Tuhan, pada kenyataannya lebih berlimpah dari yang dapat aku bayangkan. Aku tahu, kuasa-Mu ada di mana-mana di sekelilingku, ah andai saja aku dapat melihatnya. Tunjukkan kepadaku sekarang di mana orang buta melihat dan orang lumpuh berjalan.
Jadikan penglihatanku lebih tajam dari semula.
MINGGU ADVEN IV
Malaikat Gabriel berkata kepada Maria, �Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi�.� Luk 1:30-32
O Yesus, aku percaya bahwa Engkau dilahirkan oleh Perawan Maria dan bahwa Engkau adalah Putra Allah.
Kedatangan-Mu yang penuh misteri ada di luar pengertian kami. Namun, seperti BundaMu yang kudus, Maria, aku rindu Engkau datang kepadaku, sebab Engkau sendiri telah menjanjikannya. Ijinkan aku melayani-Mu dengan segala cara yang aku mampu serta menyadari bahwa Engkau menyertaiku dari hari ke hari sepanjang hidupku.
Seperti Maria, BundaMu, meskipun aku hanya mengenal-Mu melalui iman, biarlah seluruh keberadaanku mewartakan keagungan-Mu dan rohku bersukacita oleh karena kasih-Mu kepadaku.
O Kebijaksanaan, Sabda Allah yang kudus, Yesus Kristus, yang menggenggam segala sesuatu dalam tangan-Mu yang kuat namun lembut, datanglah dan tunjukkan kepada kami jalan keselamatan.
sumber : �Meditations for Each Week of Advent� by Fr Victor Hoagland, C.P.; Copyright 1996, 1997, 2000 - The Passionist Missionaries; www.cptryon.org/prayer Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: �diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Victor Hoagland, CP.�
Masa Adven. Empat minggu sebelum Natal merupakan masa persiapan, penantian serta pengharapan. Liturgi Adven menggemakan kembali dengan seruan kerinduan para nabi Yahudi: Sabda Yesus dan pewartaan Yohanes Pembaptis bahwa Tuhan sudah dekat. Dengarkanlah seruan mereka. Meditasi singkat atas Bacaan Injil selama Minggu Adven berikut ini semoga membantu kalian dalam mendengarkan suara mereka.
MINGGU ADVEN I
Yesus mengatakan kepada para muridnya: �Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! � Kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu datang.� Markus 13:33
O Yesus, suara-Mu lantang menembus ruang-ruang hidupku: "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah!"
Namun demikian, hampir-hampir tak pernah aku mendengarkan-Mu. Aku sibuk dengan berbagai macam hal, sibuk ini dan itu, seperti seorang hamba terperangkap dalam rutinitas sehari-hari, hampir tak pernah aku memikirkan apa makna hidupku. Rohku sudah lelah, dan Engkau ya Tuhan-ku, terasa amat jauh. Bagaimana aku dapat mendengarkan suara-Mu hari ini?
Berbicaralah kepada jiwaku selama masa rahmat ini, seperti Engkau berbicara kepada para nabi-Mu dan para kudus-Mu. Ingatkan aku kembali akan panggilan hidupku dan akan pekerjaan yang Engkau kehendaki aku lakukan. Aku ini hambamu, ya Tuhan. Berbicaralah kepadaku pada masa yang kudus ini dan arahkan mataku untuk menantikan kedatangan-Mu.
O Imanuel, Yesus Kristus, kerinduan setiap bangsa, Juruselamat segenap umat manusia, datang dan tinggallah di antara kami.
MINGGU ADVEN II
Ketika Yohanes Pembaptis menampilkan diri sebagai seorang pengkhotbah di tanah Yudea, inilah yang diserukannya: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" Matius 3:2
O Yesus, di padang gurun yang sepi, nabi-Mu Yohanes mewartakan : Tuhan di sini, Tuhan ada bersamamu. Tuhan telah datang untuk mewujudkan suatu kerajaan dimana tak ada lagi ketidakadilan serta penderitaan, di mana air mata akan dihapuskan dan mereka yang berpaling kepada Tuhan akan menikmati perjamuan.
�Berpalinglah sekarang. Tuhan-mu berdiri di sampingmu. Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" Di gurun yang sepi Yohanes menyerukan kata-kata itu.
Berilah aku iman seperti Yohanes, ya Yesus, teguh percaya bahkan dalam kekeringan sekalipun bahwa Engkau dan kerajaan-Mu tidaklah jauh dariku. Buatlah hatiku teguh seperti hatinya, tak tergoyahkan oleh pencobaan-pencobaan atau pun terjerat oleh kesenangan-kesenangan palsu. Berilah aku keberanian untuk tetap setia hingga janji-janji-Mu digenapi.
O Raja segala bangsa, Yesus Kristus, satu-satunya sukacita bagi setiap jiwa, datang dan selamatkanlah umat-Mu.
MINGGU ADVEN III
Murid-murid Yohanes bertanya kepada Yesus, �Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?� Yesus menjawab mereka: �Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir ... dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.� Lukas 7:19,22
O Yesus, aku bersukacita atas tanda-tanda bahwa Engkau dekat dengan kami. Kuasa-Mu ada di mana-mana, andai saja aku mampu melihatnya.
Namun demikian, mataku lebih sering melihat hanya kegelapan dan ketidakpastian. Aku percaya kepada-Mu, tetapi jika aku memandang sekeliling, kejahatan tampak begitu kuat sementara kebaikan begitu lemah. Jika Engkau telah datang, mengapa masih saja ada begitu banyak penderitaan dan mengapa kaum miskin masih saja putus pengharapan? Di manakah mukjizat-Mu kini?
Rahmat-Mu, ya Tuhan, pada kenyataannya lebih berlimpah dari yang dapat aku bayangkan. Aku tahu, kuasa-Mu ada di mana-mana di sekelilingku, ah andai saja aku dapat melihatnya. Tunjukkan kepadaku sekarang di mana orang buta melihat dan orang lumpuh berjalan.
Jadikan penglihatanku lebih tajam dari semula.
MINGGU ADVEN IV
Malaikat Gabriel berkata kepada Maria, �Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi�.� Luk 1:30-32
O Yesus, aku percaya bahwa Engkau dilahirkan oleh Perawan Maria dan bahwa Engkau adalah Putra Allah.
Kedatangan-Mu yang penuh misteri ada di luar pengertian kami. Namun, seperti BundaMu yang kudus, Maria, aku rindu Engkau datang kepadaku, sebab Engkau sendiri telah menjanjikannya. Ijinkan aku melayani-Mu dengan segala cara yang aku mampu serta menyadari bahwa Engkau menyertaiku dari hari ke hari sepanjang hidupku.
Seperti Maria, BundaMu, meskipun aku hanya mengenal-Mu melalui iman, biarlah seluruh keberadaanku mewartakan keagungan-Mu dan rohku bersukacita oleh karena kasih-Mu kepadaku.
O Kebijaksanaan, Sabda Allah yang kudus, Yesus Kristus, yang menggenggam segala sesuatu dalam tangan-Mu yang kuat namun lembut, datanglah dan tunjukkan kepada kami jalan keselamatan.
sumber : �Meditations for Each Week of Advent� by Fr Victor Hoagland, C.P.; Copyright 1996, 1997, 2000 - The Passionist Missionaries; www.cptryon.org/prayer Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: �diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Victor Hoagland, CP.�
Monday, November 19, 2012
Mengapa Kitab Suci Katolik Mempunyai Jumlah Kitab Lebih Banyak daripada Kitab Suci Protestan?
Oleh: Romo Richard Lonsdale
Kitab Suci Katolik terdiri dari 72 kitab (45 kitab PL + 27 kitab PB), sementara kebanyakan Kitab Suci Protestan hanya terdiri dari 66 kitab. Kitab yang hanya terdapat dalam Kitab Suci Katolik semuanya merupakan bagian dari Perjanjian Lama. Selain itu terdapat juga beberapa ayat dalam kitab-kitab tertentu yang hanya terdapat dalam Kitab Suci Katolik. Mengapa terjadi perbedaan demikian? Jawabannya amat rumit, tetapi secara sederhana dapat dijelaskan seperti berikut ini.
Orang-orang Yahudi menulis Perjanjian Lama, tetapi mereka tidak secara "resmi" menuliskan daftar atau kanon dari kitab-kitab tersebut sampai akhir abad kedua. Sekelompok orang Yahudi khawatir kalau-kalau pada akhirnya tulisan-tulisan Kristen juga akan dimasukkan orang ke dalam kanon mereka. Untuk mencegah hal tersebut, setelah melalui debat yang panjang, mereka memutuskan untuk mencantumkan hanya kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Ibrani saja yang termasuk dalam kanon mereka.
Dengan demikian mereka dapat mengeluarkan kitab-kitab Kristen yang semuanya ditulis dalam bahasa Yunani. Namun demikian, ada pula beberapa bagian dari kitab Perjanjian Lama yang hanya tersedia salinannya dalam bahasa Yunani, sedangkan kitab aslinya yang ditulis dalam bahasa Ibrani telah hilang. Dengan demikian kitab-kitab tersebut, yang dulunya juga mereka terima, ikut dikeluarkan dari kanon Yahudi.
Gereja Katolik tidak mengikuti keputusan mereka. Terutama karena beberapa kitab yang ditulis dalam bahasa Yunani mendukung doktrin (doktrin = ajaran) Katolik, misalnya tentang Roh Kudus. Gereja Katolik tidak membuat daftar atau kanon resmi sampai beberapa abad kemudian. Sejak awal mula Gereja Katolik menerima semua kitab yang sekarang ada dalam Kitab Suci kita.
Pada abad ke-16, Gereja Protestan mulai mempergunakan Kitab Suci sebagai dasar ajaran mereka. Martin Luther menolak semua kitab yang tidak terdapat dalam kanon Perjanjian Lama Yahudi. Alasan penolakannya adalah karena beberapa bagian dari kitab-kitab tersebut tidak mendukung ajarannya. Seperti misalnya, Luther tidak setuju dengan ajaran Gereja Katolik mengenai Api Penyucian. Padahal gagasan tentang api penyucian terdapat dalam Kitab Makabe II. Selanjutnya Luther juga mencoba mengeluarkan beberapa kitab Perjanjian Baru, misalnya Surat Yakobus. Beberapa gagasan dalam surat Yakobus tidak sesuai dengan ajaran Luther, misalnya tentang ajaran Luther yang menyatakan bahwa perbuatan baik tidak diperlukan dalam memperoleh keselamatan, melainkan hanya iman. Tetapi, pada akhirnya, ia harus memasukkan juga Surat Yakobus dalam kanonnya.
Kitab-kitab Perjanjian Lama yang diakui baik oleh Gereja Katolik maupun Gereja Protestan disebut Protokanonika (protokanonika: kanon yang pertama). Kitab-kitab Perjanjian Lama yang diakui oleh Gereja Katolik tetapi tidak diakui oleh Gereja Protestan di tempatkan di bagian antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Bagian ini oleh Gereja Katolik disebut Deuterokanonika (deuterokanonika: kanon yang kedua), sedang oleh Gereja Protestan disebut Apokrip (apokrip : buku-buku keagamaan yang baik untuk dibaca tetapi tidak diilhami Roh Kudus).
Hingga kini Gereja Katolik terus mempertahankan serta menghormati kitab-kitab seperti yang telah diterima oleh Gereja Kristen Purba. Jika Kitab Suci yang mereka wariskan itu baik bagi mereka, tentu baik pula bagi kita. Coba bacalah kisah menarik tentang Tobit, dan coba baca juga nasehat-nasehat berharga dalam Kitab Kebijaksanaan di Kitab Suci Katolik-mu.
sumber: Romo Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com tambahan: Romo Dr. H. Pidyarto O.Carm; �Mempertanggungjawabkan Iman Katolik buku kesatu�
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: �diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Richard Lonsdale.�
Kitab Suci Katolik terdiri dari 72 kitab (45 kitab PL + 27 kitab PB), sementara kebanyakan Kitab Suci Protestan hanya terdiri dari 66 kitab. Kitab yang hanya terdapat dalam Kitab Suci Katolik semuanya merupakan bagian dari Perjanjian Lama. Selain itu terdapat juga beberapa ayat dalam kitab-kitab tertentu yang hanya terdapat dalam Kitab Suci Katolik. Mengapa terjadi perbedaan demikian? Jawabannya amat rumit, tetapi secara sederhana dapat dijelaskan seperti berikut ini.
Orang-orang Yahudi menulis Perjanjian Lama, tetapi mereka tidak secara "resmi" menuliskan daftar atau kanon dari kitab-kitab tersebut sampai akhir abad kedua. Sekelompok orang Yahudi khawatir kalau-kalau pada akhirnya tulisan-tulisan Kristen juga akan dimasukkan orang ke dalam kanon mereka. Untuk mencegah hal tersebut, setelah melalui debat yang panjang, mereka memutuskan untuk mencantumkan hanya kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Ibrani saja yang termasuk dalam kanon mereka.
Dengan demikian mereka dapat mengeluarkan kitab-kitab Kristen yang semuanya ditulis dalam bahasa Yunani. Namun demikian, ada pula beberapa bagian dari kitab Perjanjian Lama yang hanya tersedia salinannya dalam bahasa Yunani, sedangkan kitab aslinya yang ditulis dalam bahasa Ibrani telah hilang. Dengan demikian kitab-kitab tersebut, yang dulunya juga mereka terima, ikut dikeluarkan dari kanon Yahudi.
Gereja Katolik tidak mengikuti keputusan mereka. Terutama karena beberapa kitab yang ditulis dalam bahasa Yunani mendukung doktrin (doktrin = ajaran) Katolik, misalnya tentang Roh Kudus. Gereja Katolik tidak membuat daftar atau kanon resmi sampai beberapa abad kemudian. Sejak awal mula Gereja Katolik menerima semua kitab yang sekarang ada dalam Kitab Suci kita.
Pada abad ke-16, Gereja Protestan mulai mempergunakan Kitab Suci sebagai dasar ajaran mereka. Martin Luther menolak semua kitab yang tidak terdapat dalam kanon Perjanjian Lama Yahudi. Alasan penolakannya adalah karena beberapa bagian dari kitab-kitab tersebut tidak mendukung ajarannya. Seperti misalnya, Luther tidak setuju dengan ajaran Gereja Katolik mengenai Api Penyucian. Padahal gagasan tentang api penyucian terdapat dalam Kitab Makabe II. Selanjutnya Luther juga mencoba mengeluarkan beberapa kitab Perjanjian Baru, misalnya Surat Yakobus. Beberapa gagasan dalam surat Yakobus tidak sesuai dengan ajaran Luther, misalnya tentang ajaran Luther yang menyatakan bahwa perbuatan baik tidak diperlukan dalam memperoleh keselamatan, melainkan hanya iman. Tetapi, pada akhirnya, ia harus memasukkan juga Surat Yakobus dalam kanonnya.
Kitab-kitab Perjanjian Lama yang diakui baik oleh Gereja Katolik maupun Gereja Protestan disebut Protokanonika (protokanonika: kanon yang pertama). Kitab-kitab Perjanjian Lama yang diakui oleh Gereja Katolik tetapi tidak diakui oleh Gereja Protestan di tempatkan di bagian antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Bagian ini oleh Gereja Katolik disebut Deuterokanonika (deuterokanonika: kanon yang kedua), sedang oleh Gereja Protestan disebut Apokrip (apokrip : buku-buku keagamaan yang baik untuk dibaca tetapi tidak diilhami Roh Kudus).
Hingga kini Gereja Katolik terus mempertahankan serta menghormati kitab-kitab seperti yang telah diterima oleh Gereja Kristen Purba. Jika Kitab Suci yang mereka wariskan itu baik bagi mereka, tentu baik pula bagi kita. Coba bacalah kisah menarik tentang Tobit, dan coba baca juga nasehat-nasehat berharga dalam Kitab Kebijaksanaan di Kitab Suci Katolik-mu.
sumber: Romo Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com tambahan: Romo Dr. H. Pidyarto O.Carm; �Mempertanggungjawabkan Iman Katolik buku kesatu�
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: �diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Richard Lonsdale.�
Thursday, November 15, 2012
Mengenal Kitab Suci Katolik
oleh:
Sr. Mary Ann Strain, C.P.
Apa itu Kitab Suci?
Kitab Suci disebut juga Alkitab. Istilah �Kitab Suci� lebih akrab di hati umat Katolik. Karena Allah dan Sabda-Nya adalah suci, maka kitab yang memuat sabda-Nya disebut Kitab Suci. Sedangkan �Alkitab�, berasal dari bahasa Arab yang artinya sang kitab, lebih akrab di hati umat Protestan. Kitab Suci merupakan kumpulan buku yang ditulis oleh penulis manusia dengan ilham dari Allah. Buku-buku tersebut berisi tulisan tentang wahyu Tuhan dan rencana keselamatan umat manusia.
Berapa jumlah kitab dalam Kitab Suci?
Menurut Gereja Katolik, Kitab Suci terdiri dari 72 atau 73 kitab, tergantung dari cara kita menghitungnya. Perinciannya adalah 46 kitab Perjanjian Lama dan 27 kitab Perjanjian Baru; jumlah seluruhnya 73 kitab. Namun, karena Konsili Trente (tahun 1545-1563) menghitung Kitab Ratapan sebagai bagian dari Kitab nabi Yeremia, maka jumlah kitab menjadi 72 saja.
Kitab-kitab dalam Kitab Suci ditulis dalam beberapa bentuk literatur yang berbeda. Penting bagi kita mengenali bentuk-bentuk literatur yang berbeda tersebut ketika membaca Kitab Suci, sama halnya penting bagi kita mengenali bentuk-bentuk tulisan yang berbeda dalam suatu surat kabar. Misalnya, ketika membaca surat kabar kita harus tahu apakah kita sedang membaca bagian editorial, atau berita, atau iklan.
Apa itu Perjanjian Lama?
Perjanjian Lama, atau Kitab-kitab Yahudi, merupakan tulisan tentang hubungan Tuhan dengan Israel, �bangsa pilihan�. Ditulis antara tahun 900 SM hingga 160 SM. Ke-46 kitab dalam Perjanjian Lama dapat dibagi dalam empat bagian: 5 Kitab Pentateukh, 16 Kitab Sejarah, 7 Kitab Puitis dan Hikmat, serta 18 Kitab Para Nabi.
Sebagian besar Perjanjian Lama dipengaruhi oleh literatur negara-negara tetangga Israel di Timur Tengah. Untuk menceritakan kisah-kisah mereka sendiri, bangsa Israel meminjam kebudayaan bangsa-bangsa sekitarnya serta meniru bentuk-bentuk literatur mereka.
Apa itu Pentateukh?
Pentateukh adalah kelima kitab pertama dalam Perjanjian Lama, yaitu:
5 Kitab Pentateukh:
Banyak kisah-kisah Kitab Suci yang terkenal ditemukan dalam kitab-kitab Pentateukh termasuk kisah penciptaan, Adam dan Hawa, bahtera Nuh serta kisah-kisah lain tentang asal-mula bangsa Israel dan pelarian mereka di bawah pimpinan Musa dari perbudakan Mesir.
Sepuluh Perintah Allah dan hukum-hukum lainnya menyangkut hidup dan ibadat bangsa Israel juga didapati dalam Kitab Pentateukh. Oleh sebab itu, Kitab Pentateukh disebut juga Kitab Hukum atau Kitab Taurat.
Apa itu Kitab Sejarah?
Sesuai namanya, Kitab Sejarah berisi kisah tentang sejarah bangsa Israel serta campur tangan Allah dalam sejarah mereka.
16 Kitab Sejarah:
* 7 Kitab yang termasuk Deuterokanonika
Kisah-kisah tentang para tokoh terkenal, baik pria maupun wanita, dalam sejarah Israel dapat ditemukan dalam kitab-kitab ini, termasuk tentang Raja Daud dan Raja Salomo, juga Debora, Yudit, Ratu Ester. Kitab-kitab Sejarah mengungkapkan suatu pola hubungan yang menarik antara Tuhan dengan Bangsa Pilihan-Nya. Apabila mereka setia pada Tuhan dan pada hukum-hukum-Nya, maka hidup mereka sejahtera dan Tuhan melindungi mereka dari para musuh. Tetapi, apabila mereka menyembah allah-allah lain dan hidup penuh cela di hadapan Tuhan, dengan kata lain mengatakan kepada-Nya, �Kami tidak membutuhkan Engkau,� maka bencana datang susul-menyusul menimpa mereka.
Apa itu Kitab Puitis dan Hikmat?
Ada tujuh Kitab Puitis dan Hikmat yang agak berbeda dalam gaya literatur serta isinya. Termasuk di dalamnya adalah Mazmur, yaitu doa-doa yang ditulis dalam bentuk puitis. Terdapat kitab-kitab tentang bagaimana mencapai hidup bahagia, seperti Amsal dan Putera Sirakh. Kidung Agung, salah satu puisi cinta paling sensual yang pernah ditulis, menggambarkan kasih mesra Tuhan yang begitu besar bagi umat-Nya.
7 Kitab Puitis dan Hikmat:
Apa itu Kitab Para Nabi?
Kitab Para Nabi berisi tulisan-tulisan para nabi besar Israel. Peran para nabi adalah menjaga agar Bangsa Terpilih tetap setia pada perjanjian yang telah mereka buat dengan Tuhan dan membawa mereka kembali apabila mereka menyimpang dari Tuhan. Tulisan-tulisan yang amat berpengaruh ini menggambarkan dengan jelas ganjaran jika mereka setia dan hukuman jika mereka tidak setia. Di samping itu, secara misterius, kitab-kitab para nabi menubuatkan kedatangan Sang Mesias dan memberikan gambaran tentang-Nya. Kelahiran Yesus di Betlehem dari seorang perawan, pewartaan-Nya bagi mereka yang sakit, miskin, dan tertindas, juga wafat-Nya yang ngeri, semuanya telah dinubuatkan dalam kitab-kitab para nabi.
18 Kitab Para Nabi:
11 Yunus Yun 12 Mikha Mi 13 Nahum Nah 14 Habakuk Hab 15 Zefanya Zef 16 Hagai Hag 17 Zakharia Za 18 Maleakhi Mal Apa itu Perjanjian Baru? Perjanjian Baru terdiri dari dua puluh tujuh kitab yang semuanya ditulis dalam bahasa Yunani antara tahun 50 M hingga 140 M. Perjanjian Baru meliputi Injil, Kisah Para Rasul, Epistula atau Surat-surat dan Kitab Wahyu. Tema inti Perjanjian Baru adalah Yesus Kristus; pribadi-Nya, pesan-Nya, sengsara-Nya, wafat serta kebangkitan-Nya, identitas-Nya sebagai Mesias yang dijanjikan dan hubungan-Nya dengan kita sebagai Tuhan dan saudara. Mengapa Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani? Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani karena pada waktu itu bahasa Yunani merupakan bahasa percakapan yang paling umum dipergunakan di wilayah Laut Tengah. Apa itu Injil? Injil merupakan turunan kata Arab yang artinya Kabar Gembira. Dalam bahasa Yunani 'euaggelion'; dalam bahasa Latin 'evangelium'. Ada empat Injil. Masing-masing Injil menceritakan kisah hidup, ajaran-ajaran, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus: sumber : �Ask a Catholic: What is the Bible?� by Mary Ann Strain, C.P.; www.cptryon.org tambahan: 1. �Awal Persahabatan dengan Kitab Suci� oleh I. Marsana Windhu; Penerbit Kanisius; 2. �Mempertanggungjawabkan Iman Katolik buku Kesatu� oleh Dr. H. Pidyarto O.Carm; Penerbit Dioma Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: �diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Victor Hoagland, CP.�
Sr. Mary Ann Strain, C.P.
Apa itu Kitab Suci?
Kitab Suci disebut juga Alkitab. Istilah �Kitab Suci� lebih akrab di hati umat Katolik. Karena Allah dan Sabda-Nya adalah suci, maka kitab yang memuat sabda-Nya disebut Kitab Suci. Sedangkan �Alkitab�, berasal dari bahasa Arab yang artinya sang kitab, lebih akrab di hati umat Protestan. Kitab Suci merupakan kumpulan buku yang ditulis oleh penulis manusia dengan ilham dari Allah. Buku-buku tersebut berisi tulisan tentang wahyu Tuhan dan rencana keselamatan umat manusia.
Berapa jumlah kitab dalam Kitab Suci?
Menurut Gereja Katolik, Kitab Suci terdiri dari 72 atau 73 kitab, tergantung dari cara kita menghitungnya. Perinciannya adalah 46 kitab Perjanjian Lama dan 27 kitab Perjanjian Baru; jumlah seluruhnya 73 kitab. Namun, karena Konsili Trente (tahun 1545-1563) menghitung Kitab Ratapan sebagai bagian dari Kitab nabi Yeremia, maka jumlah kitab menjadi 72 saja.
Kitab-kitab dalam Kitab Suci ditulis dalam beberapa bentuk literatur yang berbeda. Penting bagi kita mengenali bentuk-bentuk literatur yang berbeda tersebut ketika membaca Kitab Suci, sama halnya penting bagi kita mengenali bentuk-bentuk tulisan yang berbeda dalam suatu surat kabar. Misalnya, ketika membaca surat kabar kita harus tahu apakah kita sedang membaca bagian editorial, atau berita, atau iklan.
Apa itu Perjanjian Lama?
Perjanjian Lama, atau Kitab-kitab Yahudi, merupakan tulisan tentang hubungan Tuhan dengan Israel, �bangsa pilihan�. Ditulis antara tahun 900 SM hingga 160 SM. Ke-46 kitab dalam Perjanjian Lama dapat dibagi dalam empat bagian: 5 Kitab Pentateukh, 16 Kitab Sejarah, 7 Kitab Puitis dan Hikmat, serta 18 Kitab Para Nabi.
Sebagian besar Perjanjian Lama dipengaruhi oleh literatur negara-negara tetangga Israel di Timur Tengah. Untuk menceritakan kisah-kisah mereka sendiri, bangsa Israel meminjam kebudayaan bangsa-bangsa sekitarnya serta meniru bentuk-bentuk literatur mereka.
Apa itu Pentateukh?
Pentateukh adalah kelima kitab pertama dalam Perjanjian Lama, yaitu:
5 Kitab Pentateukh:
1. | Kejadian | (Kej) |
2. | Keluaran | (Kel) |
3. | Imamat | (Im) |
4. | Bilangan | (Bil) |
5. | Ulangan | (Ul) |
Banyak kisah-kisah Kitab Suci yang terkenal ditemukan dalam kitab-kitab Pentateukh termasuk kisah penciptaan, Adam dan Hawa, bahtera Nuh serta kisah-kisah lain tentang asal-mula bangsa Israel dan pelarian mereka di bawah pimpinan Musa dari perbudakan Mesir.
Sepuluh Perintah Allah dan hukum-hukum lainnya menyangkut hidup dan ibadat bangsa Israel juga didapati dalam Kitab Pentateukh. Oleh sebab itu, Kitab Pentateukh disebut juga Kitab Hukum atau Kitab Taurat.
Apa itu Kitab Sejarah?
Sesuai namanya, Kitab Sejarah berisi kisah tentang sejarah bangsa Israel serta campur tangan Allah dalam sejarah mereka.
16 Kitab Sejarah:
1. | Yosua | ( Yos ) |
2. | Hakim-hakim | ( Hak ) |
3. | Rut | ( Rut ) |
4. | 1 Samuel | ( 1 Sam ) |
5. | 2 Samuel | ( 2 Sam ) |
6. | 1 Raja-raja | ( 1 Raj ) |
7. | 2 Raja-raja | ( 2 Raj ) |
8. | 1 Tawarikh | ( 1 Taw ) |
9. | 2 Tawarikh | ( 2 Taw ) |
10. | Ezra | ( Ezr ) |
11. | Nehemia | ( Neh ) |
12. | Tobit | ( Tob ) |
13. | Yudit | ( Ydt ) |
14. | Ester | ( Est ) |
15. | 1 Makabe | ( 1 Mak ) |
16. | 2 Makabe | ( 2 Mak ) |
* 7 Kitab yang termasuk Deuterokanonika
Kisah-kisah tentang para tokoh terkenal, baik pria maupun wanita, dalam sejarah Israel dapat ditemukan dalam kitab-kitab ini, termasuk tentang Raja Daud dan Raja Salomo, juga Debora, Yudit, Ratu Ester. Kitab-kitab Sejarah mengungkapkan suatu pola hubungan yang menarik antara Tuhan dengan Bangsa Pilihan-Nya. Apabila mereka setia pada Tuhan dan pada hukum-hukum-Nya, maka hidup mereka sejahtera dan Tuhan melindungi mereka dari para musuh. Tetapi, apabila mereka menyembah allah-allah lain dan hidup penuh cela di hadapan Tuhan, dengan kata lain mengatakan kepada-Nya, �Kami tidak membutuhkan Engkau,� maka bencana datang susul-menyusul menimpa mereka.
Apa itu Kitab Puitis dan Hikmat?
Ada tujuh Kitab Puitis dan Hikmat yang agak berbeda dalam gaya literatur serta isinya. Termasuk di dalamnya adalah Mazmur, yaitu doa-doa yang ditulis dalam bentuk puitis. Terdapat kitab-kitab tentang bagaimana mencapai hidup bahagia, seperti Amsal dan Putera Sirakh. Kidung Agung, salah satu puisi cinta paling sensual yang pernah ditulis, menggambarkan kasih mesra Tuhan yang begitu besar bagi umat-Nya.
7 Kitab Puitis dan Hikmat:
1. | Ayub | ( Ayb ) |
2. | Mazmur | ( Mzm ) |
3. | Amsal | ( Ams ) |
4. | Pengkotbah | ( Pkh ) |
5. | Kidung Agung | ( Kid ) |
6. | Kebijaksanaan Salomo | ( Keb ) |
7. | Putera Sirak | ( Sir ) |
Apa itu Kitab Para Nabi?
Kitab Para Nabi berisi tulisan-tulisan para nabi besar Israel. Peran para nabi adalah menjaga agar Bangsa Terpilih tetap setia pada perjanjian yang telah mereka buat dengan Tuhan dan membawa mereka kembali apabila mereka menyimpang dari Tuhan. Tulisan-tulisan yang amat berpengaruh ini menggambarkan dengan jelas ganjaran jika mereka setia dan hukuman jika mereka tidak setia. Di samping itu, secara misterius, kitab-kitab para nabi menubuatkan kedatangan Sang Mesias dan memberikan gambaran tentang-Nya. Kelahiran Yesus di Betlehem dari seorang perawan, pewartaan-Nya bagi mereka yang sakit, miskin, dan tertindas, juga wafat-Nya yang ngeri, semuanya telah dinubuatkan dalam kitab-kitab para nabi.
18 Kitab Para Nabi:
1. | Yesaya | ( Yes ) |
2. | Yeremia | ( Yer ) |
3. | Ratapan | ( Rat ) |
4. | Barukh | ( Bar ) |
5. | Yehezkiel | ( Yeh ) |
6. | Daniel | ( Dan ) |
7. | Hosea | ( Hos ) |
8. | Yoel | ( Yl ) |
9. | Amos | ( Am ) |
10. | Obaja | ( Ob ) |
11. | Yunus | ( Yn ) |
11 Yunus Yun 12 Mikha Mi 13 Nahum Nah 14 Habakuk Hab 15 Zefanya Zef 16 Hagai Hag 17 Zakharia Za 18 Maleakhi Mal Apa itu Perjanjian Baru? Perjanjian Baru terdiri dari dua puluh tujuh kitab yang semuanya ditulis dalam bahasa Yunani antara tahun 50 M hingga 140 M. Perjanjian Baru meliputi Injil, Kisah Para Rasul, Epistula atau Surat-surat dan Kitab Wahyu. Tema inti Perjanjian Baru adalah Yesus Kristus; pribadi-Nya, pesan-Nya, sengsara-Nya, wafat serta kebangkitan-Nya, identitas-Nya sebagai Mesias yang dijanjikan dan hubungan-Nya dengan kita sebagai Tuhan dan saudara. Mengapa Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani? Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani karena pada waktu itu bahasa Yunani merupakan bahasa percakapan yang paling umum dipergunakan di wilayah Laut Tengah. Apa itu Injil? Injil merupakan turunan kata Arab yang artinya Kabar Gembira. Dalam bahasa Yunani 'euaggelion'; dalam bahasa Latin 'evangelium'. Ada empat Injil. Masing-masing Injil menceritakan kisah hidup, ajaran-ajaran, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus: sumber : �Ask a Catholic: What is the Bible?� by Mary Ann Strain, C.P.; www.cptryon.org tambahan: 1. �Awal Persahabatan dengan Kitab Suci� oleh I. Marsana Windhu; Penerbit Kanisius; 2. �Mempertanggungjawabkan Iman Katolik buku Kesatu� oleh Dr. H. Pidyarto O.Carm; Penerbit Dioma Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: �diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Victor Hoagland, CP.�
Monday, November 12, 2012
Apakah Yang Dimaksud Dengan Injil ?
Sering kita mendengar sebuah pendapat yang berasal dari sebuah keyakinan bahwa para Nabi diutus ke dunia oleh Tuhan Allah dan diperlengkapi dengan sebuah Kitab Suci sebagai sumber pewartaannya. Berpegang pada pendapat ini ada yang berkeyakinan bahwa Injil adalah Kitab Suci yang ditulis oleh Yesus sendiri. Padahal kenyataannya tidaklah demikian. Pengertian Injil yang sebenarnya bukanlah sebuah buku (Kitab) yang ditulis oleh seseorang. Iman kristiani memiliki pengertian yang sama sekali berbeda tentang pengertian Injil. Injil berasal dari bahasa Yunani: �Euvangelion� yang artinya Kabar Gembira atau Kabar Baik (Anda tentu akrab dengan istilan Evangelist yang artinya pewarta kabar gembira). Lalu pertanyaannya adalah �kabar gembira tentang apa itu?�
Pengikut Kristus memahami bahwa Injil (Euvagelion) itu bukanlah sebuah buku yang jatuh dari langit, melainkan Firman Allah yang hidup dalam diri Yesus Kristus. �Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran� (Yoh 1:14). Jadi, seluruh pribadi Yesus Kristus dari Nazaret inilah yang disebut dengan Injil, Kabar Gembira dari Allah. Seluruh hidup, sabda, dan karya-Nya adalah warta gembira dari Allah yang mengasihi dan mau menyelamatkan manusia.
Bila dulu Tuhan menyampaikan Firman-Nya melalui para nabi, kini Dia menyampaikan Firman-Nya dalam diri Yesus Kristus. �Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka� (Ibr 1:1-4). Sekali lagi, Injil atau Kabar Gembira itu adalah Yesus Kristus sendiri, Firman Allah yang hidup dan yang telah menjadi manusia, dan di dalam Dia, dalam segenap karya penebusannya, melalui salib dan kebangkitannya, semua manusia telah memperoleh jalan keselamatan. Dan ini perlu diwartakan kepada semua orang, ialah kabar gembira tentang datangnya Sang Penyelamat umat manusia.
Selama hidupnya, Yesus bergaul dengan para muridNya, mengajar, menyembuhkan, membuat mujizat dan seterusnya, Yesus tidak pernah meninggalkan satu pun buku atau tulisan atau diktat. Memang pernah disebutkan bahwa Yesus pernah menulis, tapi itupun menulis di atas tanah! (Yoh 8:6). Maka setelah kebangkitan-Nya, para rasul mewartakan siapakah Yesus yang telah wafat tersalib dan bangkit mulia itu secara lisan. Mereka adalah saksi mata atas peristiwa Yesus (bdk. 1 Yoh 1:1). Dan mereka berani mempertaruhkan nyawanya demi membela kebenaran warta Injil. Seandainya mereka berbohong, kenapa St. Stefanus rela dilempari batu sampai mati, St. Yakobus dibunuh dengan pedang, St. Petrus sampai mau disalib-terbalikkan, St. Paulus dipenggal kepalanya? Mereka bukanlah orang-orang nekad laiknya pengebom bunuh diri yang membahayakan nyawa orang lain. Mereka adalah orang-orang lugu tulus yang mewartakan kebenaran dan berani mati demi kebenaran yang menyelamatkan ini. Maka dari sejak awal para pengikut Kristus menerima pewartaan siapakah Yesus Kristus ini dari para saksi mata dan para rasulnya yang setia.
Dan dengan berjalannya waktu, banyaklah saksi mata yang mulai meninggal, maka mulai diperlukan buku yang merekam pewartaan para rasul. Inilah keempat kitab Injil yang kita kenal dan akui sekarang. Keempatnya ditulis oleh rasul Yesus (Matius dan Yohanes) ataupun murid dari para rasul (Markus adalah murid St. Petrus dan Lukas adalah murid St. Paulus). Maka tidaklah mengherankan bila ada variasi dalam mengungkapkan peristiwa yang sama di antara keempat Injil; sama halnya dengan peristiwa bobolnya tanggul di Situ Gintung (27 Maret 2009) dilaporkan tidak persis sama oleh para wartawan, masing-masing mengungkapkan peristiwa yang sama dengan ungkapan dan gaya yang berbeda-beda. Dan Gereja yang sejak awal mendengar pewartaan para rasul Yesus inilah yang menyatakan apakah tulisan itu secara benar telah melukiskan iman Gereja akan Yesus Kristus atau tidak.
Sebab dalam perkembangan sejarah, pada abad kedua - ketiga, juga mulai menyusup paham Gnostisme dari Persia yang menganggap bahwa materi (termasuk tubuh) itu jahat dan roh murni itu baik. Maka Gnostisme yang menyusup dalam kekristenan pada abad kedua - ketiga ini pun mulai menciptakan Injil mereka sendiri dan membentuk sekte-sekte tersendiri. Injil milik mereka adalah Injil Thomas, Injil Maria Magdalena, Injil Yudas, dsb. Di sini mereka lebih tertarik pada kata-kata Yesus yang dianggap bisa memberikan �gnosis� (pengetahuan rahasia) agar roh manusia mengalami pelepasan dari tubuh yang jahat ini. Maka mereka menganggap sepi peristiwa penyaliban Yesus dan lebih mencari dan mengumpulkan kata-kata Yesus yang dianggap mengandung �gnosis� lalu dicocokkan dengan paham mereka sendiri. Jadi, Gnostisme ini sudah ada dan menyebar sebelumnya mulai dari Persia; lalu orang Kristen yang tertarik dengan Gnostisme ini pun mulai mensikretiskan kedua ajaran ini dan lahirlah injil-injil gnostis ciptaan mereka (paling awal abad kedua). Maka pemahaman mereka tentang Yesus berbeda dengan iman Gereja awali yang diwariskan oleh para rasul.
Tentu saja terhadap injil-injil demikian Gereja menolaknya sebab apa yang mereka tulis tidak menggambarkan iman yang diajarkan dan diwariskan oleh para rasul Yesus. Inilah yang kemudian disebut dengan injil-injil apokrip dan ajaran mereka dianggap sesat (bidaah). Aneka literature yang ditemukan di perpustakaan Nag Hammadi - Mesir (1948) adalah koleksi bidaah Gnostisme Kristen ini dan sekarang telah banyak dipublikasikan, seperti Injil Thomas, Injil Yudas, Injil Maria Magdalena, dsb; sehingga mungkin akan membuat umat awam merasa bingung. Informasi detail mengenai injil-injil apokrip ini bisa dibaca dalam buku Rm. Deshi Ramadhani, SJ �Menguak Injil-Injil Rahasia� (Kanisius, 2007). Semoga setelah ini, Anda tidak lagi terkecoh dan tetap berpegang teguh pada iman apostolik (diajarkan oleh para rasul).
Sumber : http://programkatekese.blogspot.com/2011/04/apakah-yang-dimaksud-dengan-injil.html
Pengikut Kristus memahami bahwa Injil (Euvagelion) itu bukanlah sebuah buku yang jatuh dari langit, melainkan Firman Allah yang hidup dalam diri Yesus Kristus. �Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran� (Yoh 1:14). Jadi, seluruh pribadi Yesus Kristus dari Nazaret inilah yang disebut dengan Injil, Kabar Gembira dari Allah. Seluruh hidup, sabda, dan karya-Nya adalah warta gembira dari Allah yang mengasihi dan mau menyelamatkan manusia.
Bila dulu Tuhan menyampaikan Firman-Nya melalui para nabi, kini Dia menyampaikan Firman-Nya dalam diri Yesus Kristus. �Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka� (Ibr 1:1-4). Sekali lagi, Injil atau Kabar Gembira itu adalah Yesus Kristus sendiri, Firman Allah yang hidup dan yang telah menjadi manusia, dan di dalam Dia, dalam segenap karya penebusannya, melalui salib dan kebangkitannya, semua manusia telah memperoleh jalan keselamatan. Dan ini perlu diwartakan kepada semua orang, ialah kabar gembira tentang datangnya Sang Penyelamat umat manusia.
Selama hidupnya, Yesus bergaul dengan para muridNya, mengajar, menyembuhkan, membuat mujizat dan seterusnya, Yesus tidak pernah meninggalkan satu pun buku atau tulisan atau diktat. Memang pernah disebutkan bahwa Yesus pernah menulis, tapi itupun menulis di atas tanah! (Yoh 8:6). Maka setelah kebangkitan-Nya, para rasul mewartakan siapakah Yesus yang telah wafat tersalib dan bangkit mulia itu secara lisan. Mereka adalah saksi mata atas peristiwa Yesus (bdk. 1 Yoh 1:1). Dan mereka berani mempertaruhkan nyawanya demi membela kebenaran warta Injil. Seandainya mereka berbohong, kenapa St. Stefanus rela dilempari batu sampai mati, St. Yakobus dibunuh dengan pedang, St. Petrus sampai mau disalib-terbalikkan, St. Paulus dipenggal kepalanya? Mereka bukanlah orang-orang nekad laiknya pengebom bunuh diri yang membahayakan nyawa orang lain. Mereka adalah orang-orang lugu tulus yang mewartakan kebenaran dan berani mati demi kebenaran yang menyelamatkan ini. Maka dari sejak awal para pengikut Kristus menerima pewartaan siapakah Yesus Kristus ini dari para saksi mata dan para rasulnya yang setia.
Dan dengan berjalannya waktu, banyaklah saksi mata yang mulai meninggal, maka mulai diperlukan buku yang merekam pewartaan para rasul. Inilah keempat kitab Injil yang kita kenal dan akui sekarang. Keempatnya ditulis oleh rasul Yesus (Matius dan Yohanes) ataupun murid dari para rasul (Markus adalah murid St. Petrus dan Lukas adalah murid St. Paulus). Maka tidaklah mengherankan bila ada variasi dalam mengungkapkan peristiwa yang sama di antara keempat Injil; sama halnya dengan peristiwa bobolnya tanggul di Situ Gintung (27 Maret 2009) dilaporkan tidak persis sama oleh para wartawan, masing-masing mengungkapkan peristiwa yang sama dengan ungkapan dan gaya yang berbeda-beda. Dan Gereja yang sejak awal mendengar pewartaan para rasul Yesus inilah yang menyatakan apakah tulisan itu secara benar telah melukiskan iman Gereja akan Yesus Kristus atau tidak.
Sebab dalam perkembangan sejarah, pada abad kedua - ketiga, juga mulai menyusup paham Gnostisme dari Persia yang menganggap bahwa materi (termasuk tubuh) itu jahat dan roh murni itu baik. Maka Gnostisme yang menyusup dalam kekristenan pada abad kedua - ketiga ini pun mulai menciptakan Injil mereka sendiri dan membentuk sekte-sekte tersendiri. Injil milik mereka adalah Injil Thomas, Injil Maria Magdalena, Injil Yudas, dsb. Di sini mereka lebih tertarik pada kata-kata Yesus yang dianggap bisa memberikan �gnosis� (pengetahuan rahasia) agar roh manusia mengalami pelepasan dari tubuh yang jahat ini. Maka mereka menganggap sepi peristiwa penyaliban Yesus dan lebih mencari dan mengumpulkan kata-kata Yesus yang dianggap mengandung �gnosis� lalu dicocokkan dengan paham mereka sendiri. Jadi, Gnostisme ini sudah ada dan menyebar sebelumnya mulai dari Persia; lalu orang Kristen yang tertarik dengan Gnostisme ini pun mulai mensikretiskan kedua ajaran ini dan lahirlah injil-injil gnostis ciptaan mereka (paling awal abad kedua). Maka pemahaman mereka tentang Yesus berbeda dengan iman Gereja awali yang diwariskan oleh para rasul.
Tentu saja terhadap injil-injil demikian Gereja menolaknya sebab apa yang mereka tulis tidak menggambarkan iman yang diajarkan dan diwariskan oleh para rasul Yesus. Inilah yang kemudian disebut dengan injil-injil apokrip dan ajaran mereka dianggap sesat (bidaah). Aneka literature yang ditemukan di perpustakaan Nag Hammadi - Mesir (1948) adalah koleksi bidaah Gnostisme Kristen ini dan sekarang telah banyak dipublikasikan, seperti Injil Thomas, Injil Yudas, Injil Maria Magdalena, dsb; sehingga mungkin akan membuat umat awam merasa bingung. Informasi detail mengenai injil-injil apokrip ini bisa dibaca dalam buku Rm. Deshi Ramadhani, SJ �Menguak Injil-Injil Rahasia� (Kanisius, 2007). Semoga setelah ini, Anda tidak lagi terkecoh dan tetap berpegang teguh pada iman apostolik (diajarkan oleh para rasul).
Sumber : http://programkatekese.blogspot.com/2011/04/apakah-yang-dimaksud-dengan-injil.html
Monday, November 5, 2012
Bolehkah Menyambut Komuni Lebih dari Satu Kali dalam Sehari?
oleh: P. William P. Saunders *
Berapa kalikah seseorang diperkenankan menyambut Komuni Kudus dalam satu hari? Saya menghadiri Misa Perkawinan pagi hari dan kemudian pergi ke Misa Sabtu sore. Saya tidak yakin apakah saya diperkenankan menyambut Komuni Kudus untuk kedua kalinya.
Kitab Hukum Kanonik No. 917 menyatakan, �Yang telah sambut Ekaristi mahakudus, dapat menyambut lagi hari itu hanya dalam perayaan Ekaristi yang ia ikuti, dengan tetap berlaku ketentuan kan. 921 �2.� Selanjutnya, Kan. 921 �2 menyatakan, �Meskipun pada hari yang sama telah sambut komuni suci, namun sangat dianjurkan agar mereka yang berada dalam bahaya mati sambut komuni lagi.� Singkat kata, orang diperkenankan menyambut Komuni Kudus dua kali dalam satu hari.
Patutlah kita menghormati alasan pemikiran yang mendasari hukum resmi Gereja tersebut. Kurban Kudus Misa dan Perayaan Ekaristi merupakan �pusat sejati dari keseluruhan hidup Kristiani, baik bagi Gereja universal maupun bagi kongregasi lokal Gereja tersebut� (Pedoman Penyembahan Misteri Ekaristi, no. 6). Perayaan Misa dan menyambut Komuni Kudus pada hakekatnya saling berhubungan erat. Terlebih lagi, bagian-bagian Misa, teristimewa Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi, membentuk suatu kesatuan yang utuh.
Sebab itu, dalam keadaan normal, orang wajib ambil bagian secara penuh dalam keseluruhan rangkaian Perayaan Misa dengan mempersembahkan dirinya sendiri kepada Tuhan. Orang wajib ikut ambil bagian sejak dari awal hingga akhir Perayaan Misa, mencurahkan perhatian sepenuhnya sebaik yang dapat ia lakukan. Partisipasi penuh dan perhatiannya menghantar orang tersebut menyambut Komuni Kudus dengan layak. Menyambut Komuni Kudus dengan layak tidak saja memungkinkan orang untuk masuk dalam persekutuan dengan Kristus, tetapi juga mengikat orang tersebut dalam persekutuan iman dan kasih dengan para anggota Gereja lainnya.
Jangan pernah, dalam keadaan normal, kita memisahkan penerimaan Komuni Kudus dari Perayaan Misa selanjutnya. Gereja memberikan ijin untuk menyambut Komuni Kudus dua kali dalam satu hari bagi kepentingan mereka yang menghadiri mungkin Misa Perkawinan dan Misa Pemakaman pada hari yang sama, atau ikut ambil bagian dalam Misa Harian dan kemudian pergi pula mengikuti Misa dengan intensi khusus pada hari yang sama; namun demikian, persyaratannya adalah bahwa ia ikut ambil bagian dalam keseluruhan Misa dalam masing-masing Misa tersebut. Sayang sekali, saya mengenal orang-orang yang secara rutin setiap hari �muncul� dalam Misa (bahkan beberapa Misa) tepat pada saat pembagian Komuni Kudus dan kemudian menghilang sebelum Perayaan Misa berakhir; seakan-akan mereka mendapatkan �obat Yesus� untuk hari itu daripada menghaturkan sembah sujud kepada Tuhan dan menyambut Sakramen Mahakudus dengan sepenuh hati.
Seperti dinyatakan dalam Kitab Hukum Kanonik 921 �2, dalam keadaan khusus apabila seseorang berada dalam bahaya maut, ia diperkenankan menyambut Komuni Kudus sebagai �viaticum� bersamaan dengan Sakramen Tobat dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit, bahkan meskipun ia telah menerima Komuni Kudus dua kali pada hari itu. Keadaan khusus lainnya apabila orang harus rawat inap di rumah sakit atau harus tinggal di rumah; orang tersebut diperkenankan menyambut Komuni Kudus tanpa harus ambil bagian dalam Misa, tetapi tidak diperkenankan menyambut Komuni Kudus lebih dari satu kali dalam satu hari kecuali jika ia berada dalam bahaya maut.
Dua persyaratan utama lainnya yang mengatur masalah sambut Komuni Kudus ialah: Pertama, �Yang sadar berdosa berat, tanpa sambut sakramen pengakuan sebelumnya, jangan merayakan Misa atau menyambut Tubuh Tuhan, kecuali jika ada alasan berat serta tiada kesempatan mengaku; dalam hal demikian hendaknya ia ingat bahwa ia wajib membuat tobat sempurna, yang mencantum niat untuk mengaku secepat mungkin.� (Kitab Hukum Kanonik No. 916).
Kedua, �Yang hendak sambut Ekaristi mahakudus hendaknya berpantang dari segala macam makanan dan minuman selama waktu sekurang-kurangnya satu jam, terkecuali air semata-mata dan obat-obatan.� (Kitab Hukum Kanonik No. 919). Namun demikian, tenggang waktu berpuasa sebelum menyambut Komuni Kudus dikurangi hingga �kurang lebih seperempat jam� bagi mereka yang sakit di rumah ataupun di rumah sakit, bagi para lanjut usia yang harus tinggal di rumah ataupun di panti, dan bagi mereka yang merawat orang-orang tersebut dan tidak mungkin memperhatikan waktu puasa bagi dirinya sendiri (Immensae Caritatis, 1973).
Gereja dalam kebijaksanaannya menetapkan hukum-hukum ini guna membantu kita agar memiliki kehidupan rohani yang seimbang, dan terhindar dari sikap ekstrim. Sama seperti Gereja mewajibkan umatnya untuk menyambut Komuni Kudus sekurang-kurangnya sekali dalam setahun (�kewajiban Paskah�), demikian pula Gereja membatasi seringnya kita menyambut Komuni Kudus dalam satu hari.
* Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls. sumber : �Straight Answers: Receiving Communion More Than Once a Day� by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright �2003 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: �diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.�
Berapa kalikah seseorang diperkenankan menyambut Komuni Kudus dalam satu hari? Saya menghadiri Misa Perkawinan pagi hari dan kemudian pergi ke Misa Sabtu sore. Saya tidak yakin apakah saya diperkenankan menyambut Komuni Kudus untuk kedua kalinya.
~ seorang pembaca di Sterling
Kitab Hukum Kanonik No. 917 menyatakan, �Yang telah sambut Ekaristi mahakudus, dapat menyambut lagi hari itu hanya dalam perayaan Ekaristi yang ia ikuti, dengan tetap berlaku ketentuan kan. 921 �2.� Selanjutnya, Kan. 921 �2 menyatakan, �Meskipun pada hari yang sama telah sambut komuni suci, namun sangat dianjurkan agar mereka yang berada dalam bahaya mati sambut komuni lagi.� Singkat kata, orang diperkenankan menyambut Komuni Kudus dua kali dalam satu hari.
Patutlah kita menghormati alasan pemikiran yang mendasari hukum resmi Gereja tersebut. Kurban Kudus Misa dan Perayaan Ekaristi merupakan �pusat sejati dari keseluruhan hidup Kristiani, baik bagi Gereja universal maupun bagi kongregasi lokal Gereja tersebut� (Pedoman Penyembahan Misteri Ekaristi, no. 6). Perayaan Misa dan menyambut Komuni Kudus pada hakekatnya saling berhubungan erat. Terlebih lagi, bagian-bagian Misa, teristimewa Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi, membentuk suatu kesatuan yang utuh.
Sebab itu, dalam keadaan normal, orang wajib ambil bagian secara penuh dalam keseluruhan rangkaian Perayaan Misa dengan mempersembahkan dirinya sendiri kepada Tuhan. Orang wajib ikut ambil bagian sejak dari awal hingga akhir Perayaan Misa, mencurahkan perhatian sepenuhnya sebaik yang dapat ia lakukan. Partisipasi penuh dan perhatiannya menghantar orang tersebut menyambut Komuni Kudus dengan layak. Menyambut Komuni Kudus dengan layak tidak saja memungkinkan orang untuk masuk dalam persekutuan dengan Kristus, tetapi juga mengikat orang tersebut dalam persekutuan iman dan kasih dengan para anggota Gereja lainnya.
Jangan pernah, dalam keadaan normal, kita memisahkan penerimaan Komuni Kudus dari Perayaan Misa selanjutnya. Gereja memberikan ijin untuk menyambut Komuni Kudus dua kali dalam satu hari bagi kepentingan mereka yang menghadiri mungkin Misa Perkawinan dan Misa Pemakaman pada hari yang sama, atau ikut ambil bagian dalam Misa Harian dan kemudian pergi pula mengikuti Misa dengan intensi khusus pada hari yang sama; namun demikian, persyaratannya adalah bahwa ia ikut ambil bagian dalam keseluruhan Misa dalam masing-masing Misa tersebut. Sayang sekali, saya mengenal orang-orang yang secara rutin setiap hari �muncul� dalam Misa (bahkan beberapa Misa) tepat pada saat pembagian Komuni Kudus dan kemudian menghilang sebelum Perayaan Misa berakhir; seakan-akan mereka mendapatkan �obat Yesus� untuk hari itu daripada menghaturkan sembah sujud kepada Tuhan dan menyambut Sakramen Mahakudus dengan sepenuh hati.
Seperti dinyatakan dalam Kitab Hukum Kanonik 921 �2, dalam keadaan khusus apabila seseorang berada dalam bahaya maut, ia diperkenankan menyambut Komuni Kudus sebagai �viaticum� bersamaan dengan Sakramen Tobat dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit, bahkan meskipun ia telah menerima Komuni Kudus dua kali pada hari itu. Keadaan khusus lainnya apabila orang harus rawat inap di rumah sakit atau harus tinggal di rumah; orang tersebut diperkenankan menyambut Komuni Kudus tanpa harus ambil bagian dalam Misa, tetapi tidak diperkenankan menyambut Komuni Kudus lebih dari satu kali dalam satu hari kecuali jika ia berada dalam bahaya maut.
Dua persyaratan utama lainnya yang mengatur masalah sambut Komuni Kudus ialah: Pertama, �Yang sadar berdosa berat, tanpa sambut sakramen pengakuan sebelumnya, jangan merayakan Misa atau menyambut Tubuh Tuhan, kecuali jika ada alasan berat serta tiada kesempatan mengaku; dalam hal demikian hendaknya ia ingat bahwa ia wajib membuat tobat sempurna, yang mencantum niat untuk mengaku secepat mungkin.� (Kitab Hukum Kanonik No. 916).
Kedua, �Yang hendak sambut Ekaristi mahakudus hendaknya berpantang dari segala macam makanan dan minuman selama waktu sekurang-kurangnya satu jam, terkecuali air semata-mata dan obat-obatan.� (Kitab Hukum Kanonik No. 919). Namun demikian, tenggang waktu berpuasa sebelum menyambut Komuni Kudus dikurangi hingga �kurang lebih seperempat jam� bagi mereka yang sakit di rumah ataupun di rumah sakit, bagi para lanjut usia yang harus tinggal di rumah ataupun di panti, dan bagi mereka yang merawat orang-orang tersebut dan tidak mungkin memperhatikan waktu puasa bagi dirinya sendiri (Immensae Caritatis, 1973).
Gereja dalam kebijaksanaannya menetapkan hukum-hukum ini guna membantu kita agar memiliki kehidupan rohani yang seimbang, dan terhindar dari sikap ekstrim. Sama seperti Gereja mewajibkan umatnya untuk menyambut Komuni Kudus sekurang-kurangnya sekali dalam setahun (�kewajiban Paskah�), demikian pula Gereja membatasi seringnya kita menyambut Komuni Kudus dalam satu hari.
* Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls. sumber : �Straight Answers: Receiving Communion More Than Once a Day� by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright �2003 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: �diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.�